Saya merasa yakin, kalau hati yang riang dan gembira akan melahirkan kegembiran pada orang-orang di sekitar kita. Bila hati kita gembira maka akan berdampak pada perilaku dan gesture dan perilaku kita. Hati riang biasanya akan melahirkan perilaku positif. Hal inilah yang akan menular ke orang lain.
Saya ambil contoh, ketika kita bertemu orang lain dengan wajah cerah dan senyum terkembang dari kedua sudut bibir, orang tentu akan menyambutnya dengan wajah serupa. Keramahan yang kita pancarkan kepada orang lain biasanya juga akan membuat orang tersebut bersikap senada dengan kita.
Demikian juga saat kita sedang beraktivitas. Setiap hal positif yang kita kerjakan, bila kita melakukannya dengan hati riang dan wajah terang, maka hasilnya pun akan memuaskan. Pekerjaan yang mulanya terasa berat dan melelahkan, akan terasa lebih ringan karena kita melakukannya dengan penuh keceriaan.
DR. H. Briliantono M. Soenarwo dalam buku Brilian 60, Menyikapi Hidup dengan Brilian menuturkan: “Entah mengapa, sejak dulu, saya selalu melakoni semua aktivitas dengan perasaan senang. Saya selalu mempunyai alasan untuk bersenang-senang. Seperti anak-anak yang sedang bermain. Apa pun permainan mereka, pasti mereka melakukannya dengan senang. Mereka main layang-layang dengan senang, main sepeda atau mobil-mobilan juga demikian. Main boneka dan masak-masakan dengan senang. Bahkan berlari-larian dan saling kejar pun mereka jalani sambil tertawa-tawa riang. Benar-benar mengasyikkan.”
Dalam menjalani hidup ini, kita perlu adanya keseimbangan. DR. H. Briliantono menjelaskan, agama, khususnya Islam, mengajarkan kita hidup secara seimbang antara aspek jasmaniah dan rohaniah. Jangan sampai kita habis-habisan mengejar kehidupan akhirat, sampai lupa kalau hidup di dunia sangat membutuhkan materi. Dalam Al-Qur’an, Surat Al-Qashshash 28:77 dijelaskan, “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi”.
Itu artinya, materi (berupa harta atau uang) juga penting dalam kehidupan kita, karena materi dapat menjadi penunjang kebutuhan rohani kita. Misalnya, pakaian yang baik dan tempat ibadah yang bersih dan nyaman, dapat mengantarkan kita pada kekhusyukan ibadah (halaman 109).
Buku genre motivasi ini layak dibaca. Semoga bisa menyemangati kita agar bisa menyikapi hidup dengan brilian.
***
Baca Juga
-
Rahasia Kebahagiaan dalam Buku 'Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan'
-
Cara Menghadapi Ujian Hidup dalam Buku Jangan Jadi Manusia, Kucing Aja!
-
Ulasan Buku Sukses Meningkatkan Kualitas Diri, Panduan Praktis Meraih Impian
-
Ulasan Buku Jangan Mau Jadi Orang Rata-rata, Gunakan Masa Muda dengan Baik
-
Panduan Mengajar untuk Para Guru dalam Buku Kompetensi Guru
Artikel Terkait
-
Ulasan Buku Why We Sleep: Pentingnya Tidur Bagi Kesehatan Tubuh dan Mental
-
Ulasan Buku My Home: Myself, Rumah sebagai Kanvas Kehidupan
-
Menggali Xenoglosofilia: Apa yang Membuat Kita Tertarik pada Bahasa Asing?
-
Menggali Makna Kehidupan dalam Buku Seni Tinggal di Bumi Karya Farah Qoonita
-
Hemat Tanpa Utang? Paylater Jadi Bantalan Hidup Keluarga Milenial di Tengah Tekanan Ekonomi
Ulasan
-
Love is A Promise: Berdamai dengan Trauma Demi Menemukan Cinta Sejati!
-
Ulasan Anime 'Gokusen': Ketika Petinggi Yakuza menjadi Guru Matematika
-
Kisah Persahabatan yang Mengubah Segalanya dalam Novel The Shark Caller
-
Ulasan Film 'Bila Esok Ibu Tiada', Ada Rahasia di Balik Senyum Ibu
-
Menggali Budaya dari Hidangan Sulawesi Selatan dalam Novel Kisah dari Dapur
Terkini
-
Alvin Lim Tuding Denny Sumargo Biang Kerok Konflik Agus Salim dan Teh Novi: Makanya Nggak Beres-Beres
-
Quick Count vs Hasil Resmi Pemilu: Akurasi atau Sekadar Kontroversi?
-
4 Pilihan OOTD Chic ala Jang Gyu-ri, Fashionable di Setiap Kesempatan!
-
Politik Uang di Pilkada: Mengapa Masyarakat Terus Terpengaruh?
-
5 Cara Ampuh Mengusir Keinginan Ngemil di Malam Hari, Bye-bye Badan Melar!