
Tafsir Al Mishbah adalah buku tafsir Al Quran karya Prof. M. Quraish Shihab yang amat populer di Indonesia. Tafsir Al Mishbah terdiri dari 15 jilid, diterbitkan Lentera Hati bekerja sama dengan Perpustakaan Umum Islam Imam Jama' Jakarta. Cetakan pertama November 2000, hingga kini masih terus dicetak ulang karena diburu para pencari ilmu sebagai bahan rujukan.
Al Mishbah sendiri memiliki arti: pelita yang berada di dalam kaca. Cahayanya menerangi hati hamba yang beriman kepada-Nya.
Menilik isinya, metode dan sistematika penulisan Tafsir Al Mishbah adalah dengan menulis terlebih dulu ayat-ayat dalam tiap surat yang ingin ditafsirkan. Kemudian menerjemahkan latar belakang turunnya ayat. Lalu menafsirkan setiap surat dari berbagai latar belakang mazhab serta pemikiran (halaman 9-10).
Lantaran isinya yang istimewa, Tafsir Al Mishbah menuai banyak pujian dari kalangan akademisi maupun cendekiawan. Namun, sebagai karya lain, buku tafsir ini juga tidak luput dari kekeliruan atau kesalahan.
Didorong kenyataan tersebut, Afrizal Nur, seorang dosen Ilmu Al Quran dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri Sulthan Syarif Kasim, Riau, menulis kritik untuk isi Tafsir Al Mishbah.
Kritik ini dituliskan dalam disertasi S3 berjudul Kajian Analitikal terhadap Pengaruh Negatif dalam Tafsir Al Mishbah. Disertasi ini ditulis guna merampungkan studi doktoral Afrizal Nur di Universiti Kebangsaan Malaysia, Jurusan Al Quran dan Sunnah, pada tahun 2013.
Di antara yang disoroti dalam Tafsir Al Mishbah adalah banyaknya rujukan atau referensi dari ahli tafsir berpaham Syiah Imamiyah. Juga kekeliruan pandangan tentang jilbab, ahlul kitab, ucapan Selamat Hari Natal.
Selain menggunakan rujukan dari buku tafsir karya tokoh Syiah (yang kurang kredibel), Tafsir Al Mishbah juga memakai sumber rujukan kontroversial seperti kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru guna menopang argumentasinya.
Padahal jika berpegang pada Al Quran, di antaranya Surat Al Maidah ayat 43-44, Surat Al Hadid ayat 27, isi Perjanjian Lama dan Perjanjian baru sudah tidak dapat diyakini kebenarannya lagi. Sebab terbukti banyak terjadi penyuntingan maupun penambahan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Sementara, kebanyakan pembaca buku tafsir karya Prof. Quraish Shihab adalah kalangan awam sehingga dikhawatirkan timbul kekeliruan pemahaman.
Buku Tafsir Al Mishbah dalam Sorotan ini ditulis secara kritis, ilmiah, argumentatif, menggunakan rujukan mumpuni. Bahasanya objektif, jauh dari celaan, umpatan, atau kata-kata kasar sehingga mencerahkan serta mencerdaskan untuk ditelaah.
Baca Juga
-
Pelajaran Tekad dari Buku Cerita Anak 'Pippi Gadis Kecil dari Tepi Rel Kereta Api'
-
Cerita-Cerita yang Menghangatkan Hati dalam 'Kado untuk Ayah'
-
Suka Duka Hidup di Masa Pandemi Covid-19, Ulasan Novel 'Khofidah Bukan Covid'
-
Akulturasi Budaya Islam, Jawa, dan Hindu dalam Misteri Hilangnya Luwur Sunan
-
Pelajaran Cinta dan Iman di Negeri Tirai Bambu dalam "Lost in Ningxia"
Artikel Terkait
-
Ulasan Buku Mata Air Kearifan: Berbuat Baik pada Sesama adalah Ibadah
-
Kritik Bintang Emon soal RKUHP: Yakin Namanya Udah Baik?
-
7 Dasar Pemikiran untuk Memulai Hidup Minimalis
-
Ulasan Buku Searching: Memaknai Kehidupan dari Kejadian Sehari-hari
-
6 Manfaat Mendongeng untuk Anak, Termasuk Melatih Perkembangan Emosional Mereka
Ulasan
-
Review Film 28 Years Later: Petualangan Brutal di Tengah Evolusi Zombi
-
The Lost World Farm, Wisata dengan Konsep Peternakan ala Belanda di Jogja
-
Genap 6 Tahun, ITZY Usung Semangat Sisterhood di Lagu Girls Will Be Girls
-
Review Film It Feeds: Teror Trauma yang Mengintai di Balik Pikiran
-
Lagu LUNA oleh ONEUS: Elegi Cinta dalam Cahaya Bulan
Terkini
-
Tak Ada Malaysia, Media Vietnam Sebut Tiga Negara Ini yang Jadi Favorit Juara Piala AFF U-23
-
Menelaah Dua Alasan Mengapa Malaysia Tak Difavoritkan Menjadi Juara Piala AFF U-23
-
Mandiri Jogja Marathon 2025: Pengambilan Race Pack Jadi Pengalaman yang Seru!
-
Bikin Makeup Flawless! Ini 4 Sunscreen Cocok Dipakai sebagai Base Makeup
-
Mandiri Jogja Marathon 2025 Dorong UMKM Tumbuh Lewat Program Mlaku Lokal