Desa Todang-Todang termasuk salah satu desa pelosok yang ada di kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Desa yang berada di kecamatan Limboro ini sejatinya perlu juga ditelisik oleh masyarakat luas, walau kita ketahui bahwa masih banyak desa yang belum dikenal secara mendalam, baik potensi desa terlebih problem yang terjadi dalam suatu desa.
Saya salah satu warga desa Todang-Todang melihat bahwa pengembangan potensinya masih sangat jauh, apalagi di desa Todang-Todang belum ada Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) yang dapat mengakomodir usaha para warga desa secara baik. Sama halnya dengan produk lokal desa Todang-Todang, yakni gula merah masih mengandalkan penjualan kepada tengkulak dengan harga kadang di bawah standar. Hal itu dikarenakan karena penentuan harga jual gula merah belum bisa merata dan hanya bisa ditentukan oleh pedagang.
Selain potensi gula merah di desa Todang-Todang sebagai produk lokal, potensi kakao juga banyak ditekuni oleh masyarakat desa Todang-Todang. Bahkan hampir semua warga masyarakat desa Todang-Todang memiliki lahan kakao, bahkan ada masyarakat yang mengandalkan prekonomian hanya lewat kakao saja yang ia jual. Mungkin karena atas alasan itu sehingga dulu ada masyarakat yang mengganti lahan pertaniannya dari pohon kopi menjadi pohon kakao, ada pula dari pohon aren sebagai bahan pembuatan gula merah diganti ditanami dengan pohon kakao.
Terkait dengan kakao yang ada di desa Todang-Todang, untuk saat ini sedang dilanda pada musim yang tidak baik, kebanyakan buah dari kakao membusuk yang menyebabkan hanya sedikit bisa diambil buah bagusnya. Pengaruhnya karena pohon kakao di desa Todang-Todang hampir setiap hari dilanda hujan, padahal ketika pohon kakao terus-terusan dilanda hujan pasti tidak bisa berbuah dengan baik.
Warga masyarakat setempat pun ada mengeluh atas musibah yang melanda pohon kakao di desa Todang-Todang, artinya penghasilan dari kakao yang dirasakan sebelum-sebelumnya justru mengalami penurunan. Lagi-lagi itu adalah musibah yang bukan keinginan pribadi oleh masyarakat desa Todang-Toang.
Meski begitu, masyarakat desa Todang-Todang justru masih banyak menggantungkan harapannya pada kakao sebagai sumber penghasilan. Selain karena harganya yang memang bergelimang ketimbang dengan tanaman lain yang ada di desa Todang-Todang, juga karena tanaman tersebut sudah lama dijalankan oleh masyarakat.
Terkait dengan itu, pemerintah desa mestinya turun tangan untuk pengembangan kakao di desa Todang-Todang, baik untuk mengatasi segala penyakit yang menghadang kakao dengan pengadaan obat-obatan, maupun mengakomodir koperasi untuk mengatur harga kakao agar tetap normal dan layak. Pemerintah desa dapat mengakomodir setiap kakao dari warga desa Todang-Todang agar penjualannya bisa tetap stabil, yang pastinya harus didukung dengan kekompakan pemerintah desa dan seluruh masyarakatnya.
Baca Juga
-
Estafet Jokowi ke Prabowo, Bisakah Menciptakan Rekrutmen Kerja yang Adil?
-
6 Alasan Kenapa Banyak Orang Lebih Memilih WhatsApp Dibanding yang Lain
-
6 Pengaturan di Windows yang Dapat Memaksimalkan Masa Pakai Baterai Laptop
-
7 Fitur Keamanan Android yang Bisa Lindungi Data Pribadi Kamu
-
4 Trik Tingkatkan Kualitas Audio di Laptop Windows
Artikel Terkait
-
Ngaol, Surga Alami di Tengah Perbukitan Merangin Jambi
-
5 Fakta Desa Wisata Malasigi Papua Curi Perhatian di CFD Jakarta, Kini Bawa Pulang Piala ADWI 2024
-
Bangga! Menpar Widiyanti Umumkan 2 Desa Indonesia Ini Jadi Desa Wisata Terbaik Dunia
-
Kuliah Singkat di Indonesia Makin Populer di Kalangan Mahasiswa AS, Ingin Belajar soal Kopi dan Kakao
-
4 Film Maudy Effrosina Pacar Fadly Faisal, Terbaru Badarawuhi di Desa Penari
Ulasan
-
Ulasan Novel Under the Influence Karya Kimberly Brown, Kisah Cinta dan Kesempatan Kedua
-
Ulasan Novel Binding 13, Kisah Cinta yang Perlahan Terungkap
-
Ulasan Novel Merasa Pintar, Bodoh Saja Tak Punya Karya Rusdi Matahari
-
Ulasan Buku Patah Paling Ikhlas, Kumpulan Quotes Menenangkan Saat Galau
-
Tetap Kuat Menjalani Hidup Bersama Buku Menangis Boleh tapi Jangan Menyerah
Terkini
-
3 Drama Korea yang Dibintangi Lim Ji Yeon di Netflix, Terbaru Ada The Tale of Lady Ok
-
Review Ticket to Paradise: Film Hollywood yang Syuting di Bali
-
Shin Tae-yong Panggil Trio Belanda ke AFF Cup 2024, Akankah Klub Pemain Berikan Izin?
-
Sinopsis Film Death Whisperer 2, Aksi Nadech Kugimiya Memburu Roh Jahat
-
Maarten Paes Absen di Piala AFF 2024, Saatnya Cahya Supriadi Unjuk Gigi?