Setiap orang biasanya memiliki figur atau tokoh yang biasa dijadikan panutan sehingga diharapkan bisa meniru perilaku baik para tokoh. Ada yang mencontoh akhlaknya, cara bergaul, gaya kepemimpinannya, ibadahnya, cintanya, dan perilaku baik lainnya dari si tokoh.
Dalam buku Bukan Gaul Sembarang Gaul, Ririn Astutiningrum menjelaskan berbagai hal tentang pergaulan yang perlu dilakukan oleh generasi muda masa kini. Penulis menjelaskan, saat ini banyak remaja yang salah gaul sehingga tak sedikit yang terjerumus pada pergaulan bebas, narkoba, dan perilaku buruk lainnya. Ini disebabkan karena banyak anak muda yang tidak memiliki figur dalam hidupnya.
Dengan begitu lengkap, Ririn mengupas permasalahan remaja dengan segala macam problematikanya dalam buku terbitan Quanta (2019) ini. Pada bab awal dijelaskan, bahwa generasi muda Muslim, khususnya, memiliki figur yang sejak kecil sudah ditinggal oleh orangtuanya. Namun, meskipun begitu, beliau tetap menjadi panutan dan memiliki perilaku atau akhlak yang baik.
Dialah Nabi Muhammad, yang sejak kecil sudah ditempa atau dididik oleh pamannya, Abu Thalib. Berkat dididikan pamannya dan di dalam dekapan kakeknya, Muhammad tumbuh menjadi pribadi yang jujur. Kejujurannya terbukti sejak beliau diajak berdagang (hlm. 16).
Perilaku lainnya adalah ibadah. Dalam beribadah, kita harus mencontoh para Rasul sehingga ibadah yang dilakukan bisa melahirkan keihlasan dan keridhaan. Ibadah kepada Allah dilakukan dengan sempurna sehingga kelak mendapatkan pahala dan keridhaan Allah Swt.
Karena itu, sebagai generasi muda, tak ada salahnya menjadikan akhirat sebagai tujuan hidup. Menetapkan niat ihlas karena Allah dalam setiap amal perbuatan sehingga semua yang dilakukan dengan niat baik akan melahirkan pahala.
Buku ini sangat bermanfaat dan kehadirannya bisa menjadi panduan generasi muda untuk mencontoh cara bergaul para Rasul. Dalam hal kepemimpinan, misalnya, para generasi muda bisa meniru para rasul saat menjadi pemimpin. Bagaimana sifat para rasul saat menjadi pemimpin?
Selain tegas dan berwibawa, menjadi pemimpin juga harus jujur dan bisa mengayomi rakyat. Pemimpin yang baik adalah mereka yang rela tidak makan saat melihat rakyatnya kelaparan. Pemimpin yang baik tidak hanya memikirkan dirinya sendiri, tetapi juga urusan rakyat yang dipimpinnya.
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Review Novel 'Totto-chan': Bukan Sekolah Biasa, Tapi Rumah Kedua Anak-anak
-
Mengenal Puisi Sederhana Penuh Makna dalam Buku Perjamuan Khong Guan
-
Ulasan Novel Jar of Hearts: Terungkapnya Kasus Pembunuhan Setelah 15 Tahun
-
Review Novel 'Jane Eyre': Ketika Perempuan Bicara soal Harga Diri
-
Ulasan Novel Perempuan di Titik Nol: Membongkar Dunia Patriarki bagi Wanita
Ulasan
-
Review Novel 'Totto-chan': Bukan Sekolah Biasa, Tapi Rumah Kedua Anak-anak
-
Mengenal Puisi Sederhana Penuh Makna dalam Buku Perjamuan Khong Guan
-
Ulasan Novel Jar of Hearts: Terungkapnya Kasus Pembunuhan Setelah 15 Tahun
-
5 Film Korea 2025 Beragam Genre yang Pantang Buat Kamu Lewatkan, Ada Mickey 17
-
Review Film One to One - John and Yoko: Aktivisme, Seni, dan Politik
Terkini
-
4 Ide OOTD Youthful ala Jiwoo Hearts2Hearts, Sederhana tapi Tetap Memikat!
-
Blak-blakan! Sandy Walsh Ngaku Beruntung Bela Timnas Indonesia Sejak Awal
-
Hanya Satu Pemain yang Masuk Tim ASEAN All Stars, Pendukung Timnas Indonesia Siap Kecewa
-
Tantang Diri Sendiri, Kai EXO Usung Banyak Genre di Album Baru Wait on Me
-
Park Bo Young Ambil Peran Ganda dalam Drama Baru, Visualnya Bikin Pangling