Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Budi Prathama
Kasimo. (Wikipedia)

Pemilik nama lengkap Ignatius Joseph Kasimo Hendrowahyono mungkin masih jarang terdengar oleh kebanyakan masyarakat Indonesia. Padahal, dirinya salah satu pelopor kemerdekaan Indonesia dan pendiri Partai Katolik Indonesia.

Bahkan, dirinya juga pernah menduduki beberapa jabatan menteri setelah Indonesia merdeka. Namun, namanya pun dilupakan oleh generasi bangsa dan seakan dirinya tidak mempunyai peranan penting dalam sejarah Indonesia.

Kasimo lahir di Yogyakarta pada tanggal 10 April 1900. Ayahnya adalah seorang prajurit yang mengabdi di Keraton Kesultanan Yogyakarta, sementara ibunya bekerja untuk mengasuh anak-anaknya serta berjualan di pasar, seperti yang dikutip dari buku “Pahlawan-Pahlawan Bangsa yang Terlupakan” karangan Johan Prasetya.

Masa pendidikan Kasimo bermula masuk di sekolah Ongko Loro di Kampung Gading, selanjutnya masuk sekolah di Muntilan yang didirikan oleh Romo van Lith. Kemudian, Kasimo pun belajar agama Katolik, sehingga pada hari raya Paskah bulan April 1913, ia pun dibaptis secara Katolik.

Ketika remaja, Kasimo aktif dalam organisasi gereja dan organisasi pergerakan. Kasimo salah satu pendiri partai politik Karholiek Djawi yang berubah nama menjadi Perkoempoelan Politiek Katholiek di Djawa lalu berubah menjadi Partai Politik Katolik Indonesia (PPKI). Hingga akhirnya pada tahun 1949, Kasimo menjadi ketua umumnya.

Melalui PPKI, Kasimo diangkat menjadi anggota Volskraad antara tahun 1931-1942. Saat di Volskraad, ia dikenal lantang menyuarakan kemerdekaan Indonesia.

Bahkan, Kasimo pun ikut menandatangani petisi Soetardjo dengan keinginan kemerdekaan Hindia Belanda. Pada masa kemerdekaan awal, PPKI sempat dilarang oleh Jepang, namun karena gagasan Kasimo, akhirnya partai tersebut kembali dihidupkan dan berubah menjadi Partai Katolik Republik Indonesia.

Karier Kasimo dapat menjadi Menteri Muda Kemakmuran dalam Kabinet Amir Syarifuddin, Menteri Persediaan Makanan Rakyat dalam Kabinet Hatta I dan Hatta II. Sementara pada Kabinet Soesanto Tirtoprodjo, Kasimo juga menjadi menteri dan pernah ikut anggota Delegasi Perundingan Republik Indonesia.

Ketika masa Republik Indonesia Serikat (RIS), Kasimo menjabat sebagai Wakil Republik Indonesia, dan menjadi anggota DPR setelah RIS dilebur. Selain itu, saat Kabinet Burhanuddin Harahap, Kasimo menjabat sebagai Menteri Perdagangan dan ikut serta dalam merebut Irian Barat.

Pada tanggal 1 Agustus 1986, Kasimo meninggal dunia dalam usia 86 tahun. Jenazahnya pun dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. Sepanjang hidup Kasimo, ia banyak memberikan inspirasi tentang kejujuran, keindonesiaan, dan kemanusiaan untuk keutuhan bangsa Indonesia.

Budi Prathama