Alquran adalah kitab suci umat Islam yang memuat hukum-hukum yang harus ditaati oleh kita semua. Ada perintah dan larangan yang harus kita renungi dan perhatikan. Semuanya itu demi kebahagiaan kita semua, baik kebahagiaan hidup di dunia, lebih-lebih kebahagiaan surga yang sifatnya kekal atau abadi.
Dalam buku berjudul Hikmah dan Makna Haji dijelaskan, Allah menurunkan kitab suci Alquran ke dalam hati suci Rasullullah. untuk memberikan hidayah kepada seluruh umat manusia.
Manusia yang menempuh perjalanan menuju Allah, membutuhkan teladan agar dia dapat mengikuti teladan tersebut dalam hal akidah, akhlak, perilaku, dan sikap. Dari sudut pandang teori dan praktik, Rasulullah Saw. adalah suri teladan bagi orang-orang yang berjalan menuju Allah. Beliau adalah panutan manusia di seluruh dunia, karena beliau diutus bagi alam semesta. Allah telah mendidik Rasulullah. dengan sebaik-baiknya dan menjadikannya sebagai suri teladan yang baik bagi manusia (halaman 19).
Dalam buku terbitan PT. Trisula Adisakti karya Prof. Jawad Amuli ini dijelaskan bahwa orang-orang yang memeluk suatu agama universal dan berpedoman pada kitab suci Alquran, serta mengikuti Rasulullah Saw. harus memiliki suatu pusat yang menjadi tempat berkumpul mereka di seluruh dunia. Pusat pertemuan tersebut akan menjadi titik temu orang-orang tersebut di seluruh penjuru dunia, yang datang dari tempat yang dekat ataupun yang jauh, sehingga bisa bertukar pikiran, berbagi rasa, menjawab tantangan perkembangan zaman, menyelesaikan problem-problem politik sosial, mempersiapkan kekuatan untuk menghadapi musuh-musuh Islam yang ada di luar atau di dalam, serta menjalin hubungan kebudayaan dan moral. Manfaat lainnya adalah mampu mengamalkan ayat ini:
“Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezeki yang Allah berikan kepada mereka berupa binatang ternak. Maka makanlah sebagian daripadanya dan sebagian lagi berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara lagi fakir” (Hajj: 28).
Dengan tujuan inilah Allah memberikan kelebihan kepada Ka’bah dan Masjidil Haram, sehingga kaum muslimin dunia dapat menjalin hubungan dengan Ka’bah sepanjang tahun, bulan, minggu, hari, jam, dan menit, dalam berbagai urusan kehidupan mereka (halaman 24).
Dalam buku ini juga diuraikan bahwa Ka’bah merupakan rumah paling tua dan paling dulu dibanding tempat-tempat peribadahan lain. Ka’bah juga merupakan rumah suci yang tidak dapat dikuasai oleh penguasa manapun. Sepanjang sejarah, Ka’bah menjadi tempat ibadah yang bebas, yang tidak bisa dikuasai oleh pemerintah, kaum, ras, atau negara tertentu.
Baca Juga
-
Seni Mengatur Waktu dengan Baik dalam Buku "Agar Waktu Anda Lebih Bermakna"
-
Buku Perjalanan ke Langit: Nasihat tentang Pentingnya Mengingat Kematian
-
Ulasan Buku Resep Kaya ala Orang Cina, Cara Menuju Kekayaan yang Berlimpah
-
Ulasan Buku "The Wisdom", Merenungi Kebijaksanaan Hidup
-
Tuhan Selalu Ada Bersama Kita dalam Buku "You Are Not Alone"
Artikel Terkait
-
Buku Dari Halliday Hingga Hanan Attaki, Generasi Milenial Membincang Generasi Z
-
Kisah Pramugari Ini Peluk Islam dan Berhijab Usai Antar Jemaah ke Jedah
-
Warga Kota Malang Lapor Polisi Akibat Gagal Berangkat Haji
-
Arti Wukuf: Manusia Berhenti di Dunia, Ruh Kita Menghadap Sang Pencipta
-
Ini Isi Lengkap Khotbah Wukuf di Arafah: Perbedaan Bukan Untuk Dimusuhi
Ulasan
-
Review Film Death Whisperer 3: Hadir dengan Jumpscare Tanpa Ampun!
-
Ulasan Novel Terusir: Diskriminasi Wanita dari Kacamata Budaya dan Sosial
-
Review Film Tukar Takdir: Kisah Penyintas yang Menyayat Hati!
-
Review Film Rangga & Cinta: Sekuel AADC yang Lebih Emosional dan Musikal!
-
Surat-Surat yang Mengubah Hidup dalam Novel Dae-Ho's Delivery Service
Terkini
-
Review Vivo V60 Lite: Tampilan Mewah ala iPhone dengan Harga Lebih Ramah
-
Diproduseri Cillian Murphy, Sekuel Serial Peaky Blinders Resmi Digarap
-
Kevin Diks dan Upgrade Karier Profesionalnya yang Timbulkan Sedikit Kekecewaan
-
Gender Reveal! Nino Fernandez dan Steffi Zamora Siap Miliki Anak Perempuan
-
Rizky Kabah, TikToker yang Dilaporkan Hina Suku Dayak?