Sabar merupakan salah satu sifat terpuji yang diajarkan dalam Islam. Misalnya sabar dalam menjalani ketaatan atau ibadah, sabar dalam menghadapi ujian atau cobaan, dan lain sebagainya.
Dengan kesabaran, kita akan mendapatkan sederet keuntungan. Salah satu keuntungannya ialah kita jadi bisa menahan diri untuk tidak melakukan hal-hal yang bisa memberikan dampak buruk bagi kehidupan kita.
Ada kisah menarik yang mengajarkan tentang pentingnya memupuk kesabaran dalam diri. Kisah tersebut saya temukan dalam buku antologi berjudul Teman Terbaik yang ditulis oleh para penulis muda Indonesia. Buku ini diterbitkan oleh Indiva Media Kreasi tahun 2022.
Salah satu cerpen yang akan saya ulas yang berhubungan dengan kesabaran berjudul ‘Dua Mantra Ajaib Bunda’ karya Ardelia Zahra Nurulfadhilah. Kisah bermula ketika Sarah berada di dalam kelas dan merasa deg-degan menunggu hasil ulangan Matematika dibagikan oleh gurunya. Ternyata nilainya di bawah KKM. Sarah hanya mampu mendapatkan nilai 30 yang ditulis dengan warna merah.
Sementara yang mendapatkan nilai Matematika tertinggi adalah Lasmi. Ia mendapatkan nilai yang sangat sempurna yakni 100. Sarah memang mengakui bahwa ia bukan anak pintar dalam hal akademik. Yang ia kuasai hanyalah olahraga. Ia bisa naik kelas karena akhlaknya yang menurut gurunya ‘sangat baik’ dan karena prestasinya di bidang olahraga.
Ibunya Sarah memberikan dua mantra ajaib untuk membantu Sarah dalam belajar, agar ia menjadi anak yang sukses di masa depan. Dua mantra tersebut ternyata berupa kalimat motivasi. Pertama, man jadda wajada. Yang artinya, siapa yang bersungguh-sungguh maka ia akan berhasil. Kedua, man shabara zhafira, yang artinya siapa yang sabar akan beruntung.
Tak lupa, ibu juga mengajarkan Sarah agar berdoa. Jadi, selain harus berusaha dengan sungguh-sungguh, Sarah juga harus berdoa. Karena berusaha tanpa berdoa itu seperti orang yang sombong. Dia seperti tak membutuhkan bantuan Tuhannya. Tapi, doa tanpa usaha juga sia-sia,. Karena itu adalah orang yang malas. Dia malas untuk berusaha dan hanya mengandalkan doa. Intinya, doa dan usaha yang sungguh-sungguh harus seiring sejalan.
Singkat cerita, Sarah akhirnya dapat meningkatkan prestasinya. Meskipun belum menjadi siswa terbaik, tapi setidaknya ia telah berhasil meraih ranking kedua. Kisah Sarah dalam buku ini semoga dapat menjadi sumber inspirasi bagi para pembaca, khususnya kaum muda, agar bersungguh-sungguh dan bersabar dalam meraih sesuatu. Jangan lupa, iringi juga setiap usaha kita dengan doa, memohon pada Allah Swt. agar apa yang kita cita-citakan berhasil kita wujudkan.
Baca Juga
-
Seni Mengatur Waktu dengan Baik dalam Buku "Agar Waktu Anda Lebih Bermakna"
-
Buku Perjalanan ke Langit: Nasihat tentang Pentingnya Mengingat Kematian
-
Ulasan Buku Resep Kaya ala Orang Cina, Cara Menuju Kekayaan yang Berlimpah
-
Ulasan Buku "The Wisdom", Merenungi Kebijaksanaan Hidup
-
Tuhan Selalu Ada Bersama Kita dalam Buku "You Are Not Alone"
Artikel Terkait
-
4 Tips Memilih Bacaan yang Tepat, Jangan Sampai Rugi!
-
Setengah Hati Memberantas Korupsi!: Membongkar Beragam Kasus Korupsi
-
5 Tips Merawat Buku agar Tidak Mudah Rusak, Yuk Terapkan!
-
4 Tips agar Membaca Jadi Kebiasaan, Tentukan Target yang Jelas!
-
Mudah Bosan saat Membaca Buku Nonfiksi? Ini 4 Cara Jitu untuk Mengatasinya
Ulasan
-
Depot Mie Sahadja Malang: Hangatnya Cita Rasa dan Kenangan Rumah Nenek
-
Ulasan Buku Granny Loves to Dance: Saat Nenek Tercinta Terkena Alzheimer
-
Ulasan Film Kampung Jabang Mayit: Ritual Maut, Cerita Mistis Dukun Sadis!
-
Mengejar Cinta Halal: Ketika Perasaan dan Takdir Tidak Berjalan Seiring
-
Menilik Dakwah dalam Balutan Fiksi Religi di Novel Harapan di Atas Sajadah
Terkini
-
Motorola Edge 860 Pro: HP Flagship yang Siap Bikin Brand Lain Ketar-ketir
-
5 Inspirasi OOTD Traveling ala Sashfir yang Mudah Ditiru, Simpel dan Elegan
-
Selamat! NCT Dream Raih Kemenangan Kedua Lagu BTTF di Program Music Core
-
7 Rekomendasi Film Petualangan Seru yang Membuatmu Lupa Waktu
-
Tembus 2 Juta Penonton Film Sore: Tentang Perjalanan yang Membekas di Hati