Buta warna memang bukan suatu jenis penyakit berbahaya. Namun, meskipun bukan termasuk suatu penyakit, buta warna sangat memengaruhi kehidupan kita. Sebab, mengetahui jenis-jenis warna itu sangatlah penting, agar kita bisa membedakan mana warna biru, kuning, merah, putih, hitam, dan seterusnya.
Buta warna yang dimaksudkan di sini tentu bukan ‘makna’ yang sebenarnya. Artinya, orang yang bersangkutan tetap memiliki penglihatan secara normal, hanya saja ia tak mampu membedakan warna-warna yang begitu banyak dan beragam.
Dalam buku ‘Tes Buta Warna untuk Segala Tujuan’ dijelaskan bahwa buta warna (dikenal dengan istilah defisiensi penglihatan warna) adalah ketidakmampuan atau penurunan kemampuan untuk melihat warna atau melihat perbedaan warna dalam kondisi pencahayaan normal.
Jadi, buta warna bukanlah kebutaan dalam arti sebenarnya, sebab yang ada hanyalah kekurangan penglihatan warna.
Buta warna merupakan kelainan genetis atau bawaan yang diturunkan dari orang tua kepada anaknya. Kebutaan warna juga dapat disebabkan seseorang mengonsumsi obat dalam periode waktu tertentu, atau karena penyakit yang dideritanya, seperti diabetes, retinitis pigmentosa, cedera otak, dan lain sebagainya (halaman 3).
Untuk mengetahui apakah seseorang penyandang buta warna atau tidak, saat ini dokter mata dapat melakukan tes buta warna menggunakan buku khusus. Buku tersebut dikenal dengan ‘Ishihara Test’, terdiri dari plat atau lembaran yang di dalamnya terdapat titik-titik dengan berbagai warna dan ukuran.
Titik tersebut membentuk lingkaran. Warna titik itu dibuat sedemikian rupa, sehingga orang buta warna tidak akan melihat perbedaan warna seperti yang dilihat orang normal (halaman 3-4).
Dalam buku ‘Tes Buta Warna untuk Segala Tujuan’ disajikan 24 plat (piringan) yang diadaptasi dari ‘Tes Colour-Blindness Ishihara’. Masing-masing plat berisikan pola-pola tertentu yang tersembunyi. Bisa terdiri dari angka Arab atau lintasan (jalur) yang berawal dari satu ujung dan berakhir di ujung lain, atau tidak berpola.
Tes buta warna pada buku karya Dwi Sunar Prasetyono ini hanya sebagai alat deteksi sedini mungkin kecenderungan seseorang menyandang protan atau deutan, baik ringan maupun parah.
Semoga terbitnya buku ini dapat membantu para pembaca mengenali orang-orang yang mengalami buta warna dan berusaha membantu mencarikan solusinya. Selamat membaca.
Baca Juga
-
Buku Perjalanan ke Langit: Nasihat tentang Pentingnya Mengingat Kematian
-
Ulasan Buku Resep Kaya ala Orang Cina, Cara Menuju Kekayaan yang Berlimpah
-
Ulasan Buku "The Wisdom", Merenungi Kebijaksanaan Hidup
-
Tuhan Selalu Ada Bersama Kita dalam Buku "You Are Not Alone"
-
Ulasan Buku Setengah Jalan, Koleksi Esai Komedi untuk Para Calon Komika
Artikel Terkait
-
Jenis-Jenis Penyakit Mata dan Penanganannya, Jangan Remehkan Rasa Gatal!
-
Apakah Buta Warna Parsial Bisa Sembuh? Kenali Penyebab dan Jenis-jenisnya
-
Fahri Fadilah Gagal Jadi Bintara Polri Akibat Buta Warna Parsial, Anggota DPR Bongkar Hasil Pemeriksaan Mata
-
Tak Lolos Pendidikan Bintara Polri akibat Buta Warna Parsial, Bisakah Kondisi Ini Disembuhkan?
-
Viral Calon Bintara Polri Gagal Pendidikan akibat Buta Warna Parsial, Kenali 6 Jenisnya!
Ulasan
-
5 Komunitas Tur Jalan Kaki di Jogja yang Seru dan Bikin Kamu Makin Pintar
-
Kengerian Time Loop dalam Film Horor 'Until Dawn', Bikin Jantungan
-
Review Film Antiviral: Fans Fanatik yang Bawa Penyakit
-
4 Alasan Kenapa Kamu Harus Nonton Film Lilo and Stitch 2025
-
Loveliest Misfortune: Realita Pernikahan Jarak Jauh yang Bikin Baper
Terkini
-
Femisida dan Tantangan Penegakan Hukum yang Responsif Gender di Indonesia
-
Stand Out All Day dengan 5 Padu Padan Outfit Kasual ala Vanesha Prescilla
-
Akurat dan Mudah, Ini 7 Aplikasi Cek Spesifikasi Ponsel Android
-
Gelar Konser 2 Hari di Jakarta, Harga Tiket BLACKPINK Mulai Rp1,4 Juta!
-
Rowoon Siap Berangkat Wamil, Bakal Gelar Fanmeeting sebagai Perpisahan