Kecakapan berbicara sangat diperlukan bagi para peserta didik. Salah satu manfaatnya ialah agar anak memiliki keberanian berbicara di depan umum, misalnya ketika ada penjelasan guru yang belum dipahami, dia berani untuk bertanya kepada gurunya.
Manfaat lain ialah agar anak berani untuk menyuarakan aspirasi atau pendapatnya. Oleh karena itulah, setiap guru seyogianya berusaha membekali keterampilan berbicara kepada murid-muridnya. Latih mereka agar memiliki keberanian berbicara di depan umum.
Dalam buku “Aplikasi Rubrik untuk Penilaian Belajar Siswa, Menilai Tanpa Menghakimi” dijelaskan, kecakapan berbicara memiliki kesamaan seperti kecakapan menulis; keduanya merupakan keterampilan produktif yang terpadu. Produktif maksudnya pada waktu berbicara, siswa menggunakan bahasa untuk menghasilkan pembicaraan yang dikomunikasikan kepada orang lain, sedangkan terpadu berarti konten yang dikomunikasikan merupakan penggabungan sejumlah kemampuan menunjukkan keterampilan berbicara.
Pada mata pelajaran rumpun bahasa seperti bahasa Indonesia, bahasa Inggris, atau bahasa asing lainnya, siswa dituntut menguasai kompetensi berbicara; selain kompetensi lain seperti menulis, menyimak, dan lain-lain. Meskipun demikian, pada mata pelajaran yang lain, guru memberi tugas kepada siswa untuk mengomunikasikan tugas tertentu, misalnya menyajikannya dalam presentasi kelas (halaman 99-100).
Dalam buku terbitan Kanisius (2017) ini juga diuraikan bahwa keterampilan berbicara mencakup tiga unsur:
Pertama, penggunaan bahasa lisan yang berfungsi sebagai media pembicaraan yang mencakup kosakata, struktur bahasa, lafal dan intonasi, ragam bahasa, kesantunan bahasa, keruntutan atau sistematika, dan lain-lain.
Kedua, isi atau materi yang dikomunikasikan yang tergantung pada topik atau tema yang dikomunikasikan.
Ketiga, penguasaan teknik dan penampilan berbicara yang disesuaikan dengan situasi atau kondisi dan jenis pembicaraan, seperti berpidato, presentasi, bercerita, dan lain-lain. Penguasaan teknik berbicara tersebut amat penting untuk beragam jenis berbicara yang bersifat formal seperti berpidato, presentasi oral (lisan), berdiskusi, dan lain-lain. Pada mata pelajaran bahasa Indonesia, keterampilan berbicara ini memang diajarkan dan dilatihkan. Tetapi, keterampilan berbicara ini dapat diaplikasikan pada mata pelajaran lainnya.
Buku “Aplikasi Rubrik untuk Penilaian Belajar Siswa, Menilai Tanpa Menghakimi” karya Herman Yosep Sunu Endrayanto dan Yustiana Wahyu Harumurti ini mudah-mudahan dapat membantu para guru dalam proses belajar-mengajar di sekolah.
Baca Juga
-
Seni Mengatur Waktu dengan Baik dalam Buku "Agar Waktu Anda Lebih Bermakna"
-
Buku Perjalanan ke Langit: Nasihat tentang Pentingnya Mengingat Kematian
-
Ulasan Buku Resep Kaya ala Orang Cina, Cara Menuju Kekayaan yang Berlimpah
-
Ulasan Buku "The Wisdom", Merenungi Kebijaksanaan Hidup
-
Tuhan Selalu Ada Bersama Kita dalam Buku "You Are Not Alone"
Artikel Terkait
Ulasan
-
Ulasan Novel Oregades: Pilihan Pembunuh Bayaran, Bertarung atau Mati
-
Dari Utas viral, Film Dia Bukan Ibu Buktikan Horor Nggak Lagi Murahan
-
Review The Long Walk: Film Distopia yang Brutal, Suram, dan Emosional
-
Menyikapi Gambaran Orientasi Seksualitas di Ruang Religius dalam Film Wahyu
-
Review Film Janji Senja: Perjuangan Gadis Desa Jadi Prajurit TNI!
Terkini
-
Nasib Tragis Luffy di Elbaf: Spekulasi Panas Kalangan Penggemar One Piece
-
Bumi Watu Obong Jadi Wajah Budaya Gunungkidul di Malam Puncak Mataf Unisa
-
Divonis 9 Tahun, Vadel Badjideh Tetap Ngeyel dan Tolak Mengaku Bersalah
-
Gak Perlu Panik! Ini Cara Mudah Nabung Buat Pernikahan Meski Gaji Pas-pasan
-
Ramalan Kiamat di Uganda: Ratusan Warga Tinggalkan Rumah dan Masuk Hutan