Buku Sejarah Gelap Raja dan Ratu Eropa ditulis oleh Brenda Ralph Lewis, seorang penulis produktif yang telah melahirkan lebih dari tujuh puluh buku.
Pada kurun 1997-1998, dia turut menulis buku guna mengenang kehidupan Sang Putri Wales; Diana Spencer. Lewis juga pernah menjabat sebagai koresponden khusus kerajaan bagi empat koran di Inggris, di samping rutin menganggit artikel untuk majalah Royalty dan tampil dalam acara dokumenter seputar monarki di televisi.
Buku berukuran besar dan dihiasi banyak ilustrasi lukisan maupun foto ini, diterjemahkan oleh A. Reni Eta Sitepoe, diterbitkan Elex Media Komputindo.
Di dalam buku, terdapat empat belas bab, di samping pengantar dan peta lokasi-lokasi kunci.
Membaca lembar demi lembar buku, membuat pembaca dicekam rasa ngeri, jijik, kesal, juga tidak habis pikir. Misal, dalam bab 2 bertajuk Elizabeth Bathory: Countess Berdarah, pembaca akan disuguhi peri kehidupan bangsawan Hongaria, abad enam belas yang gemar mandi dan minum darah perawan muda guna mempertahankan kemulusan kulit serta kecantikan badani.
Reputasi keluarganya yang dikenal sebagai panglima perang berpengaruh, pemimpin politik terkenal, pendeta, hakim, tuan tanah skala luas, dan kerabat raja Polandia, membuat Elizabeth dengan mudah merekrut gadis-gadis muda. Dikatakan bahwa golongan belia itu akan dijadikan pembantu atau dayang di kastil keluarga Bathory.
Nyatanya, Elizabeth membunuh mereka dengan cara-cara keji nan biadab agar darah dari tubuh para gadis dapat tuntas diambil. Elizabeth dengan girang akan mandi dan melumuri tubuhnya dengan darah para perawan itu.
Di halaman lain, pembaca diajak menyusuri kekejaman lain dari Count Vlad Dracul dari Wallacia. Tidak jauh berbeda dengan Elizabeth, Vlad Dracul juga gemar menyiksa rakyat jelata dengan peralatan sula yang ditusuk dari anus, tembus hingga mulut. Erang kesakitan maupun jerit sekarat korban, merupakan hiburan tersendiri yang dinikmati betul dan penuh-penuh oleh bangsawan abad pertengahan ini.
Sosok inilah yang kemudian mengilhami penulis Irlandia, Bram Stoker, untuk menulis cerita misteri berjudul Dracula, sang pengisap darah.
Di zaman modern, pembaca disuguhi carut marut keluarga Kerajaan Monaco dengan tingkah polah anak raja yang urakan, liar, penghamba seks, dan seterusnya.
Membaca buku ini akan membukakan kita akan selubung yang selama ini menabiri Eropa dengan citra kemajuan, kedigdayaan, dan segala polesan cemerlang lainnya.
Video yang mungkin Anda suka:
Baca Juga
-
Pelajaran Tekad dari Buku Cerita Anak 'Pippi Gadis Kecil dari Tepi Rel Kereta Api'
-
Cerita-Cerita yang Menghangatkan Hati dalam 'Kado untuk Ayah'
-
Suka Duka Hidup di Masa Pandemi Covid-19, Ulasan Novel 'Khofidah Bukan Covid'
-
Akulturasi Budaya Islam, Jawa, dan Hindu dalam Misteri Hilangnya Luwur Sunan
-
Pelajaran Cinta dan Iman di Negeri Tirai Bambu dalam "Lost in Ningxia"
Artikel Terkait
-
Liga Super Eropa Hidup Lagi, Rayu Man United, Liverpool hingga Chelsea Kembali Gabung
-
Total Ekspor Batu Bara Dari Indonesia ke Eropa Naik Jelang Musim Dingin
-
Disawer Ratusan Juta oleh Putra Siregar dan Nikita Mirzani Berkat Live Instagram, Ini Sosok Viral Bunda Corla
-
Siapa Radja Nainggolan? Pesepakbola Eropa Keturunan Indonesia yang Ketahuan Merokok di Bangku Cadangan
-
Eropa Ramai-ramai Pesan Batu Bara dari Indonesia Jelang Musim Dingin
Ulasan
-
Hidup Sehat Dimulai dari Pikiran: Refleksi Ringan ala James Allen
-
Menikmati Sunyinya Malam Bersama IU Lewat Lagu Bertajuk Through the Night
-
Ulasan Lagu Answer oleh ATEEZ: Pesan Kuat dari Perjalanan Mencari Jati Diri
-
Review Film Love and Leashes, Eksperimen Cinta yang Unik di Dunia Kerja
-
Ulasan Novel The Manor of Dreams: Perseteruan Keluarga Demi Sebuah Warisan
Terkini
-
Girls Will Be Girls oleh ITZY: Bersama Menjadi Lebih Kuat dan Percaya Diri
-
Tiga Pilar Kedamaian: Solusi Atasi Emosi di Lapas Narkotika Muara Sabak
-
Meski Diisi Pemain Pelapis, 3 Hal Ini Bisa Buat Jepang Kalahkan Timnas Indonesia
-
Tak Gentar! Patrick Kluivert Tebar Psywar Jelang Laga Indonesia vs. Jepang
-
HP Envy x360 14-fa0888AU, Laptop Stylish yang Tangguh untuk Sehari-hari