Buku Keajaiban Dongeng, ditulis Heru Kurniawan, dosen UIN Saifuddin Zuhri, Purwokerto. Anak judul buku ini: Memahami, Memilih, dan Menyajikan Dongeng Berkualitas untuk Perkembangan Moral Anak. Buku setebal xviii + 146 ini, diterbitkan Bhuana Ilmu Populer.
Dongeng adalah cerita yang menakjubkan, setidaknya, bagi anak-anak. Dalam dongeng, anak-anak akan dapat berkelana ke negeri yang indah dan berjumpa tokoh-tokoh lucu serta ajaib.
Melalui dongeng, anak-anak akan hanyut dalam imajinasi hingga ke negeri antah berantah, bertualang di kastil kuno, hutan rimbun berpenghuni hewan aneh, negeri bawah tanah, kerajaan di atas awan, dan sebagainya.
Negeri-negeri yang dikunjungi anak-anak, bisa sangat indah lagi memukau. Bisa pula menakutkan, menyedihkan, menyeramkan, juga menggelikan lewat ragam cerita yang mungkin terjadi di dalamnya. Sembari menyimak dongeng, anak-anak bisa ikut tertawa, menangis, gembira, dan terharu.
Kejadian imajinatif dalam dongeng, membuat anak-anak senang dan terhibur. Mereka menikmati dongeng dengan rasa kagum. Sebab, pada dasarnya, anak-anak (dan manusia secara umum) adalah makhluk penyuka cerita.
Sehari-hari perjumpaan manusia dengan sesamanya, didominasi dengan cerita. Kitab suci pun, isinya, sebagian besar adalah cerita.
Maka, ketika menyimak dongeng, anak-anak bisa terkesima, mata tak berkedip, mulut melongo takjub, dan pikiran berkonsentrasi. Mereka menikmati tiap kata yang diucapkan pendongeng dengan perhatian.
Mereka juga berimajinasi dan membangun dunia yang dikisahkan dalam pikiran masing-masing. Nilai-nilai positif dalam dongeng, dapat tersimpan rapi dalam lubuk sanubari mereka. Kemudian mengejawantah menjadi perilaku positif.
Inilah yang seharusnya disepakati bersama, bahwa anak-anak lebih baik belajar, mendapatkan hiburan, imajinasi, dan nilai edukatif dari dongeng. Bukan dari televisi atau gim.
Menurut Heru Kurniawan, secara empiris, telah terbukti sejak dahulu kala, bahwa dongeng adalah media efektif untuk mendidik anak-anak. Namun dinamika zaman modern dan kesibukan mencari nafkah, membuat orang tua sekarang mengabaikan dongeng.
Mereka membiarkan buah hati bergaul intens dengan televisi lewat tontonan-tontonan yang jauh dari edukatif, atau bermain gim yang cenderung menanamkan nilai anarkhis atau pornografi.
Dampaknya, kita lihat, kehidupan anak-anak sekarang sarat dengan kekerasan, dewasa lebih dini, egois individualis, kesabaran tipis, tidak punya relisiensi atau nir-daya juang.
Lewat buku ini, Heru Kurniawan meyakinkan akan pentingnya dongeng bagi perkembangan moral, intelektual, sosial, dan emosional bagi anak.
Heru juga melengkapi buku karyanya ini dengan seluk beluk muatan dongeng, tips memilih dongeng, kiat menyajikannya, dan sejumlah catatan penyerta guna penguatan.
Video yang mungkin Anda suka:
Baca Juga
-
Pelajaran Tekad dari Buku Cerita Anak 'Pippi Gadis Kecil dari Tepi Rel Kereta Api'
-
Cerita-Cerita yang Menghangatkan Hati dalam 'Kado untuk Ayah'
-
Suka Duka Hidup di Masa Pandemi Covid-19, Ulasan Novel 'Khofidah Bukan Covid'
-
Akulturasi Budaya Islam, Jawa, dan Hindu dalam Misteri Hilangnya Luwur Sunan
-
Pelajaran Cinta dan Iman di Negeri Tirai Bambu dalam "Lost in Ningxia"
Artikel Terkait
-
Asmara yang Bukan Dongeng: Ketika Ramayana Tak Lagi Sakral
-
Mengenal Damar dan Dunia Khayalnya dalam Novel 'Dongeng untuk Raka'
-
The Nutcracker and The Mouse King: Dongeng Klasik Jerman yang Tak Lekang oleh Waktu
-
Ini Manfaat Baca Dongeng untuk Anak Sebelum Tidur, Rutin Dilakukan BCL Saat Noah Masih Kecil
-
Ulasan Buku Karpet Terbang, Dongeng Animasi 3D yang Eye-Catching!
Ulasan
-
4 Novel Romance Berlatar Musim Gugur: Kisah Cinta di Saat Daun Berguguran
-
Ulasan Buku Resep Kaya ala Orang Cina, Cara Menuju Kekayaan yang Berlimpah
-
Novel The New Girl: Sisi Gelap Draycott Academy yang Penuh Diskriminasi
-
Ulasan Film Qodrat 2: Atmosfer Horor Terbangun Kuat Sejak Menit Pertama
-
Ulasan Film Bidaah, Series Malaysia yang Viral: Kelompok Ajaran Menyimpang
Terkini
-
Piala Asia U-17: Timnas Indonesia Wajib Jaga Marwah saat Ladeni Afghanistan
-
3 Pemain Timnas Indonesia U-17 yang Layak Promosi ke Level Timnas U-20
-
Berniat Rayakan Galungan di Bali: 3 Aktivitas Ini Bikin Kamu Makin Dekat dengan Budaya Lokal
-
Timnas Indonesia U-17: Tim Non-unggulan yang Bikin Lawan-Lawannya dalam Posisi Sulit
-
Lolos Piala Dunia U-17 2025, 3 Pemain Keturunan Ini Bisa Dinaturalisasi!