Salah satu penulis Indonesia yang sangat produktif, Tere Liye, kembali menerbitkan buku dengan genre yang baru dan segar bejudul Sesuk.
Identitas Buku
Judul Buku: Sesuk
Penulis: Tere Liye
Penerbit: Sabakgrip
Jumlah Halaman: 329 halaman
Ketika membaca awal blurb yang ada di bagian belakang buku, pembaca akan dibuat penasaran dengan arah cerita yang diangkat dalam novel ini.
Pada kesempatan kali ini, gaya penulisan yang digunakan oleh Tere Liye adalah ala-ala diary, lengkap dengan pembuka khas berupa "dear diary" di setiap awal kisahnya.
Melalui buku ini, kita semua akan diajak mengikuti kehidupan Gadis, seorang anak perempuan SD yang merupakan definisi nyata dari anak yang diidam-idamkan orang tua.
Bagaimana tidak, di usianya yang baru kelas 6 SD, ia bisa mengurus dua adiknya dengan baik, mengurus rumah, hingga menyiapkan makanan untuk dirinya dan adik-adiknya. Lantas, ke mana orang tuanya pergi? Tipikal orang tua workaholic yang selalu sibuk bekerja.
Namun, semua berubah ketika satu kejadian mengerikan terjadi. Ragil, adik bungsu Gadis, terjatuh dari balkon lantai dua rumah mereka, padahal di sana ada ibu mereka, tapi ibunya asyik dengan dunia maya alias fokus pada hp dan lengah terhadap Ragil.
Bagaimana nasib Ragil? Untungnya ia jatuh persis ke dalam keranjang cucian bibi yang sedang melintas di bawah tepat beberapa saat sebelum tubuh Ragil menghantam tanah.
Namun, pembaca justru tidak diberi kesempatan untuk bernapas lega, ternyata di hari-hari selanjutnya, berbagai kejadian aneh yang terjadi berawal dari peristiwa di titik ini.
Bayanganku sebagai pembaca tentang sosok hantu, dedemit, urban legend, atau apa pun itu yang seram ternyata kurang terasa di buku ini.
Walaupun memang ada beberapa part mencekam, tapi masih terasa kurang, mungkin karena ini Tere Liye, jadi kita tidak bisa menebak jalan pikiran beliau yang memang selalu out of the box.
Bisa dibilang buku ini menggabungkan unsur ghaib, cerita hantu, kearifan lokal, serta masa depan yang canggih dan kemungkinan dunia paralel. Sangat fantastis, bukan?
Berbicara tentang ending, seperti biasa ada plot twist yang siap membuat pembaca tercengang. Secara keseluruhan bukunya bagus, ada pesan moral penting yang coba disampaikan lewat cerita Gadis ini. Ternyata orang tua memiliki peranan yang besar sekali terhadap kepribadian seorang anak.
Aku suka bagian penjelasan ilmiah dari tiap kejadian aneh di desa tempat Gadis dan keluarganya pindah. aku juga suka Bagus, adik kedua Gadis, baru 6 tahun tapi sangat jenius.
Bagaimana, kamu jadi tertarik untuk membaca kisah yang satu ini?
Video yang mungkin Anda suka:
Baca Juga
-
Ikuti Perjalanan Hampa Kehilangan Kenangan di Novel 'Polisi Kenangan'
-
3 Novel Legendaris Karya Penulis Indonesia, Ada Gadis Kretek hingga Lupus
-
Geram! Ayu Ting Ting Semprot Netizen yang Hujat Bilqis Nyanyi Lagu Korea
-
Haji Faisal Akui Sempat Syok dengan Konten Atta Halilintar yang Disebut Netizen Sentil Fuji
-
Outfit Bandara Seowon UNIS Jadi Sorotan, K-netz Perdebatkan Usia Debut
Artikel Terkait
-
5 Plot Twist Paling Mengejutkan di Anime Boku no Hero Academia, Setuju?
-
4 Drakor Kriminal Misteri dengan Plot Twist Menegangkan yang Rilis Mei 2025
-
Ulasan Novel Rindu karya Tere Liye: Perjalanan Panjang Menemui Makna Hidup
-
Kutipan Bijak Novel Dia Adalah Kakakku Karya Tere Liye, Mengesankan!
-
Ulasan Novel Bibi Gill: Dari Perempuan Rapuh Menjadi Perempuan yang Kuat
Ulasan
-
Review Film Korban Jatuh Tempo - Pinjol: Ada yang Lebih Horor dari Setan
-
Pulau Pahawang, Spot Snorkeling dengan Pemandangan Alam Cantik di Lampung
-
Ulasan Novel Bad Blood: Pertarungan Terakhir Menyingkap Kasus Pembunuhan
-
Ulasan Film Pusaka: Horor Sadis yang Bakal Bikin Kamu Jantungan!
-
Bedah Lagu TXT 'Love Language', Komunikasi Cinta Lewat Nada Afro House
Terkini
-
Desir Layar! Pesona ASMR untuk Jiwa Gen Z yang Gelisah
-
Jorge Martin Digosipkan Keluar dari Aprilia, Tim Mana yang Mau Terima?
-
Naturalisasi Mauro Ziljstra Terancam Batal, Pihak PSSI Ungkap Hal Ini!
-
4 Inspirasi OOTD Effortless ala Haneul KISS OF LIFE yang Bikin Kece Seharian
-
Netflix Bagikan 6 Rekomendasi Film Lokal tanpa Reza Rahardian, Apa Saja?