Sejak zaman dahulu, kekuatan armada angkatan laut Indonesia atau yang dahulu masih bernama Hindia-Belanda telah dilengkapi beragam pesawat yang berfungsi sebagai kekuatan sayap udara angkatan laut. Pesawat yang dioperasikan oleh divisi udara angkatan laut di Hindia-Belanda atau Marine Luchtvaartdienst (MLD) telah diperkuat oleh beragam pesawat guna mendukung beragam misi pertahanan dan pengawasan maritim pada masa itu.
BACA JUGA: Pemilik Motor Pelaku Bom Bunuh Diri di Bandung Ternyata Warga Solo: Sudah Lama Saya Jual
Umumnya pesawat yang dioperasikan oleh MLD adalah jenis pesawat amfibi seperti floatplane/seaplane atau kapal terbang (flying-boat). Salah satu jenis pesawat amfibi yang cukup ikonik dalam tubuh Marine Luchtvaartdienst adalah Dornier J Wal atau yang juga dikenal dengan nama Dornier Wal.
1. Dibeli Dari Jerman
Sebelum meletusnya Perang dunia ke-2, sebenarnya pihak Belanda merupakan salah satu konsumen yang seringkali menggunakan pesawat-pesawat buatan pabrikan Jerman, salah satunya adalah pabrikan Dornier. Pesawat amfibi Dornier J Wal atau juga seringkali disebut sebagai Dornier Do-15/16 merupakan salah satu pesawat pabrikan Dornier yang ada di Jerman. Akan tetapi, karena Jerman saat itu masih terikat perjanjian akibat kalah di perang dunia ke-1, membuat pesanan pesawat Dorner J Wal ini ditangani oleh pabrikan Italia untuk proses perakitannya.
Dilansir dari situs aviahistoria.com, pesawat ini dibeli mulai tahun 1926 dikirim terlebih dahulu ke negeri Belanda sebelum dikirimkan kembali ke Hindia-Belanda menggunakan kapal dan kemudian dirakit di Morokrembangan, Surabaya. Namun, pembelian pesawat ini juga sempat menimbulkan polemik dalam internal negeri Belanda karena dianggap kurang mendukung industri dirgantara lokal.
2. Pesawat Pengintai-Bomber Dengan Dua Mesin
Pesawat yang dikenal dengan sebutan Wal (Whale) yang berarti “Si Paus” ini merupakan salah satu pesawat flying-boat dengan ukuran cukup besar pada masanya. Dilansir dari wikipedia.com, pesawat ini memilik panjang sekitar 17 meter dan panjang sayap 22 meter. Pesawat ini ditenagai oleh sepasang mesin kembar Rolls-Royce Eagle IX V-12 yang dipasang saling membelakangi. Mesin pesawat ini mampu menerbangkan Dornier J Wal dengan kecepatan 185 km/jam dan memiliki jarak patroli sekitar 1.000-2000 km.
Pesawat yang dioperasikan 3-4 awak ini dalam tubuh angkatan laut digunakan sebagai pesawat patroli maritim dengan kemampuan pengebom atau pesawat bomber. Muatan bom yang mampu dibawa oleh pesawat ini sekitar 800 kg. Selain itu, pesawat ini juga dilengkapi dengan beberapa senapan mesin yang dioperasikan oleh wak yang merangkap sebagai gunner atau penembak.
3. Pernah Digunakan Untuk Membombardir Kapal Perang Belanda
Mungkin salah satu misi yang cukup dikenal dilakukan oleh pesawat ini adalah ketika menyerang kapal perang milik angkatan laut Belanda yakni De Zeven Provincien. Peristiwa ini terjadi pada tahun 1933 yang bermula saat awak kapal De Zeven Provincien memberontak dan menguasai kapal tersebut sebagai bentuk protes atas pemangkasan upah yang dilakukan oleh pemerintah saat itu.
Pesawat Dornier Wal ini kemudian ditugaskan untuk melakukan penyerangan setelah ultimatum terhadap para awak yang memberontak tersebut tidak dihiraukan. Meskipun penyerangan dengan membom dek kapal tersebut terbilang sukses, akan tetapi hal ini menimbulkan polemik lainnya dikarenakan menimbulkan korban jiwa dan membuat pihak militer mengalami kerugian. Pesawat Dornier J Wal tetap melayani armada angkatan laut di Hindia-Belanda hingga mulai dipensiunkan bertahap pada akhir dekade 1930-an.
Pesawat tersebut kemudian digantikan oleh pesawat Dornier Do-24K yang lebih modern. Namun, beberapa pesawat Dornier J Wal masih digunakan beberapa tahun sebagai pesawat latih bagi para calon penerbang di dalam tubuh angkatan laut di Hindia-Belanda hingga dekade awal 1940-an.
Video yang Mungkin Anda Suka.
Tag
Baca Juga
-
3 Fakta Menarik Timnas Indonesia U-17 di Fase Grup C Piala Asia U-17 2025
-
3 Pemain Timnas Indonesia U-17 yang Layak Promosi ke Level Timnas U-20
-
Lolos Piala Dunia U-17 2025, 3 Pemain Keturunan Ini Bisa Dinaturalisasi!
-
Gemilang Bersama Timnas U-17, Nova Arianto Berpeluang Latih Timnas U-20?
-
Indonesia vs. Afghanistan: Bisa Jadi Ajang Eksperimen Bagi Nova Arianto?
Artikel Terkait
-
Jumlah Penumpang Turun, Badai PHK Hantui Maskapai Penerbangan Ini
-
Demi Kembalikan Kejayaan Maritim, Pemerintah Diminta Gencar Revitalisasi Kawasan Pesisir
-
DNA Manusia Purba dari Afrika Utara Ungkap Sejarah Tersembunyi Gurun Sahara, Apa Itu?
-
Mau Bawa Skincare saat Naik Pesawat seperti Nikita Willy? Simak Aturannya, Gak Boleh Sembarangan
-
Nikita Willy Sibuk Pakai Skincare Malam di Pesawat, Suara sang Suami Bikin Salfok: Kayak ...
Ulasan
-
Ulasan Novel 14 Ways to Die: Mencari Pembunuhan Berantai 'Magpie Man'
-
Ulasan Novel Clans The Revenge, Perjalanan Baru Jack di Kota Penyihir Udgar
-
Ulasan Novel Lock the Doors: Rahasia di Balik Pintu yang Terkunci
-
Review Anime Wind Breaker, Bukan Hanya Tawuran tapi Melindungi yang Lemah
-
Jumbo: Animasi yang Menghormati Penonton Muda dengan Cerita Penuh Makna
Terkini
-
Asyik Buat Dance, Kai EXO Bagikan Detail 2 B-side Track di Album Wait On Me
-
Rilis sejak Libur Lebaran, Box Office Indonesia Diisi Pabrik Gula dan Jumbo
-
Malut United akan Kerja Cerdas Hadapi Persis Solo, Persiapan Sudah Matang?
-
Fakta Unik 4 Wakil Asia Tenggara di Piala Asia U-17: Semua Hasil Terwakili!
-
Sinopsis Drama Speak for the Dead, Dibintangi Lu Xiao Lin dan Wang Zhen