Sepanjang sejarah berdirinya, angkatan udara Indonesia atau TNI-AU telah mengoperasikan beragam jenis pesawat yang dipergunakan untuk beragam keperluan militer. TNI-AU atau yang pada era orde lama dikenal dengan nama Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) pernah menyandang predikat sebagai angkatan udara terbesar di belahan bumi selatan. Hal ini dikarenakan alutsista unggulan AURI pada saat itu diperkuat oleh berbagai pesawat tempur terbaik di masanya.
Jika membicarakan beragam pesawat tempur AURI di era orde lama, pastinya banyak kalangan akan membicarakan P-51 “Mustang” atau varian jet tempur dari keluarag MiG yang pernah dioperasikan oleh AURI hingga puluhan unit. Namun, tahukah kamu bahwa AURI juga sempat mengoperasikan beberapa penempur bermesin baling-baling yang sejenis dengan P-51 “Mustang”? pesawat tersebut ialah Lavochkin LA-11. Seperti apakah rekam jejak pesawat tersebut? Yuk, simak ulasan ringkasnya berikut ini!
1. Pesawat Tempur Bermesin Baling-baling Buatan Uni Soviet
Pesawat tempur dengan desain klasik ini mulai diproduksi oleh Uni Soviet pasca berakhirnya perang dunia ke-2. Pesawat ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari Lavockhin LA-9 yang dikembangkan pada tahun 1947. Pesawat ini mulai diperkenalkan pada akhir dekade 40-an dan diproduksi massal pada awal dekade 1950-an.
BACA JUGA: Shin Tae-yong Berhasil Bongkar Kekuatan Lini Tengah Vietnam Hingga Bisa Ditembus
Dilansir dari wikipedia.com, pesawat ini dikembangkan sebagai pesawat tempur jarak jauh sekaligus pesawat pengawal (escort fighter). Pesawat ini juga didesain sebagai pesawat pencegat dan tempur taktis. Pesawat ini tercatat selain dipergunakan oleh angkatan udara Uni Soviet juga dipergunakan oleh Tiongkok, Korea Utara dan Indonesia.
2. Keunggulan Daya Jelajah Cukup Jauh
Sebagai salah satu pesawat pengawal jarak jauh, Lavochkin LA-11 tentunya memiliki kemampuan daya jelajah yang cukup mumpuni. Dilansir dari situs militaryfactory.com, pesawat ini memiliki daya jelajah lebih dari 750 km. Apabila membawa 2 tangki bahan bakar cadangan pesawat ini mampu mencapai jarak jelajah hingga lebih dari 1.500 km.
BACA JUGA: Fokus Rawat Ibunya yang ODGJ, Tiko Tak Mau Lagi Kisah Hidupnya Jadi Konten
Hal ini dikarenakan pesawat ini menggunakan mesin Shvetsov ASh-82FN 14-cylinder air-cooled radial piston engine. Mesin piston ini terkenal memiliki kemampuan supercharger dan fuel injection yang membuat performa mesin semakin meningkat.
Untuk sistem persenjataanya, pesawat ini dilengkapi dengan 3 pucuk meriam otomatis 23mm Nudelman-Suranov NS-23. Pesawat ini juga dilengkapi dengan 2 hardpoint yang mampu membawa pod roket, bom atau tangki bahan bakar cadangan.
3. Berumur Singkat dalam Pengabdian di AURI
Pesawat Lavochkin LA-11 sempat dioperasikan oleh AURI pada masa orde lama. Akan tetapi, ada beberapa kesimpangsiuran dari kedatangan pesawat ini. Dilansir dari wikipedia.com, pesawat ini tiba saat awal dekade 1960-an yang merupakan sumbangan dari Republik Rakyat Cina.
Adapula yang beranggapan pesawat ini datang di akhir dekade 1950-an bersamaan dengan pesawat bomber TU-2 yang juga berasal dari Cina. Pesawat ini memiliki masa pengabdian yang cukup singkat di Indonesia, yakni sekitar 2-3 tahun.
Dilansir dari situs tni-au.mil.id, pesawat yang memiliki kode NATO sebagai “Fang” ini kini telah dipensiunkan seutuhnya, dulu diperkirakan AURI memiliki sekitar 20-an unit pesawat Lavochkin LA-11 yang berdinas di tubuh AURI sebagai pesawat tempur taktis dan pesawat latih. Kini salah satu pesawat tersebut tersimpan di Museum Dirgantara Adisucipto, Yogyakarta.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Timnas Gagal Lolos Piala Asia U-23, Gerald Vanenburg Justru Singgung STY
-
Gagal Lolos ke Piala Asia U-23, Jadi Ironi Skuad Garuda saat Jumpa Korea Selatan
-
Misi Gerald Vanenburg Lolos Piala Asia U-23 dan Bayang-bayang Prestasi STY
-
Menang dari Taiwan Tak Jadi Tolak Ukur Kekuatan Timnas Indonesia, Mengapa?
-
Dimas Drajad Gabung Malut United, Aroma Eks-Persib Kian Terasa di Skuad
Artikel Terkait
Ulasan
-
Belajar Merayakan Mimpi yang Nggak Sempurna dari Film In the Nguyen Kitchen
-
Review Film Lintrik: Ilmu Pemikat, Cinta Segitiga yang Berujung Petaka!
-
Ulasan Novel Algoritme Rasa: Ketika Setitik Luka Jadi Dendam Abadi
-
Review Film Mama: Pesan dari Neraka, Horor Digital yang Bikin Parno!
-
Review Film Sukma: Rahasia Gaib di Balik Obsesi Awet Muda!
Terkini
-
Suara Bisikan Virtual: Cara Gen Z Redakan Insomnia dengan ASMR
-
Alam, Pelarian Tenang Anak Muda dari Hiruk Pikuk Dunia
-
Standar Hidup Ala TikTok: Keren di Luar, Capek di Dalam?
-
Bukan Cuma Gagal Lolos, Timnas U-23 Juga Ditikung Tim Medioker ASEAN di Jalur Runner-up Terbaik
-
Pertarungan Penuh Darah di Serial Last Samurai Standing, Ini Teasernya