Di masa lalu tepatnya pada masa orde lama kekuatan udara Indonesia dianggap merupakan salah satu yang terbesar di dunia. Bahkan, kekuatan AURI (Angkatan Udara Republik Indonesia) kala itu dianggap sebagai yang terbesar di belahan bumi selatan. Predikat tersebut disematkan karena sejak akhir dekade 1950-an hingga dekade 1960-an Indonesia memang memiliki beragam alusista udara unggulan di kelasnya.
Mulai dari beragam jet tempur modern di masa itu, pesawat angkut militer hingga pernah memiliki pesawat bomber. Bila membicarakan pesawat bomber, tentunya semua akan mengarah kepada pesawat bomber TU-16 yang menjadi kekuatan utama pengebom AURI. Akan tetapi, ternyata Indonesia juga pernah memiliki pesawat bomber lain yang tak kalah tangguhnya pada masa orde lama. Pesawat tersebut ialah Ilyushin Il-28 atau yang dalam kode NATO dikenal dengan nama “Beagle”.
1. Pesawat Bomber Bermesin Jet Pertama AURI
Sebagian orang mungkin mengira bahwa TU-16 merupakan pesawat bomber bermesin jet pertama yang dioperasikan oleh AURI. Akan tetapi, hal tersebut ternyata keliru karena pada dasarnya bomber pertama yang dimiliki oleh AURI adalah Il-28 yang diketahui mulai dioperasikan sejak 1959. Dilansir dari situs aviahistoria.com, pesawat Il-28 yang dioperasikan oleh AURI sejatinya merupakan Il-28s yang diproduksi secara lisensi di Cekoslovakia atau yang dikenal dengan nama B-228.
Jumlah armada Ilyushin Il-28 yang dimiliki oleh AURI kala itu diketahui berjumlah 20 unit yang terdiri dari 4 versi latih Il-28U, 2 versi pengintaian Il-29R dan 14 unit versi Il-28 standar. Jumlah ini kemudian bertambah dengan datangnya 2 unit Il-28T yang merupakan pembom torpedo sehingga total jumlahnya menjadi 22 unit. Pesawat bomber Il-28 tersebut kemudian menjadi kekuatan utama Skuadron Udara 21 yang pada awal dekade 60-an berada di Kemayoran, Jakarta.
2. Menjadi Pesawat Bomber Andalam ALRI
Selain digunakan oleh AURI, ternyata Il-28 juga menjadi kekuatan utama dari ALRI (Angkatan Laut Repubik Indonesia) pada dekade 1960-an. Dilansir dari situs indomiiter.com, ALRI kala itu menerima sekitar 12 unit pesawat bomber ini yang terdiri dari 2 versi latih dan 10 versi pembom torpedo. Namun, ada sumber lain yang menyiratkan bahwa pesawat yang diterima oleh ALRI sekitar 30 unit.
Pesawat bomber ini mulai berdinas di ALRI pada tahun 1964 dan ditujukan sebagai kekuatan utama dalam menggempur kapal induk Belanda saat itu yakni HNLMS Karel Doorman dan kapal-kapal gugus tempurnya. Pesawat bomber ini tentunya akan menjadi salah satu kekuatan udara Indonesia bersama TU-16KS, pesawat anti-kapal selam Fairey-Gannet dan Helikopter Mil Mi-4 versi anti kapal selam. Il-28 sendiri mampu membawa muatan bom sekitar 1-3 ton yang disimpan di dalam penyimpanan internal. Untuk persenjataannya mampu membawa 4 meriam otomatis kaliber 23 mm.
3. Pensiun Setelah Banyaknya Kecelakaan dan Susahnya Perawatan
Kiprah pesawat bomber Il-28 hanya sekitar 10 tahun di Indonesia sejak kedatangannya. Pesawat ini mulai dipensiunkan bertahap pada tahun 1969 setelah beberapa kecelakaan yang dialami oleh pilot-pilot AURI dan ALRI. Dilansir dari situs indomiliter,com, kecelakaan ini disebabkan karena kurangnya perawatan armada Il-28 yang dimiliki oleh Indonesia selepas gejolak politik di tahun 1965 yang membuat renggangnya hubungan Indonesia dan Uni Soviet.
Pesawat Il-28 yang dimiliki oleh AURI dan ALRI resmi dipensiunkan seluruhnya pada tahun 1970 setelah mengalami 5 kecelakaan. Pesawat-pesawat tersebut beberapa ada yang dijadikan monumen di beberapa tempat. Salah satunya yakni berada di kota Surabaya yang dahulu merupakan markas dari Il-28T milik ALRI. Pesawat yang dahulu pernah menjadi ancaman di lautan bagi pihak Belanda tersebut kini telah resmi purna tugas akibat dari perubahan geopolitik di masa lalu.
Nah, itulah sedikit kisah dari pesawat bomber Ilyushin Il-28 yang pernah dioperasikan oleh militer Indonesia dari era orde lama hingga awal era orde baru. Meskipun juga dioperasikan oleh AURI, akan tetapi Il-28 memamg lebih dikenal sebagai alutsista unggulan yang dimiliki oleh ALRI atau kini TNI-AL.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Tag
Baca Juga
-
Berada dalam Satu Tim, 3 Nama Ini Bisa Dinaturalisasi dan Bela Timnas U-23
-
3 Keuntungan bagi Indonesia saat Jadi Tuan Rumah Gelaran AFF Cup U-23 2025
-
Tertarik Bela Timnas Indonesia, Ini Profil Pemain Keturunan Luca Blondeau
-
Indonesia Tuan Rumah AFF Cup U-23 2025, Jadi Peluang Kembali Raih Juara?
-
Media Belanda Tiba-tiba Berikan Komentar Sindiran ke Mees Hilgers, Ada Apa?
Artikel Terkait
-
Elkan Baggott Jadi Kunci Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia 2026, Makin Menggila di Liga Inggris
-
Berada dalam Satu Tim, 3 Nama Ini Bisa Dinaturalisasi dan Bela Timnas U-23
-
Terus Melesat, Jumbo Masuk 10 Besar Film Indonesia Terlaris Sepanjang Masa
-
Pengamat Belanda: Thom Haye Melakukan Hal Bodoh
-
Demi Kalahkan China, Erick Thohir Kasih Tawaran Khusus ke Patrick Kluivert: Terserah...
Ulasan
-
Dramatis, Esensi Drama China 'Eat Run Love': Cinta, Luka Lama dan Takdir
-
Ulasan Novel 1984: Distopia yang Semakin Relevan di Dunia Modern
-
Ulasan Novel Harga Teman: Ketika Hasil Kerja Tidak di Hargai oleh Klien
-
Review Film Warfare: Tunjukkan Perang dan Kekacauan dengan Utuh serta Jujur
-
Hidup dalam Empati, Gaya Hidup Reflektif dari Azimah: Derita Gadis Aleppo
Terkini
-
Pendidikan Perempuan: Warisan Abadi Kartini yang Masih Diperjuangkan
-
Berada dalam Satu Tim, 3 Nama Ini Bisa Dinaturalisasi dan Bela Timnas U-23
-
Penjurusan IPA, IPS, dan Bahasa Kembali di SMA: Solusi atau Langkah Mundur?
-
Spring of Youth: Kisah Mahasiswa, Musik, dan Mimpi yang Tayang Mei Ini!
-
Terus Melesat, Jumbo Masuk 10 Besar Film Indonesia Terlaris Sepanjang Masa