
Kepulauan Indonesia terkenal dengan beragam spesies fauna yang jumlahnya sangat banyak. Beragam spesies hewan yang terdapat di Indonesia memiliki beragam ciri-ciri fisik yang tentunya cukup identik dan berbeda dari fauna lainnya di belahan bumi lainnya. Bahkan, tidak jarang pula spesies fauna hanya ada yang ditemukan di kepulauan Indonesia sehingga menjadi fauna endemik daerah tersebut.
Salah satu jenis fauna yang seringkali ditemukan di beberapa pulau atau daerah di Indonesia adalah spesies kuda. Di Indonesia memang terkenal sebagai salah satu negara yang memiliki beberapa spesies kuda endemik di beberapa daerah. Mungkin sebagian orang pernah mendengar tentang kuda sumbawa, kuda sandel, kuda timor dan kuda Jawa. Sebagian besar spesies kuda yang ada di Indonesia memang merupakan hewan endemik kawasan Indonesia tengah dan timur. Akan tetapi, ternyata ada spesies kuda juga yang mendiami kawasan barat di Indonesia. Spesies kuda tersebut adalah kuda Batak yang sering ditemukan berhabitat di pulau Sumatera. Seperti apakah jenis kuda tersebut ? mari kita simak ulasan ringkasnya berikut ini.
1. Merupakan Keturunan dari Spesies Kuda Mongolia

Kuda batak atau yang di beberapa daerah juga disebut sebagai kuda Aceh merupakan salah satu jenis kuda yang diyakini merupakan hewan endemik dari pulau Sumatera. Habitat kuda ini umumnya terdapat di sekitar pulau Sumatera bagian tengah, meskipun beberapa juga ditemukan di dekat kawasan pesisir. Kuda batak diyakini merupakan keturunan persilangan antara kuda yang berasal dari dataran Mongolia dan kuda Arab yang memang merupakan kuda impor di Indonesia sejak ratusan tahun lalu.
Ada dua kemungkinan mengenai perkawinan silang dari kedua spesies tersebut, kemungkinan pertama kedua jenis kuda tersebut saling berkembang biak secara alami selama ratusan tahun. Hal ini dikarenakan kuda asli daratan mongol memang di masa lalu penyebarannya cukup masif yang diakibatkan perluasaan kekaisaran Mongolia, sedangkan kuda Arab dipercaya dibawa oleh para pedagang asal timur tengah sehingga bisa mencapai kepulauan Nusantara. Kemungkinan kediua, kedua spesies kuda tersebut memang sengaja dikawinkan silang untuk mendapatkan spesies kuda baru yang dikenal kuat dan tahan dengan kondisi cuaca panas di kawasan tropis.
BACA JUGA: CEK FAKTA: Mimpi Terwujud, Arya Saloka Lamar Amanda Manopo Berjalan Lancar, Benarkah?
2. Dipergunakan Sebagai Kuda Penarik dan Pengangkut Hasil Bumi
Kuda batak memiliki postur yang hampir sama seperti kuda di kawasan timur kepulauan Indonesia. kuda ini memiliki tinggi yang tidak terlalu tinggi, yakni sekitar 130 cm. Hal inilah yang membuat kuda batak atau kuda Aceh dikategorikan sebagai kuda pony. Kuda batak memiliki leher yang relatif sedikit lebih pendek dibandingkan dengan jenis kuda Sumbawa atau kuda Sandel. Melansir dari beberapa sumber, kuda ini cenderung memiliki bulu berwarna kecoklatan meskipun adapula yang memiliki warna lain seperti putih atau kemerahan.
Dalam masyarakat di pulau Sumatera, kuda batak seringkali dijadikan sebagai kuda pengangkut hasil bumi maupun kuda penarik gerobak. Meskipun memiliki postur yang kecil, akan tetapi kuda batak dikenal memiliki kekuatan yang cukup besar dan tidak mudah lelah. Hal tersebut yang membuat kuda batak juga seringkali digunakan sebagai kuda tunggangan atau kuda balap tradisional. Dalam masyarakat batak, kuda ini dikenal dengan nama Hoda yang juga memiliki arti sebagai kuda.
3. Dianggap Sebagai Hewan yang Memiliki Nilai dalam Masyarakat Batak
Selain sebagai hewan tunggangan ataupun hewan penarik beban, kuda batak dalam kultur masyarakat batak juga dianggap sebagai salah satu hewan yang memiliki nilai kesakralan tersendiri. Spesies kuda ini dipercaya merupakan tunggangan dari pada tetua adat dan leluhur mereka di masa lalu. Bahkan, dalam beberapa upacara tradisional di masyarakat seperti penobatan raja atau tetua adat, kuda batak juga akan turut hadir sebagai hewan kurban atau perlambangan simbolik. Namun, ada fakta yang cukup miris dari spesies kuda ini. Kuda batak kini populasinya sudah tidak sebanyak puluhan atau ratusan tahun silam. Meskipun masih ada beberapa orang beternak kuda ini, akan tetapi jumlahnya juga tidak bertambah secara signifikan.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Stefano Lilipally Comeback ke Timnas dan Peluang Main di Usianya yang Senja
-
Tak Hanya Shayne Pattynama, 3 Pemain Naturalisasi Timnas yang Pilih Berkarir ke Asia
-
Ramadhan Sananta Gabung Klub Brunei Darussalam, Karir Naik atau Turun?
-
Berkarir di Thailand, Shayne Pattynama Bernasib Seperti Arhan dan Asnawi?
-
Media Asing Soroti Kondisi Kritis di Skuad Timnas Indonesia, Ada Apa?
Artikel Terkait
-
Waduh! Soundtrack Piala Dunia U-20 Hilang dari Akun Resmi FIFA, Pertanda Apa Ini?
-
Shin Tae yong Gelisah, tapi Tetap Berharap Skuad Timnas Indonesia Bisa Tampil di Piala Dunia U20
-
4 Pemain yang Berpotensi Debut di Laga Timnas Indonesia vs Burundi 28 Maret
-
Kocak Abis! Ini Mop atau Cerita Lucu dari Indonesia Timur yang Selalu Diingat Arie Kriting
-
Deretan Respon Pemain Timnas Indonesia U-20 Setelah Terancam Gagal Tampil di Piala Dunia U-20
Ulasan
-
Baekhyun EXO 'Elevator': Lagu Genit dan Boyish saat Cinta Pandangan Pertama
-
Ulasan Novel Society of Lies: Rahasia Kematian di Balik Dinding Kampus Elit
-
Peran Tiap Anggota Keluarga yang Related di Drama Korea When Life Gives You Tangerines
-
Kisah Emosional di Balik Lagu Healing Kun & Xiaojun 'Back to You'
-
Review Film Meet The Khumalos: Komedi Keluarga yang Kurang Menggigit
Terkini
-
Hustle Culture: Ketika Kita Takut Terlihat Tidak Produktif
-
Stefano Lilipally Comeback ke Timnas dan Peluang Main di Usianya yang Senja
-
Tak Hanya Shayne Pattynama, 3 Pemain Naturalisasi Timnas yang Pilih Berkarir ke Asia
-
Dekati Waktu Pertarungan, Pelatih Malaysia Berikan "Ancaman Tambahan" kepada Kubu Vietnam
-
Malaysia Masters 2025 Day 1: Dua Wakil Ganda Putri Lolos ke Babak Kedua