Bagi penggemar karya Agatha Chrstie, ada banyak kasus pembunuhan yang melibatkan racun sebagai media untuk mengeksekusi hidup seseorang. Salah satu karya Agatha Christie yang mengangkat kasus tentang racun adalah karyanya yang berjudul Five Little Pigs atau Mengungkit Pembunuhan.
BACA JUGA: Review Formula untuk Meraih Kemakmuran, Hidup Sukses dan Bahagia
Identitas Buku
Judul : Five Little Pigs (Mengungkit Pembunuhan)
Penulis : Agatha Christie
Penerjemah : Alex Tri Kantjono W.
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan Kedelapan, November 2017
360 Halaman
Sinopsis
Amyas Crale merupakan seorang pelukis dan menaruh minat yang sangat besar pada lukisan dan wanita. Pembunuhan yang terjadi atas dirinya membuat namanya tercemar. Istrinya yang cemburu dituduh telah membunuh Amyas dan dijatuhi hukuman seumur hidup.
Enambelas tahun kemudian, Carla, putri mereka yang kini telah menjadi seorang wanita muda, yakin ibunya tidak bersalah dan menghadap kepada Hercule Poirot untuk meminta bantuan yaitu memulihkan nama baik ibunya dengan kembali ke tempat terjadinya pembunuhan dan mencari kekurangan fatal pada kejahatan yang sempurna itu.
BACA JUGA: Belajar Kebijaksaan Hidup dari Penyair Jalaluddin Rumi
Ulasan Buku
Agatha Christie selalu menghadirkan cerita-cerita dengan tema serupa, thriller yang dibumbui dengan berbagai latar belakang, entah itu rasa cemburu, pengkhianatan, harta warisan, hingga ketamakan. Selalu ada korban dalam setiap ceritanya, mustahil untuk menemukan karyanya tanpa ada yang terbunuh.
Five Little Pigs bercerita tentang seorang seniman bernama Amyas Crale, seorang pelukis, yang sangat tergila-gila dengan kegiatan melukis. Ia sampai melupakan hal lain ketika sudah berhadapan dengan kanvas, objek, dan kuas.
Hingga suatu hari kematiannya yang mendadak dan diduga diracun menggemparkan semua orang yang ada di sekitarnya. Tersangka utama pada saat itu adalah istrinya sendiri yang diduga cemburu terhadap sosok wanita muda yang menjadi objek lukis Amyas Crale. Racun coniin itu ditemukan di dalam salah satu botol bekas parfum di kamar istrinya.
BACA JUGA: Faktor Penentu Peringkat Paspor Dunia dan Desain dalam Politik Paspor
16 tahun berlalu, anak mereka bersikeras bahwa ibunya tidak membunuh ayahnya. Ia meminta bantuan Poirot untuk menyelidiki kasus tersebut dan mengungkap kenyataan yang sebenarnya. Tentu saja dengan aksinya yang sangat metodis dan rapi, Poirot akan mengajak pembaca untuk mengunjungi satu per satu saksi yang ada di sekitar tempat kejadian belasan tahun lalu.
Aku suka cara Poirot menggiring opini dan kembali menjebak pembaca untuk menjatuhkan tersangka pada orang yang tidak tepat. Hal ini mengajarkan pembaca untuk tidak cepat mengambil kesimpulan. Pelaku sebenarnya cukup terduga, tapi pernyataan dari berbagai saksi membuat kita ragu dan akhirnya kembali pasrah untuk menebak.
Pesan moral yang bisa diambil dari kisah pembunuhan seorang seniman ini adalah kebenaran akan selalu terungkap, walaupun membutuhkan waktu yang tidak sebentar.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Ikuti Perjalanan Hampa Kehilangan Kenangan di Novel 'Polisi Kenangan'
-
3 Novel Legendaris Karya Penulis Indonesia, Ada Gadis Kretek hingga Lupus
-
Geram! Ayu Ting Ting Semprot Netizen yang Hujat Bilqis Nyanyi Lagu Korea
-
Haji Faisal Akui Sempat Syok dengan Konten Atta Halilintar yang Disebut Netizen Sentil Fuji
-
Outfit Bandara Seowon UNIS Jadi Sorotan, K-netz Perdebatkan Usia Debut
Artikel Terkait
-
Hari Buku Sedunia, Mengapa Aktivitas Baca Buku Harus Sejak Bayi?
-
Ulasan Buku The Geography of Bliss: Perjalanan Eric Weiner dalam Mencari Negara yang Paling Membahagiakan
-
Review Formula untuk Meraih Kemakmuran, Hidup Sukses dan Bahagia
-
Belajar Kebijaksaan Hidup dari Penyair Jalaluddin Rumi
-
Review Buku "Pagi Pegawai Petang Pengarang": Setiap Orang Bisa Jadi Penulis
Ulasan
-
Ulasan The Price of Confession: Duet Gelap Kim Go Eun dan Jeon Do Yeon
-
4 Tempat Padel di Bandung yang Instagramable, Nyaman, dan Cocok Buat Pemula
-
Di Balik Tahta Sulaiman: Menyusuri Batin Bilqis di Novel Waheeda El Humayra
-
Review Film The Stringer - The Man Who Took the Photo: Menelusuri Jejak Fakta
-
7 Film Indonesia Paling Laris 2025: Animasi, Horor, hingga Komedi
Terkini
-
Bukti Nyata Seni Inklusif: Arif Onelegz dan Lauren Russel Buktikan Setiap Tubuh Bisa Menari
-
Jalani Laga Genting untuk Lolos, Garuda Muda Harapkan Keajaiban Timnas Era STY Kembali Terjadi!
-
Ketika Meme Menjadi Senjata Bullying Digital: Batas Antara Lucu dan Melukai
-
Banjir Aceh-Sumatera: Solidaritas Warga Lari Kencang, Birokrasi Tertinggal
-
4 Rekomendasi HP Terbaik 2025 dengan Harga Rp 2 Jutaan, Chipset Kencang dan Baterai Awet