Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Sam Edy
Ilustrasi Buku “Menjaga yang Tersisa” (DocPribadi/ Sam Edy)

Banyak cara yang dapat digunakan untuk mengajak masyarakat agar lebih mencintai dan melestarikan hutan. Jangan sampai hutan-hutan menjadi punah akibat keserakahan segelintir manusia yang gila dengan materi.

Salah satu cara mengampanyekan tentang pentingnya merawat hutan dan lingkungan adalah dengan media tulisan atau karya tulis. Sajak atau puisi misalnya. Lewat sajak, seseorang bisa menyuarakan gagasan atau pemikirannya tentang manfaat hutan bagi makhluk hidup dan akibatnya bila sampai tidak dirawat dengan baik, bahkan habis ditebangi oleh para manusia.  

Sebagaimana kita ketahui bersama, hutan memiliki fungsi yang sangat banyak untuk kehidupan umat manusia. Bahkan bagi semua makhluk hidup seperti hewan yang membutuhkan hutan sebagai tempat berlindung dan bertahan hidup. Hutan dapat menjadi benteng bagi kehidupan manusia dari berbagai bencana.

Kritik membangun tentang pentingnya menjaga kelestarian hutan, bisa kita simak dalam salah satu sajak karya Yohanes Terang yang berjudul “Menjaga yang Tersisa”. Berikut saya kutipkan sebagian sajak tersebut:

Hutan yang ada adalah hadiah

Yang paling berharga bagi manusia

Dari Sang Pencipta.

Hutan-hutan yang masih tersisa hendaknya

Manusia sanggup sebagai penjaga dan pemelihara.

Agar titipan anak cucu kita tak pernah habis

Oleh pergeseran waktu dan perjalanan usia.

Karena hutan berguna sebagai penghadang

Angin dan topan penyimpan air dan makanan

Habitatnya obat-obatan dan berjenis satwa langka.

Bila kita berusaha merenungi sajak tersebut, betapa manfaat hutan bagi kehidupan kita begitu besar. Yakni, sebagai penghadang angin dan topan, menyimpan air serta makanan. Bahkan, hutan dengan beragam jenis tanaman yang ada di dalamnya, ternyata sebagiannya dapat difungsikan sebagai media pengobatan dari beragam penyakit. 

BACA JUGA: Ulasan Buku 'Rujuk', Naskah Drama tentang Perceraian dan Biro Jodoh

Maka, melestarikan hutan menjadi tugas kita bersama. Jangan sampai hutan-hutan yang ada di negeri ini habis oleh keserakahan sebagian orang yang hanya mementingkan keuntungan pribadi dan golongannya. Jangan sampai hutan-hutan menjadi gundul dan berganti dengan bangunan-bangunan tinggi pencakar langit.

Dalam sajak berjudul “Hilangnya hutan Hilangnya Kehidupan”, Yohanes Terang menegaskan:

Hutan menunjukkan bukti

Tempat tersedianya flora dan fauna

Titipan dari Sang Pencipta

Bagi semua kehidupan yang ada

Hilangnya hutan berarti hilang tanda 

kehidupan di dalamnya.

Manusialah sebagai pewaris

yang dapat mengelola

Agar tak hilang ditelan waktu

Tak habis dimakan usia

Tempo berganti waktu berjalan

Perlahan maupun cepat.

Buku kumpulan sajak karya Yohanes Terang yang diterbitkan oleh Gramedia ini sangat cocok dijadikan sebagai bahan renungan berharga bagi para pembaca. Renungan tentang pentingnya melestarikan alam, menjaga hutan dari kepunahan dan keserakahan manusia.   

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Sam Edy