Pada masa orde lama, tepatnya pada dekade akhir 1950-an dan awal 1960-an kekuatan maritim Indonesia sedang dalam fase pembangunan dan menjadi salah satu kekuatan militer terbesar di kawasan Asia tenggara. Pada masa tersebut pihak pemerintah Indonesia melakukan berbagai pembelian alutsista maritim baik dalam kondisi baru maupun dalam kondisi bekas pakai dari berbagai negara. Mayoritas pembelian alusista tersebut didominasi dari blok timur seperti Uni Soviet karena memang hubungan Indonesia-Uni Soviet pada saat itu sedang hangat-hangatnya.
Namun, tahukah kamu bahwa ada negara lain di kawasan Eropa timur yang juga beberapa alutsista maritimnya juga turut diborong oleh TNI ? negara tersebut adalah Yugoslavia. Mungkin saat ini negara tersebut telah bubar dan terbagi atas beberapa negara, akan tetapi di zaman tersebut negara Yugoslavia merupakan salah satu negara yang cukup besar dan dikenal sebagai salah satu produsen senjata kelas atas. Salah satu alutsista yang dibeli Indonesia dari negara tersebut adalah kapal patroli Kraljevica-class.
Dibeli Dalam Kondisi Bekas Pakai Dari Militer Yugoslavia
Melansir dari situs Indomiliter, kapal patroli Kraljevica-class merupakan salah satu produk buatan galangan kapal Tito’s Shipyard di Yugoslavia. Kapal ini datang ke Indonesia pada akhir dekade 1950-an, tepatnya pada tahun 1958-1959 dalam kondisi bekas pakai militer Yugoslavia. Indonesia saat itu menerima 6 unit kapal tersebut yang dipergunakan oleh militer Yugoslavia sejak tahun 1954-1955.
BACA JUGA: Ulasan FIlm Work It: Jangan Takut Memulai dari Nol
Kapal Kraljevica-class sendiri mulai didesain dan dibangun pada awal dekade 1950-an hingga tahun 1957. Total kapal ini dibangun sebanyak 24 unit dan dioperasikan oleh beberapa negara di luar Yugoslavia. Tercatat militer Bangladesh, Sudan dan Ethiopia menjadi operator kapal ini di luar Yugoslavia selain Indonesia. Indonesia sendiri mendapatkan 6 unit kapal tersebut dengan nomer lambung PBR-513 hingga PBR-518 yang merupakan bekas pakai pihak Yugoslavia.
Merupakan Kapal Patroli Anti Kapal Selam
Meskipun tergolong sebagai kapal patroli, akan tetapi kapal Kraljevica-class memiliki keunggulan sebagai kapal anti kapal selam. Melansir dari Wikipedia, kapal yang memiliki panjang sekitar 43 meter tersebut dibekali sistem persenjaat untuk menjalankan peran anti kapal selam. Persenjataan utama kapal ini adalah 1 unit meriam kaliber 76 mm, 1 unit meriam kaliber 40 mm dan 4 unit kanon otomatis kaliber 20 mm. Kapal ini juga memiliki sistem pelontar mortar untuk menghancurkan kapal selam. Umumnya jenis mortar yang digunakan adalah Mousetrap atau Hedgehog yang berjumlah 2 sistem peluncur.
Kapal ini memiliki kecepatan maksimal sekitar 17 knots atau 31 km/jam. Untuk jarak jelajahnya bisa mencapai jarak 1.900 km di kecepatan standar 12 knots. Beberapa varian dari kapal ini juga mengganti meriam 76 mm yang dimilikinya dengan roket anti kapal selam RBU-1200 buatan Uni Soviet dan sistem sonar. Namun, tidak diketahui apakah kapal Kraljevica-class yang dimiliki oleh Indonesia saat itu juga mengganti sistem kanon 76 mm tersebut dengan roket anti kapal selam.
Menyadur dari buku “Conway's All the World's Fighting Ships 1947–1995”, kapal yang dimiliki oleh Indonesia mulai dipensiunkan secara bertahap sejak tahun 1970 hingga tahun 1989. Faktor usia yang kian menua tentunya menjadi alasan dipensiunkannya kapal patroli Kraljevica-class yang dimiliki oleh Indonesia. Kapal-kapal tersebut dalam dinas dengan militer Indonesia diberi nama KRI Dorang, KRI Layang, KRI Bubara, KRI Lemadang, KRI Todak dan KRI Krapu.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Tag
Baca Juga
-
Bullying dalam Lingkup Keluarga: Ada tapi Sering Disepelekan
-
Nova Arianto Ditunjuk Latih Timnas U-20, Realisasi Jangka Panjang PSSI
-
Karir Nova Arianto di Timnas U-20 Diprediksi Bakal Mulus, Kok Bisa?
-
Bursa Pelatih Timnas: Timur Kapadze Kandidat Kuat, STY Tak Masuk Kriteria?
-
Timur Kapadze Diisukan Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Sesuai Kriteria PSSI?
Artikel Terkait
Ulasan
-
Review Film Air Mata Mualaf: Mendalami Gejolak Batin Tatkala Pindah Agama
-
Review Film Ha Gom: The Darkness of the Soul, Horor Folk Thailand yang Gelap dan Atmosferik
-
Ulasan Film The Astronaut: Ketika Misi Luar Angkasa Membawa Bencana
-
Ulasan Film Panor, Teror Kutukan yang Perlahan Menggigit Batin
-
Ulasan Novel Izinkan Aku Mencintaimu: Menemukan Cinta Sejati dan Jati Diri
Terkini
-
Kehadiran Joey Pelupessy dan Potensi Semakin Sempitnya Dapur Pacu Persib Bandung
-
Mahalini Comeback dengan Album Koma, Ini Makna Mendalam di Balik Judulnya!
-
Efek Kejadian Tumbler Tuku, Satpam KRL Panik Saat Temukan Nasi Uduk di Kereta
-
SEA Games 2025 dan Hilangnya Salah Satu Kekuatan Utama Garuda Muda dari Edisi 2023
-
Di Balik Putihnya Garam, Ada Luka dan Harapan Orang-Orang Pesisir Rembang