Film “Hope” atau yang dikenal juga dengan “Wish” yang rilis tahun 2013 mengisahkan tentang kehidupan seorang anak yang akrab dipanggil Im So Won berusia 8 tahun yang tragisnya menjadi korban kekerasan seksual saat hendak berangkat ke sekolah. Ia diperkosa secara sadis oleh seorang pria di bangunan konstruksi yang terbengkalai di dekat sekolahnya.
So Won terluka parah. Tubuhnya penuh luka, bahkan ada luka terkoyak dari anus hingga perut yang membuat ususnya keluar sehingga ia harus memakai kantong kolostomi. Kekerasan seksual dan fisik yang hampir merenggut nyawanya membuat So Won sampai mengalami cacat permanen dan harus menjalani operasi pengangkatan anus dan usus besar. Dampak yang paling fatal adalah trauma yang menyerang psikis So Won.
Melansir laman halodoc.com, Post-traumatic Stress Disorder (PTSD) adalah gangguan mental yang terjadi akibat mengalami atau menyaksikan peristiwa yang tidak menyenangkan dan bersifat traumatis. Trauma yang tidak diatasi dengan baik dapat menyebabkan korban kekerasan seksual mengalami depresi hingga post-traumatic stress disorder (PTSD).
Trauma yang dialami langsung oleh so won telah menunjukkan beberapa gejala untuk terkena gangguan post- traumatic stress disorder (PTSD) didukung pula dengan gaya kelekatan So Won dan orang tua yang tidak baik memiliki potensi untuk memiliki gejala PTSD yang lebih tinggi (Nader,2007).
Mengutip laman buku Psikopatologi Anak Dan Remaja karya Amalia, H. Ulfa dkk (2022), Dalam DSM-5, kriteria PTSD terdiri dari empat kelompok gejala utama, yaitu reexperiencing, penghindaran (avoidance), terdapat perubahan negatif yang berlangsung terus menerus dalam kognisi dan suasana hati (negative alternation), terdapat perubahan pada gairah, dan reaktivitas (hyperarousal) (Strain & Casey: 2015).
Pada gejala reexperiencing, So Won hanya menunjukkan reaksi fisik serta psikologis yang berlebihan ketika kenangan peristiwa traumatis muncul dibuktikan pada saat scene So won yang menangis sambil berteriak dan memberontak ketika ayahnya mencoba mengganti kantung kolostomi nya sambil mencoba membuka area baju bawahnya dan memegang kaki kedua putrinya.
Buntutnya, sontak membuat So won terdiam sambil bernafas terengah-engah dengan detak jantung yang sangat cepat membuat ayahnya pun menyesali perbuatannya karena telah membuat So Won kembali mengingat pengalaman traumatis tersebut.
Pada gejala Avoidance, So Won menghindari bertemu ayahnya karena telah memicu kenangan dari peristiwa traumatisnya.
Gejala Negative alternations ditampilkan oleh So Won hanya melalui ia yang berpikiran negatif dan menyalahkan diri sendiri, orang lain dan lingkungan mengenai peristiwa yang dialaminya, merasa terisolasi dari dunia luar, merasa tidak berminat dengan aktivitas yang biasa dilakukannya, muncul perasaan-perasaan negatif (malu, horor, takut) dan adanya kesulitan dalam mengekspresikan perasaan atau emosi-emosi positif bahkan enggan berbicara.
Namun, pada Gejala hyperarousal, So Won tidak menunjukkkan perilaku sulit tidur,kesulitan berkonsentrasi, melakukan hal yang beresiko seperti gejala umum PTSD lainnya.
Hal ini membuat So Won belum tentu dinyatakan mengalami PTSD karena hanya beberapa gejala kecil yang ditunjukkan, rentang waktu trauma yang tak tersampaikan didukung pula dengan penanganan psikiater yang cepat pasca kejadian tidak membuat trauma ini berkembang menjadi PTSD.
Baca Juga
-
Bukti Dokter Lebih Berisiko Alami PTSD Melalui Drama Korea Doctor Slump
-
6 Daftar Warna yang Membuat Ruanganmu Semakin Epik!
-
Belajar Menerima Emosi Diri Melalui Film Kartun Inside Out
-
Menikah di Bulan Syawal Adalah Amalan Sunah, Ini Penjelasannya
-
Waspada Kolestrol Tinggi! Tips Atur Pola Makan Saat Hari Raya
Artikel Terkait
-
5 Pesan Mendalam Drama Korea 'Mr Sunshine' yang Bisa Kita Ambil Hikmahnya!
-
Sinopsis Drama Korea My Lovely Boxer, Comeback Kim So Hye Setelah Dua Tahun
-
Comeback Numbers, Ini 3 Drama Korea yang Dibintangi Yeon Woo
-
Selain Bocorkan Perkembangan Hubungan dengan Rully, Dewi Persik Juga Ungkap Rasa Trauma Tentang Ini
-
Sinopsis dan Link Nonton King the Land, Drakor Keren yang Baru Rilis
Ulasan
-
Ulasan Novel Tanah Para Bandit: Ketika Hukum Tak Lagi Memihak Kebenaran
-
5 Drama Korea Psikologis Thriller Tayang di Netflix, Terbaru Queen Mantis
-
Review Film Menjelang Magrib 2, Nggak Ada Alasan Buat Dilanjutkan!
-
Kala Film The Conjuring: Last Rites, Mengemas Lebih Dalam Arti Kehilangan
-
Review Film The Conjuring: Last Rites, Penutup Seri Horor yang Menyeramkan!
Terkini
-
Inside Out oleh Day6: Pengakuan Cinta yang Tak Bisa Lagi Ditunda
-
Shotty oleh Hyolyn: Melepaskan Diri dari Seseorang yang Tak Menghargaimu
-
Momen Langka! Rhoma Irama Jadi Khatib Salat Jumat di Pestapora, Intip Lagi Yuk Rukun dan Sunnahnya
-
Debut Solo Setelah 9 Tahun, 3 Alasan Wajib Menantikan Album Haechan 'Taste'
-
Rahasia Demokrasi Sehat: Bukan Cuma Pemilu, tapi Literasi Politik!