Saya baru saja menamatkan dua cerita dalam buku kumpulan cerpen Serdadu dari Neraka karya Arafat Nur ini. Dua cerita yang saya maksud berjudul Serdadu dari Neraka dan Perempuan yang Mengencingi Sumur. Dari kedua cerita tersebut, saya dapatkan model kencing yang berbeda-beda, dan keduanya sama-sama aneh. Satu, kencingnya di kuburan, sedangkan satunya lagi kencing di sumur hingga dikutuk menjadi patung.
Dalam cerpen Serdadu dari Neraka, Kakek Basyah bercerita mengenai kebengisan Marko, komandan prajurit yang memburu para pemberontak, kepada cucunya. Kek Basyah berkisah, Marko sang komandan pasukan serdadu yang pernah menduduki Aceh selalu berperilaku ganas, buas dan bengis kepada penduduk Lamweng. Marko dan prajurit-prajuritnya dikenal sebagai serdadu dari neraka.
Marko sendiri adalah lelaki kasar yang lembut. Ia sangat kasar menghadapi lelaki kampung yang selalu ditudingnya sebagai pemberontak, orang bodoh dan sampah busuk. Namun, hatinya akan segera melunak dan penuh kelembutan apabila menghadapi gadis-gadis cantik.
Dalam kisah Kek Basyah, waktu itu banyak orangtua yang senang anak gadisnya dinodai oleh Marko. Selain perawan dan janda, Marko juga suka menggoda perempuan cantik yang telah bersuami. Hanya satu perempuan yang tidak mau dirayu Marko, yaitu anak Kek Basyah yang juga merupakan ibu dari sang cucu.
Perempuan itu telah membunuh Marko dan mencincang tubuhnya, lalu dikuburkan di pemakaman umum dengan diberi nama di batu nisannya: Marko Bolo Bolo. Usai mendengar cerita itu, si cucu ingin kencing dan ia kencing di atas kuburan Marko. Tidak hanya dirinya, beberapa penduduk lain pun sering datang ke kuburan itu hanya untuk kencing.
Dan pada cerpen berjudul Perempuan yang Mengencingi Sumur, terdapat janda bernama Sanah yang hanya baik di luar tetapi memiliki dendam membara di dalam dadanya. Suatu ketika tokoh 'aku' selalu mendapati air sumurnya selalu kotor dan bau serupa aroma selokan yang anyir dan gatal.
Alhasil, air sumur tersebut tidak lagi bisa dipakai. Meski disaring pakai bak yang diisi pasir, airnya tetap bau. Kaporit dan tawas tidak mampu mengubah aroma baunya. Kulit penguhuni rumah yang memiliki sumur tersebut pun mengalami gatal-gatal dan kudisan.
Sanah yang mereka curigai menjadi biang kerok atas menyeruaknya bau sumur itu, sudah tiga hari tidak keluar dari rumahnya. Setelah dimasuki ke rumah sepinya, terdengar jeritan seorang perempuan dari arah sumur. Ternyata ditemukan tubuh Sanah menjadi seperti patung batu dengan posisi berjongkok ke arah sumur sambil kencing.
Baca Juga
-
Menkeu Purbaya Ancam Tarik Anggaran Program Makan Gratis jika Penerapannya Tidak Efektif
-
Ferry Irwandi Ungkap Jumlah Orang Hilang pada Tragedi 25 Agustus yang hingga Kini Belum Ditemukan
-
Nadya Almira Dituding Tak Tanggung Jawab Usai Tabrak Orang 13 Tahun yang Lalu
-
Vivo V60 Resmi Rilis, Andalkan Kamera Telefoto ZEISS dan Snapdragon 7 Gen 4
-
Review Buku Indonesia Merdeka, Akhir Agustus 2025 Benarkah Sudah Merdeka?
Artikel Terkait
Ulasan
-
Ulasan Novel Oregades: Pilihan Pembunuh Bayaran, Bertarung atau Mati
-
Dari Utas viral, Film Dia Bukan Ibu Buktikan Horor Nggak Lagi Murahan
-
Review The Long Walk: Film Distopia yang Brutal, Suram, dan Emosional
-
Menyikapi Gambaran Orientasi Seksualitas di Ruang Religius dalam Film Wahyu
-
Review Film Janji Senja: Perjuangan Gadis Desa Jadi Prajurit TNI!
Terkini
-
Teka-Teki Ivar Jenner, Betul Cedera atau Memang Sengaja untuk Disingkirkan?
-
Waspada Kecanduan Paylater: Digital Debt Trap yang Mengincar Generasi Muda
-
Dua Gol dalam Dua Menit! SMAN 10 Bekasi Guncang Babak Preliminary ANC 2025
-
Cara dan Syarat Lengkap Mengajukan KUR BTN
-
Suami Sebut Ngidam Tipu Daya Setan, Kartika Putri Beri Klarifikasi