Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | zahir zahir
Sistem Peluncur Strela-10 (militarytoday.com)

Perang antara Rusia dan Ukraina yang telah berjalan lebih dari setahun memang belum menunjukkan adanya tanda-tanda akan mereda atau menuju ke perdamaian. Malah, perang ini kemungkinan akan menuju ke ekskalasi lebih besar mengingat pihak barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat masih gencar menurunkan bantuan militernya kepada Ukraina.

Melansir dari situs indomiliter.com, beberapa negara seperti Belanda dan Norwegia setuju untuk menurunkan pesawat jet tempur F-16 “Fighting Falcon” kepada Ukraina. Bantuan tersebut kemungkinan akan diberikan pada tahun 2024 mendatang. Selain itu, penggunaan beberapa alutsista tua juga masih terlihat secara masif digunakan baik dari Rusia maupun Ukraina. Salah satu alutsista tua yang masih digunakan oleh Rusia dan Ukraina adalah sistem pertahanan udara Strela-10.

Dikembangkan Sebagai Bentuk Pembaharuan Sistem Lama

Sistem Pertahanan Strela-10 Varian Awal (militarytoday.com)

Sistem Strela-10 atau yang memiliki nama 9K35 Strela-10 merupakan sistem pertahanan udara berbasis rudal yang dikembangkan sejak akhir dekade 1960-an. Melansir dari situs pvo.guns.ru, sistem yang dikenal dalam kode NATO sebagai SA-13 "Gopher" ini dikembangkan sebagai penyempurnaan dari sistem 9K31 Strela-1 yang mulai memasuki layanan pada tahun 1967 dalam militer Uni Soviet.

Sistem ini dirancang untuk menutupi kekurangan yang ada pada sistem pertahanan udara Strela-1. Selain itu, sistem ini juga dapat menggunakan peluncur rudal yang sama seperti yang digunakan oleh Strela-1 agar mempermudah dari segi lini produksi dan logistik. Pengembangan sistem pertahanan udara ini dilakukan bersamaan dengan pengembangan sistem pertahanan hibrida yang kelak akan dikenal dengan nama 9K22 “Tunguska”.

Melansir dari situs janes.com, sistem rudal pertahanan udara ini dipasang pada platform MT-LB yang memiliki kemampuan lebih mobile dan memiliki kemampuan amfibi sebagai basis kendaraan peluncur rudalnya. Pabrikan KB Tochmash yang mendesain sistem pertahanan udara Strela-10 mendesain kendaraan ini agar lebih mobile dalam pengoperasian dan jarak jangkauan meskipun harus mengorbankan dari segi perlindungan. Sistem Strela-10 pada akhirnya mulai masuk dalam layanan Uni Soviet pada tahun 1976 dan masih dipergunakan hingga kini oleh Rusia.

BACA JUGA: 5 Rekomendasi Buku Filsafat untuk Pemula, Ada Dunia Sophie!

Sistem Senjata yang Digunakan Pula oleh Ukraina

Proses Penembakan Sistem Strela-10 (militarytoday.com)

Sistem pertahanan udara Strela-10 menggunakan rudal dengan tipe 9M37 yang merupakan pengembangan lebih lanjut dari rudal 9M31M yang digunakan pada sistem Strela-1. Melansir dari situs militarytoday.com, rudal ini mampu membawa sekitar 5 kg hulu ledak fragmentasi dan rudalnya sendiri hanya memiliki berat sekitar 40 kg. Sebagai sistem pertahanan udara jarak pendek, rudal ini hanya mampu mencapai target dengan jarak 5.000 meter dan ketinggian maksimal 3.500 meter.

Namun, rudal ini memiliki kecepatan maksimal hingga lebih dari Mach 2.0 yang membuatnya cukup berbahaya bagi drone, helikopter atau pesawat yang terbang rendah. Selain itu, kendaraan MT-LB yang menjadi basisnya sendiri juga dipersenjatai senapan mesin 7.62 mm atau 12.7 mm sebagai pertahanan jarak dekat. Sistem peluncur ini sendiri juga mampu membawa 4 rudal siap tembak dan sistem radar mandiri.

Selain digunakan oleh Rusia, sistem pertahanan udara Strela-10 juga digunakan oleh Ukraina. Melansir dari situs berita tass.com, sistem pertahanan Strela-10 milik Ukraina kerap kali dihancurkan oleh drone kamikaze, ZALA Lancet milik Rusia. Hal ini tentunya cukup ironis, mengingat sistem ini sejatinya dibangun untuk menangkal serangan drone. Ukraina sendiri memiliki sistem Strela-10 yang merupakan peninggalan dari masa Uni Soviet. Diperkirakan beberapa unit sistem Strela-10 masih dioperasikan oleh Ukraina hingga hari ini.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

zahir zahir