Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Moch Alfa Alfiansyah
KA Pandalungan (Dok. Pribadi/alfaalfnsyh)

Kereta api merupakan salah satu transportasi favorit bagi masyarakat Indonesia. Bepergian menggunakan kereta api menawarkan waktu tempuh yang lebih singkat, tarif yang sepadan, fasilitas yang mumpuni, serta pastinya pemandangan yang indah di sepanjang perjalanannya.

Terdapat beberapa kereta favorit yang telah memiliki nama besar, sebut saja KA Argo Wilis, KA Argo Bromo Anggrek, KA Argo Parahyangan, KA Sancaka, dan KA Mutiara Selatan.

Tak hanya di Pulau Jawa, di Pulau Sumatera pun juga ada KA Sribilah, KA Rajabasa, dan KA Kuala Stabas yang jadi pilihan utama. Di samping itu, jangan pula lupakan beberapa kereta bandara dan kereta-kereta yang baru beroperasi di Pulau Sulawesi.

Sebagai inovasi dan peningkatan layanan, PT Kereta Api Indonesia (KAI) telah meluncurkan kereta api baru bernama KA Pandalungan. Kereta ini dirilis bebarengan dengan diberlakukannya aturan baru perjalanan kereta api atau Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka 2023), lebih tepatnya pada 1 Juni 2023 yang lalu.

KA Pandalungan melayani relasi Stasiun Gambir di Jakarta hingga tembus ke Stasiun Jember di Jawa Timur melalui jalur utara Jawa. Dengan jarak tempuh 919 km, KA Pandalungan kini menyandang gelar sebagai kereta dengan jarak tempuh terjauh di Indonesia, menggantikan KA Gajayana (Malang-Jakarta) yang panjang rutenya 107 kilometer.

Untuk menghubungkan Jakarta dengan Jember, KA Pandalungan memerlukan waktu tempuh rata-rata 14 jam 15 menit. Kereta yang diambil dari nama sub suku Madura yang mendiami wilayah di Tapal Kuda Jawa Timur, khususnya di Jember ini berjalan setiap harinya dengan perjalanan pulang pergi.

Rangkaian kereta api ini terdiri dari delapan kereta penumpang kelas eksekutif, satu kereta pembangkit, dan satu kereta makan kelas eksekutif. Berjalan dengan kecepatan 60 hingga 100 kilometer per jam, KA Pandalungan berhenti di banyak stasiun, baik untuk naik/turun penumpang maupun persilangan. 

Tercatat, KA Pandalungan berhenti di Stasiun Jember, Tanggul, Klakah, Probolinggo, Pasuruan, Bangil, Sidoarjo, Wonokromo, Surabaya Gubeng, Surabaya Pasar Turi, Lamongan, Bojonegoro, Cepu, Ngrombo, Semarang Tawang, Pekalongan, Tegal, Cirebon, Jatibarang, Terisi, Cikarang, Jatinegara, dan mengakhiri perjalanan di Stasiun Gambir.

KA Pandalungan menjadi favorit karena mampu menawarkan perjalanan dari Jawa Timur menuju ibu kota maupun sebaliknya tanpa transit. Selain itu, harga tiketnya juga terbilang worth it, yakni berkisar Rp480.000,00 hingga Rp700.000,00, para penumpang juga disuguhkan dengan pemandangan laut khas pantai utara Jawa selama perjalanan.

Moch Alfa Alfiansyah