Secara umum, makan nasi jagung mungkin bukan suatu hal hang istimewa, khususnya bagi masyarakat yang tinggal di desa. Namun, di momen KKN kemarin saya menemukan variasi lain dari yang biasa saya makan.
Sewaktu KKN saya ditempatkan di sebuah daerah yang letaknya lumayan jauh dari kota, namanya Kecamatan Banyuanyar, Kabupaten Probolinggo.
Uniknya dari KKN saya adalah selain menjalankan proker dan berkunjung ke daerah baru, saya juga mengenal kuliner yang enak-enak.
Kalau di daerah lain makanan khas sehari-harinya adalah nasi pecel, nasi campur, atau bubur ayam, di Banyuanyar sana terkenal dengan nasi jagungnya.
Pertama kali mencoba nasi jagung di Banyuanyar ini adalah saat saya ikut mendampingi latihan lomba paduan suara ibu-ibu PKK di sana, konsumsinya kami dipesankan nasi jagung berapa puluh bungkus yang kemudian dimakan bersama.
Nasi Jagung Banyuanyar
Nasi jagung yang biasa saya temui didampingi dengan lauk berupa urap-urap, tumis daun pepaya, balado terong, serta tempe tahu.
Kalau di sini beda, lauknya adalah sayur komag (sejenis kacang-kacangan yang dimasak lodeh), tempe tahu masak kuning, sayur kelor, dan sambal bawang.
Bagi orang yang belum terbiasa, rasa nasi jagung yang satu ini sangat ramah di lidah ksrena seperti makan nasi pada umumnya, ditambah dengan lauk yang gurih gurih pedas, lebih cocok lagi kalau dimakan selagi masih hangat.
Nasinya lebih empuk dan pulen, biji jagungnya juga lebih banyak, makan satu bungkus pun jadi tidak begah.
Meskipun bukan makanan mewah dan mahal, rasa nasi jagung Banyuanyar itu meninggalkan kesan di hati saya dan teman-teman, bagaimana makanan itu jadi penyelamat ketika saya lapar tiba-tiba dan stok makanan sudah habis.
Harganya murah meriah yakni Rp5000 saja, tentu cocok dengan kantong mahasiswa seperti kami yang sedang merantau di kota orang.
Kalau dikira-kira, mungkin hampir setiap hari saya dan teman-teman beli nasi jagung ini. Entah untuk dimakan sendiri atau saat ada acara tertentu.
Sampai saat ini, cita rasa sederhana dan nikmat dari nasi jagung tadi selalu mengingatkan dengan kenangan selama di Banyuanyar dan membuat saya ingin kembali ke sana.
Baca Juga
-
Mantap! Andrea Dovisiozo dan Yamaha Sedang Tes Mesin V4
-
Enea Bastianini Cocok Gantikan Jorge Martin, Aprilia Sudah Buka Loker?
-
Jadwal F1 GP Inggris 2025, Bisakah Lando Norris Taklukkan Silverstone?
-
Dua Pembalapnya Bernasib Beda, Davide Tardozzi Tetap Dukung Tanpa Membedakan
-
Resmi Comeback, Luca Marini Akan Jalani Tes Privat di Sirkuit BRNO
Artikel Terkait
-
Keterlaluan! Oknum Guru Ekstrakulikuler Pencak Silat Sodomi Muridnya di Kamar Mandi Sekolah
-
Porsi Jumbo, Sensasi Sarapan Gado-Gado Bude Okan di Mendalo Jambi
-
Timphan, Kue Khas Aceh Berbalut Daun Pisang yang Bikin Ketagihan
-
Aroma Sentra Kuliner Ikan Asap, Magnet Pengendara Jalur Pantura Probolinggo
-
Gurihnya Lontong Balap, Kuliner Khas Pesisir di Kota Surabaya
Ulasan
-
Bertualang Seru Penuh Kejanggalan Lewat Cerpen Misteri Hutan Larangan
-
Siap-Siap Dibikin Greget Sama Webtoon "The Problematic Prince", Yakin Kuat?
-
Review Film Blindness, Saat Kegelapan Ungkap Sisi Terdalam Manusia
-
Ulasan Novel The Convenience Store by the Sea, Kisah Hangat Toserba di Tepi Laut Jepang
-
Review Film Havoc: Suguhkan Aksi Super Brutal tapi Naskah Terlalu Datar
Terkini
-
Mantap! Andrea Dovisiozo dan Yamaha Sedang Tes Mesin V4
-
Akbar Arjunsyah Putuskan Hijrah ke Dewa United, Bawa Ambisi Besar!
-
Enea Bastianini Cocok Gantikan Jorge Martin, Aprilia Sudah Buka Loker?
-
Tak Sesukses Film Pertama, M3GAN 2.0 Dinilai Kurang Memuaskan Penonton
-
Harga Udara Bersih di Jakarta: Mahal, Langka, dan Terpinggirkan