Islam adalah agama yang mencintai perdamaian. Hidup tenang dan damai bersama sesama manusia merupakan ajaran dalam Islam yang seyogianya selalu kita renungi dan amalkan.
Perihal perbedaan agama, budaya, dan pandangan hidup jangan sampai membuat kita kehilangan toleransi dan rasa kasih sayang. Jangan hanya gara-gara berbeda keyakinan, kita mudah terpecah belah dan enggan saling menghormati.
Dalam buku Islam dan Hubungan Antar Agama (Wawasan untuk Para Da'i) dijelaskan, perdamaian merupakan salah satu ciri utama agama Islam. Ia lahir dari pandangan ajarannya tentang Allah, Tuhan Yang Mahakuasa, alam, dan manusia. Islam yang artinya mengandung makna salam (kedamaian atau keselamatan) menganjurkan kita menjaga keharmonisan hubungan dengan sesama.
Dengan demikian, Islam tidak hanya mementingkan hal-hal yang berkaitan dengan masalah keagamaan semata, melainkan juga permasalahan sosial yang tidak tertutup, dan membuka diri dengan mengedepankan persahabatan sesama umat manusia (hlm. 58).
Menjalin hubungan yang baik dengan orang-orang yang berbeda keyakinan dengan kita mestinya harus terus diupayakan. Tujuannya, agar tercipta keakraban, keharmonisan, dan sikap saling menghargai keyakinan masing-masing.
Mungkin ada sebagian orang yang merasa enggan, bahkan tidak mau berhubungan dengan orang-orang yang berbeda agama dengannya. Salah satu alasannya mungkin karena merasa takut terkenda dampak keyakinan mereka. Sebenarnya ketakutan ini tak perlu ada kalau keimanan kita sudah begitu kuat.
Dalam buku ini dijelaskan: mengapa orang enggan berdialog secara terbuka dengan penganut agama lain? Karena umumnya orang khawatir akan terkena “pengaruh” keyakinan agama lain tersebut yang menyebabkan keyakinannya sendiri luntur. Anggapan seperti ini tentu tidak beralasan dan tidak sepenuhnya benar.
Dialog antar agama dimaksudkan sebagai pertukaran pemikiran yang dirumuskan dengan cara berbeda-beda. Dialog senantiasa menuntut suasana pertukaran timbal-balik dari pandangan orang-orang yang telah memiliki satu kepedulian murni terhadap satu sama lain dan mereka terbuka untuk belajar dari orang lain. Dialog merupakan bahasa kasih Tuhan yang diekspresikan dalam hidup. Karena dialog merupakan pertemuan hati dan pikiran antarpemeluk agama yang bisa membawa manusia lebih dekat kepada misteri Tuhan (hlm. 78).
Buku yang diterbitkan oleh penerbit LKiS, Yogyakarta ini ditujukan bagi para da’i sebagai pegangan agar bisa menyebarluaskan ajaran Islam yang penuh kasih sayang di tengah masyarakat Indonesia yang majemuk.
Buku ini penting juga dibaca oleh masyarakat secara umum, agar lebih memahami ajaran Islam yang mengedepankan kasih sayang serta perdamaian.
Baca Juga
-
Ulasan Buku Resep Kaya ala Orang Cina, Cara Menuju Kekayaan yang Berlimpah
-
Ulasan Buku "The Wisdom", Merenungi Kebijaksanaan Hidup
-
Tuhan Selalu Ada Bersama Kita dalam Buku "You Are Not Alone"
-
Ulasan Buku Setengah Jalan, Koleksi Esai Komedi untuk Para Calon Komika
-
Ulasan Buku Jadilah Pribadi Optimistis, Lebih Semangat Mengarungi Kehidupan
Artikel Terkait
-
Melahirkan Generasi Muda Nasionalis dalam Buku Indonesia Adalah Aku
-
Di Antara Luka dan Pulih: Lika-Liku Luka, Sebuah Perjalanan Menjadi Manusia
-
Ulasan Novel Love, Mom: Surat Berisi Teka Teki Meninggalnya Sang Ibu
-
Raih Nobel Sastra 2024, Han Kang Siap Rilis Buku Baru 'Light and Thread'
-
Novel Petualangan ke Tiga Negara: Perjalanan Edukasi yang Sarat Pengetahuan
Ulasan
-
Review Film Muslihat: Ada Setan di Panti Asuhan
-
The Help: Potret Kefanatikan Ras dan Kelas Sosial di Era Tahun 1960-an
-
The King of Kings Siap Tayang di Bioskop Indonesia Mulai 18 April
-
Review Film In the Lost Lands: Perjalanan Gelap Sang Penyihir dan Pemburu
-
Melahirkan Generasi Muda Nasionalis dalam Buku Indonesia Adalah Aku
Terkini
-
Tapaki Partai Puncak, Romantisme Pendukung Uzbekistan dan Indonesia Terus Berlanjut
-
Belajar Pendidikan dan Pembangunan Jati Diri Masyarakat dari Taman Siswa
-
5 Rekomendasi Film Baru Sambut Akhir Pekan, Ada Pengepungan di Bukit Duri
-
Perantara Melalui Sang Dewantara: Akar Pendidikan dan Politik Bernama Adab
-
Mengenal Chika Takiishi, Antagonis Wind Breaker Terobsesi Kalahkan Umemiya