Perbuatan baik yang kita lakukan, sejatinya akan kembali kepada diri kita sendiri. Maka, berusahalah untuk memperbanyak kebaikan selama kita masih hidup di dunia.
Berlomba-lomba dalam kebaikan adalah hal yang mestinya menjadi prioritas kita. Agar kelak kita dapat memetik buah kebaikan tersebut di akhirat.
Ada sebuah kisah menarik yang berkaitan dengan pentingnya memperbanyak berbuat kebaikan. Kisah tersebut terdapat di buku karya Rokhmat Gioramadhita, berjudul ‘Buah Keikhlasan’ yang diterbitkan oleh penerbit Indiva Media Kreasi (2023).
Dikisahkan, Nafish adalah bocah perempuan yang memiliki seorang kakak laki-laki bernama Alif. Seharusnya, memiliki saudara itu adalah hal yang sangat menyenangkan. Ada teman yang bisa diajak bermain dan mengobrol, sehingga kita tidak merasa kesepian di rumah.
Namun Nafish merasa sedih dan kadang iri karena orangtuanya lebih memperhatikan kondisi kakaknya. Bahkan, yang membuat Nafish kesal karena dia harus menjaga kakaknya. Sebab, kondisi kesehatan sang kakak memang tidak begitu baik dan mudah sakit-sakitan.
Suatu hari, Nafish tidur di kamar kakaknya yang sedang sakit. Sampai dia bangun kesiangan dan terlambat masuk sekolah. Di sekolah dia mendapat hukuman dari gurunya dan itu membuatnya kesal dan menangis. Dia berpikir, gara-gara kakaknya sakit, dia jadi terlambat masuk sekolah.
Namun, sebenarnya jauh di dasar lubuk hati, Nafish sangat menyayangi kakaknya. Meskipun dia tidak suka dengan sikap sang kakak, namun tetap saja Kak Alif adalah kakaknya. Nafish harus menyayanginya.
Salah satu cara untuk berbuat baik terhadap saudara adalah menjaga atau merawatnya dengan baik. Terlebih bila kondisi saudara kita sedang sakit. Sebagaimana Nafish yang berusaha mematuhi perintah orangtuanya, agar menjaga sang kakak yang kondisi kesehatannya tidak seperti anak-anak kebanyakan.
Iri adalah sifat buruk yang harus dienyahkan dalam jiwa kita. Misalnya iri terhadap kehidupan orang lain yang kita anggap lebih beruntung daripada kita. Begitu pula dengan Nafish, dia merasa iri dengan kakaknya. Padahal, iri adalah penyakit hati dan membuat hidup menjadi tidak tenang.
Kisah Nafish dan kakak lelakinya dalam buku (novel anak) ini menarik disimak oleh anak-anak di rumah. Ada begitu banyak pelajaran berharga yang bisa dipetik dari kisahnya. Misalnya tentang sifat iri yang harus kita hilangkan dalam hati kita, pentingnya memperbanyak berbuat kebaikan agar kita bisa meraih keberuntungan kelak, yakni masuk ke dalam surga-Nya.
Baca Juga
-
Seni Mengatur Waktu dengan Baik dalam Buku "Agar Waktu Anda Lebih Bermakna"
-
Buku Perjalanan ke Langit: Nasihat tentang Pentingnya Mengingat Kematian
-
Ulasan Buku Resep Kaya ala Orang Cina, Cara Menuju Kekayaan yang Berlimpah
-
Ulasan Buku "The Wisdom", Merenungi Kebijaksanaan Hidup
-
Tuhan Selalu Ada Bersama Kita dalam Buku "You Are Not Alone"
Artikel Terkait
Ulasan
-
Review Film Jembatan Shiratal Mustaqim: Horor Moral yang Mirip Sinetron
-
Membaca Drama 'Genie, Make a Wish' Lewat Lensa Pengasuhan Kolektif
-
Review Film Ballad of a Small Player: Visual Ciamik tapi Kesan Akhir Kosong
-
The Principles Of Power: Rahasia Memanipulasi Orang Lain di Segala Situasi
-
Review Film Dongji Rescue: Kisah Heroisme Lautan yang Menggetarkan
Terkini
-
Gol, Air Mata, dan Peluk Hangat: SMAN 3 Cibinong Raih Juara Tiga ANC 2025
-
4 Padu Padan Outfit Warna Putih ala Bona WJSN yang Kece Buat Hangout!
-
Ditanya Malam Pertama Setelah Menikah, Amanda Manopo: Kita Coba Hari Ini!
-
Sinopsis Light of Dawn, Drama China yang Dibintangi Zhang Ruo Yun
-
Bunda Maia Beri Pesan Hidup pada Marshanda dan Maria Theodore: Pengalaman?