The Social Dilemma, merupakan film dokumenter yang dirilis pada tahun 2020. Tema yang diusung dalam filmnya, cukup menyentil dan menghentak penonton untuk direnungkan.
The Social Dilemma mengangkat isu-isu yang sangat relevan seputar dampak teknologi dan media sosial dalam kehidupan masyarakat modern.
Disutradarai oleh Jeff Orlowski, film ini memberikan sudut pandang mendalam tentang bagaimana platform-platform media sosial memengaruhi perilaku, pandangan, dan interaksi sehari-hari kita.
Pada dasarnya, The Social Dilemma menggambarkan kenyataan yang begitu dalam dan realistis: media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dalam hidup kita, dan pengaruhnya sangat kuat.
Dalam film ini, para narasumber yang sebagian besar adalah mantan eksekutif dan insinyur dari perusahaan teknologi terkemuka memberikan wawasan yang mendalam tentang bagaimana platform-platform media sosial memanfaatkan kecerdasan buatan dan algoritma untuk membuat pengguna tetap terlibat.
Mereka menjelaskan bagaimana platform-platform tersebut berusaha memaksimalkan waktu yang kita habiskan di dalamnya, dengan tujuan menghasilkan pendapatan dari iklan.
Film ini juga membahas permasalahan yang sangat aktual, yaitu polarisasi politik. Dalam dunia yang semakin terfragmentasi, algoritma media sosial berperan dalam mempertajam perbedaan pendapat dan memperdalam perpecahan dalam masyarakat.
Film ini menunjukkan bahwa platform media sosial sering kali menampilkan konten yang memperkuat keyakinan yang sudah ada, membentuk gelembung informasi yang terisolasi, dan menghalangi dialog yang sehat. Ini berarti, keyakinan seseorang bisa terbentuk, oleh tayangan dari platform tertentu.
Selain polarisasi, The Social Dilemma juga membahas perubahan perilaku sosial yang terjadi akibat konsumsi berlebihan konten media sosial.
Film ini menggambarkan bagaimana ketergantungan pada ponsel cerdas dan media sosial dapat mengganggu komunikasi pribadi dan mengurangi kemampuan untuk berinteraksi secara langsung.
Isu privasi juga mendapat perhatian dalam dokumenter ini. Para narasumber dalam film mengungkapkan bagaimana data pribadi kita dikumpulkan, dianalisis, dan digunakan oleh perusahaan teknologi untuk mengarahkan iklan dan menciptakan profil pengguna yang sangat rinci.
Ini mengundang pertanyaan tentang sejauh mana perusahaan-perusahaan ini melindungi data pribadi kita dan sejauh mana kita memahami bagaimana data kita digunakan.
Terlepas dari penggambaran yang begitu relevan untuk saat ini, dan betapa ngerinya dampak yang tergambar di dalamnya.
Sejujurnya, sebagai penonton, setiap adegan dari naskahnya, entah mengapa, rasa-rasanya film ini memainkan peran kejahatan teknologi secara berlebihan dan menggambarkan isu-isu tersebut terlalu negatif.
Namun, filmnya tetap berhasil menyadarkan pemirsa akan urgensi isu-isu yang dibahas, dan secara keseluruhan menjadi sebuah karya yang memprovokasi pemikiran penonton di belahan dunia mana pun.
The Social Dilemma, hingga saat ini masih menjadi film yang sangat penting dan relevan, yang isinya berkaitan dengan perenungan dari dampak teknologi dan media sosial pada kehidupan kita.
Dalam masa di mana media sosial adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita, The Social Dilemma menyajikan gambaran yang penting tentang bagaimana kita sebagai individu dan masyarakat dihadapkan pada tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Ini adalah tontonan yang dapat memicu diskusi yang bermanfaat tentang etika, privasi, dan masa depan digital kita. Dalam dunia yang semakin terkoneksi, kita semua memiliki tanggung jawab untuk memahami dan mengatasi dilema sosial ini.
Skor: 6,5/10 (Filmnya berhasil menyajikan dampak-dampak dari media sosial dan teknologi. Akan tetapi, unsur dramatisasi yang terkesan lebay, dan juga kesan propaganda begitu terasa, hal ini agak mengurangi kenikmatan menontonnya. Ketahuilah, film dokumenter, itu lebih banyak yang cenderung membosankan).
Namun, penting untuk diingat bahwa keberhasilan atau kegagalan suatu film dalam memenuhi tujuannya dapat sangat subjektif.
Beberapa penonton mungkin menilai The Social Dilemma sebagai film yang kuat dan mendalam, sementara yang lain mungkin merasa bahwa film ini tidak cukup seimbang dalam pendekatannya. Itu dikarenakan setiap pengalaman menonton, masing-masing orang itu berbeda. Maka dari itu, selamat menonton.
Baca Juga
-
Emosional yang Begitu Sesak dalam Film Bila Esok Ibu Tiada
-
Ketika Horor Thailand Mengusung Elemen Islam dalam Film The Cursed Land
-
Review Film Laut Tengah: Ketika Poligami Jadi Solusi Menggapai Impian
-
Krisis Iman dan Eksorsisme dalam Film Kuasa Gelap
-
Kekacauan Mental dalam Film Joker: Folie Deux yang Gila dan Simbiotik
Artikel Terkait
-
Lintasarta Resmikan AI Merdeka, Adopsi Teknologi AI Bagi Masa Depan Digital Indonesia
-
Teknologi Honda yang Satu Ini Bisa Perpanjang Jarak Tempuh Kendaraan Listrik 2 Kali Lipat
-
Review Film River, Terjebak dalam Pusaran Waktu
-
Indonesia Disebut Surga Baru untuk Teknologi Blockchain di Asia Tenggara
-
Review Film Role Play, Menjelajahi Dunia Karakter dan Narasi
Ulasan
-
Ulasan Novel Under the Influence Karya Kimberly Brown, Kisah Cinta dan Kesempatan Kedua
-
Ulasan Novel Binding 13, Kisah Cinta yang Perlahan Terungkap
-
Ulasan Novel Merasa Pintar, Bodoh Saja Tak Punya Karya Rusdi Matahari
-
Ulasan Buku Patah Paling Ikhlas, Kumpulan Quotes Menenangkan Saat Galau
-
Tetap Kuat Menjalani Hidup Bersama Buku Menangis Boleh tapi Jangan Menyerah
Terkini
-
Pep Guardiola Bertahan di Etihad, Pelatih Anyar Man United Merasa Terancam?
-
3 Drama Korea yang Dibintangi Lim Ji Yeon di Netflix, Terbaru Ada The Tale of Lady Ok
-
Review Ticket to Paradise: Film Hollywood yang Syuting di Bali
-
Shin Tae-yong Panggil Trio Belanda ke AFF Cup 2024, Akankah Klub Pemain Berikan Izin?
-
Sinopsis Film Death Whisperer 2, Aksi Nadech Kugimiya Memburu Roh Jahat