Novel Ayahku (Bukan) Pembohong adalah salah satu novel yang ditulis oleh Tere Liye. Novel ini bercerita mengenai seorang anak yang membenci ayahnya.
Anak itu bernama Dam. Sejak kecil, Dam selalu mendengarkan dongeng-dongeng dari ayahnya. Saat itu Dam masih dalam keadaan sangat menyayangi ayahnya karena ayahnya adalah sosok yang bijaksana dan selalu memberikan banyak pelajaran hidup kepada Dam kecil. Di antaranya lewat cerita-cerita ayahnya tentang pengalaman masa lalu yang pernah ia jalani.
Ayah Dam bercerita tentang lembah Bukhara, suku penguasa angin, dan persahabatannya dengan El Prince yang merupakan pemain sepak bola dunia.
Lewat cerita-cerita tersebut, ayah Dam mengajarinya mengenai arti kejujuran, sikap pantang menyerah, dan kesederhanaan hidup.
Namun seiring berjalannya waktu ketika Dam beranjak dewasa, ia menyadari bahwa cerita-cerita ayahnya hanyalah bualan dan kebohongan.
Ia perlahan-lahan membenci ayahnya yang selalu membahas sesuatu yang menurutnya hanyalah omong kosong. Termasuk ketika ayahnya bercerita mengenai ibunya yang seorang mantan bintang televisi terkenal.
Ia jengah dengan seluruh cerita-cerita yang menurutnya adalah sesuatu yang tidak masuk akal. Saat telah berkeluarga dan memiliki anak pun, Dam menjauhkan anak-anaknya kepada kakeknya (ayah Dam) karena dianggap suka membahas tentang kebohongan.
Tak pelak, ayah Dam sangat sedih karena dibenci oleh anaknya. Saat dituduh sebagai pembohong oleh anaknya sendiri, air matanya menetes dan ia memutuskan untuk menerobos hujan dan pergi dari rumah.
Sementara itu Dam terus mencari kebenaran cerita sebenarnya mengenai ibunya. Betapa terkejutnya ia saat menelusuri internet dan menemukan fakta bahwa apa yang dikatakan oleh ayahnya benar. Bahwa ibunya memang betul adalah seorang mantan bintang televisi.
Maka Dam pun menyesal dan mencari ayahnya yang sudah pergi. Pada akhirnya, ayah Dam meninggal dunia. Saat meninggal tersebut terungkaplah satu per satu fakta bahwa cerita-cerita ayahnya yang sekilas tidak masuk akal itu ternyata semuanya benar.
Secara umum novel ini sangat mengharukan. Untuk kamu yang ingin membaca cerita mengenai ayah atau berusaha menerima kehadirannya meskipun mengetahui ada banyak sisi dari inner child-mu yang terluka karena sosoknya, ada baiknya kamu mulai membaca buku ini.
Karena pada dasarnya tidak ada orang tua yang sempurna termasuk ayah kita. Belajar untuk menghargai orang tua seberapa besar pun ketidakidealan yang kita dapati adalah sesuatu yang paling bijak untuk dilakukan sebelum semuanya terlambat.
Baca Juga
-
Ulasan Buku Little Birdies, Empat Burung Kecil dan Kakek yang Penyayang
-
Ulasan Buku Generasi 90an, Kenangan Jadul dan Nostalgia Kaum Milenial
-
Ulasan Buku Passive Income Strategy, Tips Investasi Biar Tetap Cuan
-
Ulasan Buku Hatimu Juga Butuh Pelukan, Quotes dari Seekor Beruang Penyembuh
-
Misteri Raibnya Para Penduduk dalam Buku Spog dan Spiggy di Planet Alotita
Artikel Terkait
-
6 Potret Kenangan Hamish Daud dan Ayah Sambung, Giovanni Weber yang Meninggal Dunia
-
Ulasan 1Q84, Buku dari Haruki Murakami tentang Dunia Aneh dan Dua Rembulan
-
Istri Ayah dan Anak yang Tewas Membusuk di Koja Diduga Tak Makan Berhari-hari, Kepala RS Polri: Kondisinya Lemah
-
4 Rekomendasi Novel Horor untuk Temani Halloween, Siap Merinding?
-
5 Rekomendasi Novel karya John Green, Sajikan Beragam Kisah Fiksi Remaja
Ulasan
-
Ulasan Buku Little Birdies, Empat Burung Kecil dan Kakek yang Penyayang
-
Ulasan Novel The Bitter Tea: Hidup Tak Selalu Memberi Pengalaman Pahit
-
Review Film Went Up the Hill: Kala Duka Nggak Pernah Mau Pergi
-
Ulasan Never Have I Ever: Saat Cinta, Budaya dan Kekacauan Jadi Satu Kisah
-
Ulasan Novel A Whole Lotto Love: Romansa Manis di Balik Kemenangan Lotre
Terkini
-
Sinopsis Thalaivan Thalaivii, Film Vijay Sethupathi dan Nithya Menen
-
Setelah 8 Tahun, Daniel Day-Lewis Akhirnya Comeback Lewat Film Anemone
-
Bojan Hodak Singgung Pemain Kunci PSIM Yogyakarta, Mulai Ketar-ketir?
-
Saat Bola Berputar, Hidup pun Berjalan Tanpa Tombol Restart
-
Dari Girlboss sampai Tradwife: Nostalgia Patriarki dalam Balutan Estetika