Cilok sebagai makanan khas Bandung, dengan tekstur kenyal berbalur saus kacang yang manis asin gurih pedas, pastinya telah mencuri hati seorang lelaki bernama Iwok Abqary. Karena jika tidak, tak mungkin penulis satu ini berduet maut dengan Irvan Aqila menuliskan novel berjudul Pengabdi Cilok.
Tema utamanya adalah cilok. Tema yang sungguh absurd, sedikit nyeleneh, dan tak biasa. Namun, dikemas dalam genre komedi, nyatanya novel ini telah berhasil mengundang tawa dan senyum sipu-sipu para pembacanya, termasuk saya. Berikut ini akan saya sarikan ceritanya untuk kalian, biar tak penasaran.
Sebut saja Bone atau panjangnya Bone Pattinalawane. Anak ke-5 dan laki-laki satu-satunya dari pasangan bapak Ambon dan ibu Bandung. Cowok yang kece badai, mirip Aliando Syarief, dan seorang pencinta cilok sejati.
Kecintaan Bone pada cilok berawal ketika ia melihat temannya yang sekelas di sekolah dasar membawa bekal cilok. Tak seperti cilok yang dijual di jalanan dan membuat Bone merasa jijik, cilok milik Annisa terlihat higienis.
Apalagi akhirnya karena penasaran, ia bertukar bekal dengan gadis itu. Ia mendapati bahwa cilok bikinan mama Annisa itu memang benar-benar enak.
Cerita bergulir ke masa Bone SMA. Kecintaan Bone terhadap cilok semakin menjadi-jadi, ketika suatu hari Novi, cewek yang naksir Bone, memberikan Bone cilok. Rasa cilok pemberian Novi itu terdahsyat yang pernah Bone coba. Paling juara!
Singkat cerita, Bone mencari tahu darimana cilok itu berasal. Siapa penjualnya. Di mana tinggalnya. Sampai yang paling terniat, dengan dibantu sahabatnya, Jeri, Bone membuat sayembara untuk menemukan si pembuat cilok terenak. Tak lupa ia juga menyertakan hadiah untuk semakin menarik minat banyak orang.
"Siap mengganjar sang pembuat cilok dengan hadiah luar biasa. Kalau pembuat cilok itu ternyata laki-laki, bakal gue kasih HP keluaran terbaru yang paling canggih dan mahal. Sementara kalau pembuat ciloknya perempuan, bakalan gue jadiin pacar." (hlm 46)
Kekocakan terjadi saat pembuat cilok terenak ditemukan, yang ternyata seorang emak-emak berjuluk 'Mak Petir' karena separuh mukanya hitam akibat pernah disambar petir. Cilok buatannya tersebut juga dikenal dengan Cilok Petir.
Menepati janjinya walaupun dengan terpaksa, Bone akhirnya berpacaran dengan Mak Petir. Bahkan hubungan keduanya sudah direstui sang anak, Jujun, yang pernah disangka preman oleh Bone karena postur tubuhnya seperti Hercules.
Masih banyak kejadian kocak lainnya, seperti kelakuan Jujun yang memanfaatkan posisi dirinya sebagai 'calon anak' dari Bone. Juga tingkah Josh Morris atau Ojos, ART di rumah Bone yang sering ngawur.
Lalu masih ada kisah cinta yang belum selesai, karena keinginan Bone untuk menjadikan Nadine pacarnya terhalang status dirinya yang masih menjadi pacar Mak Petir.
Bagaimana, terbayang keseruannya, kan? Buku terbitan Gramedia Pustaka Utama ini sudah sukses mengocok perut saya. Tek-tok antara dua penulis, yang secara bergantian menuliskan novel ini, begitu smooth.
Komedi yang disuguhkan begitu segar. Cocok untuk dikonsumsi siapa saj yang memang membutuhkan hiburan bergizi. Benar-benar novel yang membangkitkan tawa.
Baca Juga
-
Ulasan Novel Rasuk: Iri Hati, Amarah, dan Penyesalan yang Terlambat
-
Resensi Novel Voice: Kisah di Belakang Layar Para Voice Actor
-
Novel Petualangan ke Tiga Negara: Perjalanan Edukasi yang Sarat Pengetahuan
-
Resensi Novel The Infinite Quest, Kasus Penculikan dan Teknologi Awet Muda
-
Ulasan Novel Pak Djoko, Misteri Keluarga yang Dikemas dalam Bahasa Puitis
Artikel Terkait
-
Review Film Mohon Doa Restu, Ketika Jefri Nichol Jadi Anak Mami
-
Ulasan Novel Days at the Morisaki Bookshop, Kisah Buku yang Mengubah Hidup
-
Resensi Novela Asrama, Kepingan Ingatan tentang Asrama Tua
-
Sempat Dilarang Beredar, Ini Ulasan Novel Istana Mimpi Karya Ismail Kadare
-
Review Film Survival Family: Ketika Manusia Modern Harus Hidup Primitif
Ulasan
-
Review Film Cocote Tonggo: Yang Jualan Jamu Kesuburan tapi Nggak Subur
-
Pulau Mahitam, Menyaksikan Pesona Terumbu Karang di Pesawaran Lampung
-
Sejarah Gowokan, Tradisi yang Diangkat dalam Film Gowok: Kamasutra Jawa
-
Review Film Most People Die on Sundays: Potret Keluarga dan Luka Batin
-
Ulasan Novel Julie Chan is Dead: Dampak Negatif dari Kepopuleran Instan
Terkini
-
Tayang Hari Ini, 3 Alasan Kamu Wajib Menonton Drama Korea Netflix Dear Hongrang
-
Bakal Berduel Lawan Cape Verde, Timnas Malaysia Belum Mampu Samai Level Uji Coba Indonesia
-
Antusiasme Hangat untuk Musikal Untuk Perempuan: Tiga Pertunjukan Sold Out, Ratusan Hati Tersentuh
-
Aleix Espargaro Sesumbar Honda Akan Menang Lagi, Sedang Rayu Jorge Martin?
-
BRI Liga 1: PSIS Semarang akan Tetap Tampil Ngotot Hadapi Malut United FC