‘Gadis Pakarena’ merupakan buku kumpulan cerpen karya Khrisna Pabichara yang menurut saya layak untuk dibaca. Dia adalah salah satu cerpenis cukup ternama yang lahir di Borongtammatea, Jeneponto (sekitar 89 kilometer dari Makassar, Sulawesi Selatan) pada 10 November 1975.
Gadis Pakarena adalah karya fiksi pertama Khrisna Pabichara yang menjadi penanda bahwa dia merupakan salah satu penulis roman terbaik di Indonesia.
Buku ini membabar makna dan hakikat cinta, kesetiaan, kerinduan, kebencian, juga angkara murka. Sebuah senarai kisah yang digali dari khazanah tradisi, diramu dalam narasi-narasi tak terperi, seakan hendak menyadarkan kita betapa dekatnya cinta dan benci, tak henti-henti bertarung di ruang yang sangat sempit bernama hati.
Cerpen berjudul ‘Gadis Pakarena’ mengisahkan seorang pemuda yang berusaha memperjuangkan cintanya pada Kim Mei, gadis asing yang berbeda adat dan budaya. Dia adalah gadis yang mampu menguasai tari Pakarena padahal ia adalah gadis keturunan.
Namun cinta mereka terhalang oleh restu kedua orang tua masing-masing. Hingga akhirnya gadis itu pun pergi tiba-tiba. Si pemuda sampai nekat pergi ke tanah kelahiran Kim Mei, yakni di Wuhan, sebuah kota di Tionghoa.
Sebuah rahasia besar pun terkuak. Ternyata Kim Mei telah tiada. Gadis cantik itu telah mati bersama luka perkosa kerusuhan Mei, yang dia bawa hingga tanah kelahirannya.
Cerpen lain yang menarik disimak dalam buku terbitan dolphin (2012) ini berjudul ‘Mengawini Ibu’ yang mengisahkan seorang anak lelaki bernama Rewa yang merasa dendam pada ayahnya sendiri, bahkan dia sampai ingin membunuhnya. Bagi si anak, ayahnya adalah binatang yang tidak menghargai ibu dan anaknya.
Ayah adalah sosok yang semaunya sendiri, bahkan tega mengkhianati ibu dengan cara bergonta-ganti perempuan. Ada pesan-pesan menarik yang bisa dipetik dari cerpen ini.
Salah satunya tentang pentingnya memaafkan orang lain. “Jangan dendam, Rewa. Seburuk apa pun, dia tetap ayahmu!” begitu pesan ibu pada anaknya yang begitu membenci ayahnya.
Selain ‘Gadis Pakarena’ dan ‘Mengawini Ibu’ tentu masih ada sederet cerpen lain yang layak disimak. Misalnya, cerpen berjudul ‘Laduka’ yang bercerita tentang lelaki yang terpaksa menikah dengan seorang wanita yang sudah mengandung.
Namun anak dalam kandungan si wanita bukanlah anak dari hasil hubungan si lelaki dengannya. Dia terpaksa menikah dengannya atas saran ayah, mungkin untuk menutupi aib si gadis yang pernah diperkosa oleh tiga laki-laki yang sedang mabuk.
Meski buku ini termasuk karya fiksi, namun kita bisa menyerap pesan-pesan berharga di dalamnya. Selamat membaca.
Baca Juga
-
Tuhan Selalu Ada Bersama Kita dalam Buku "You Are Not Alone"
-
Ulasan Buku Setengah Jalan, Koleksi Esai Komedi untuk Para Calon Komika
-
Ulasan Buku Jadilah Pribadi Optimistis, Lebih Semangat Mengarungi Kehidupan
-
Rangkaian Kisah Penuh Hikmah dalam Buku Berguru pada Saru
-
Pentingnya Memiliki Prinsip Hidup dalam Buku Menjadi Diri Sendiri
Artikel Terkait
-
Ulasan Novel 'Bumi Manusia' karya Pramoedya Ananta Toer: Sejarah Kolonial
-
Merenungkan Makna Hidup Melalui Novel Khutbah di Atas Bukit
-
Ulasan Novel A Man Called Ove: Perjalanan Pria Tua yang Menggugah Hati
-
Ulasan Novel Aroma Karsa: Ambisi Mencari Kejayaan Lewat Teka-teki Wewangian
-
Resensi Novel The Infinite Quest, Kasus Penculikan dan Teknologi Awet Muda
Ulasan
-
Aksi Heroik Seorang Mantan Tentara dalam Melawan Teroris dalam Film Cleaner
-
Review Anime Ranma 1/2, Komedi Klasik dengan Sentuhan Modern
-
Ulasan Novel 'Bumi Manusia' karya Pramoedya Ananta Toer: Sejarah Kolonial
-
Merenungkan Makna Hidup Melalui Novel Khutbah di Atas Bukit
-
There's Still Tomorrow: Perjuangan Ibu Lawan KDRT Demi Masa Depan Anak
Terkini
-
Piala Asia U-17: Pasukan Garuda Muda Harus Paksakan Kemenangan saat Hadapi Yaman!
-
Piala Asia U-17: Hadapi Yaman, Pasukan Garuda Muda Harus Waspadai Overconfidence
-
Kalahkan LE SSERAFIM dan Jennie, KiiiKiii Menang di Music Core Lewat I DO ME
-
Imbas Capaian Snow White, Produksi Live-Action Tangled Resmi Ditunda
-
Mark NCT Kisahkan Perjalanan Hidup dan Ambisi di Lagu Debut Solo '1999'