Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Rizky Melinda Sari
Cover novel Secret Garden (gramedia.com)

Novel klasik selalu menawarkan sebuah pengalaman membaca yang unik. Karya sastra dari penulis yang hidup di zaman yang berbeda dengan kita sekarang akan mengajak para pembaca menjelajahi ruang dan waktu berabad-abad sebelumnya. Sama seperti sebuah novel yang berjudul ‘Secret Garden’ ini.

Identitas Buku

Judul Buku: Secret Garden (Taman Rahasia)

Penulis: Frances Hodgson Burnett

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Jumlah Halaman: 320 Halaman

Sinopsis Cerita

Setelah kematian orang tuanya, Mary Lennox si gadis manja dan pemarah datang dari India untuk tinggal di rumah pamannya, Mr. Archibald Craven. Dia merasa kesepian di rumah besar dan sunyi itu. Namun, suatu hari dia menemukan jalan menuju taman rahasia yang sudah bertahun-tahun di kunci. 

Dengan bantuan Dickon, anak lelaki yang bisa ‘berbicara’ dengan binatang, dia menghidupkan kembali taman itu dan membuatnya indah. Kegiatan mengurus taman perlahan-lahan mengubah sifat Mary, dan pada akhirnya bukan hanya Mary yang menjadi bahagia karena taman rahasia itu…

Ulasan Cerita

Sejak halaman pertama novel ini, aku sudah dibuat terpikat dengan tutur bahasa dan gaya bercerita dari penulis. Walaupun ini novel terjemahan, tapi bahasa yang digunakan tidak kaku dan terasa ‘mengalir’. 

Buku ini aku rasa cocok dibaca sendiri maupun dibacakan kepada anak-anak, karena para tokoh utamanya memang anak-anak. Ada Mary Lennox si anak perempuan sepuluh tahun yang awalnya memiliki sifat keras kepala dan menganggap semua orang harus menuruti keinginannya. Ada juga Dickon, seorang anak laki-laki seumuran Mary yang bisa membuat binatang merasa tertarik kepadanya.

Kemunculan suara misterius yang didengar Mary ketika malam yang berbadai benar-benar terasa magis, seakan menghipnotis pembaca untuk ikut merasakan apa yang dirasakan Mary. Bukan perasaan takut, tetapi rasa penasaran yang membuncah khas anak-anak.

Secret Garden atau Taman Rahasia ini benar-benar cerita yang penuh aura magis, apalagi ketika Mary akhirnya menemukan kunci yang terkubur selama 10 tahun dan akhirnya berhasil masuk ke taman rahasia yang dimaksud.

Aku sangat suka dengan penggambaran latar tempat di cerita ini. Rumah paman Archibald Craven tempat Mary tinggal benar-benar terbayang sebagai sebuah rumah besar dengan berbagai lorong panjang dan banyak pintu misterius di kiri-kanannya.

Setiap babnya terasa sangat seru dan membuat penasaran. Perkembangan karakter setiap tokohnya juga sangat pas, tidak terkesan dipaksakan. 

Cerita ini juga berhasil membuatku sebagai pembaca jadi tertarik pada berbagai jenis bunga yang ada di taman rahasia tersebut. Aku jadi membayangkan bagaimana rasanya memiliki taman rahasia yang hanya diketahui oleh diri sendiri dan bebas menghabiskan waktu di sana semaunya.

Pesan moral yang bisa diambil dari cerita ini, terutama dari tokoh Collin, anak laki-laki paman Archibald Craven yang merasa dirinya sakit-sakitan, adalah tentang sugesti dan pikiran positif. Jika kita membiarkan pikiran negatif menguasai diri, kita tidak akan pernah bisa menjalani hidup dengan bahagia. 

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Rizky Melinda Sari