Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Akramunnisa Amir
Sampul buku Artificial Intelligence In Practice (Gramedia Digital)

Hari ini siapa sih yang nggak kenal dengan AI atau Artificial Intelligence? Hadirnya terobosan berupa kecerdasan buatan tersebut telah membuat reformasi dalam bidang teknologi dan informasi.

Tidak hanya itu, beberapa bisnis dan perusahaan yang bergerak dalam bidang pemasaran juga ramai menggunakan AI sebagai sarana untuk meningkatkan penjualannya. 

Bisa dibilang, saat ini AI merupakan teknologi yang terkuat sepanjang sejarah peradaban manusia. Dengan memanfaatkan bank data dan menerapkan algoritma tertentu, AI atau kecerdasan buatan ini bisa mempelajari, memproses, hingga memprediksi sebuah tren baik dari perseorangan maupun sebuah kelompok.  

Tak heran, hadirnya AI saat ini bagi sebagian orang juga dianggap sebagai sebuah ancaman terhadap eksistensi kecerdasan manusia.  

Namun, menampik hal tersebut, buku dengan judul Artificial Intelligence in Practice ini justru memberikan angin segar berupa optimisme dalam memandang hadirnya AI.

Buku yang ditulis oleh Bernard Marr dan Matt Ward ini membahas tentang bagaimana 50 perusahaan sukses menggunakan artificial intelligence untuk memecahkan masalah. 

Perusahaan besar seperti Google, Amazone, Microsoft, Facebook, Instagram, hingga Twitter adalah di antara perusahaan-perusahaan yang sangat lekat dalam penggunaan AI dalam mengelola data agar lebih efektif dan efisien. Terutama dalam mengatasi masalah khas terkait dengan perusahaan tersebut.  

Misalnya bagaimana AI hadir untuk menangkis perundungan online yang kerap terjadi di platform Instagram. Atau tentang bagaimana AI berupaya untuk memerangi berita palsu atau hoax yang rawan terjadi di Twitter.  

Dalam hal penjualan dan pemasaran, AI juga sangat berperan dalam membaca kecenderungan konsumen. Misalnya melalui big data yang ada di Facebook, AI bahkan bisa mengetahui hal-hal detail dan spesifik mengenai seseorang lewat apa yang selalu ia like, share, dan comment melalui perangkat media sosial tersebut.

Facebook menjadi salah satu platform yang bisa mengetahui apa yang sedang dibutuhkan oleh calon konsumen. Tak heran, iklan-iklan yang sering beredar di media sosial sering kali benar-benar sesuai dengan apa yang saat itu ingin kita beli.

Bahkan bisa dikatakan, dalam beberapa kasus, artificial intelligence lebih mengetahui diri kita sendiri dibanding apa yang kita tahu tentang diri kita. 

Secara umum, buku ini banyak sekali memberikan insight tentang bagaimana AI berperan dalam mendukung 50 perusahaan besar. Buku ini bisa memberikan pengetahuan sekaligus inspirasi bagi kita yang pengin berkecimpung dan mendalami seputar kecerdasan buatan ini.  

Hanya saja, saya merasa sedikit kurang dalam pembahasan "what's next" dalam buku ini. Maksud saya, kalau kita sudah tahu tentang kebermanfaatan AI, terus apa yang harus kita lakukan sebagai masyarakat awam? 

Meskipun di akhir tetap ada penjelasan mengenai tantangan-tantangan AI ke depan, namun saya rasa buku ini akan jauh lebih menarik jika saja ada penjelasan lebih lanjut mengenai sikap-sikap bijak yang bisa kita ambil dalam menanggapi penggunaan AI yang sudah dilakukan secara massal saat ini.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Akramunnisa Amir