Setelah sekian lama, akhirnya saya berkesempatan untuk membaca novel "ILY" karya Tere Liye. Saya sangat menyukai novel series ini karena covernya yang cantik dan warna-warnanya yang khas di setiap serinya. Karena meski ada pepatah 'jangan menilai buku dari covernya', tapi nyatanya, cover yang cantik bisa memantik semangat untuk membeli dan membaca buku tersebut.
Di novel sebelumnya, "Matahari", saya merasa penasaran karena akhir dari novel ini yang menggantung banyak pertanyaan atau bisa dibilang seolah berhenti disaat seru-serunya. Sehingga saya antusias untuk membaca novel "ILY" agar mendapat kelanjutkan kisah dari para tokohnya.
Dalam novel "ILY", penulis menggunakan POV yang sama seperti Matahari Minor, yaitu Seli. Namun sayang, Mas Ali masih belum bisa bergabung di kisah ini, melainkan adanya tokoh baru yaitu anabul bernama Raib.
Petualangan dan perjuangan dalam melawan hutan kegelapan pun berlanjut. Dimana Seli, Raib, dan si Putih memiliki misi untuk menyelamatkan Ily yang penuh liku-liku karena ternyata dia sudah berubah menjadi pengikut kegelapan. Tidak berhenti sampai disitu, Ily juga menjadi Raja Hutan Gelap yang ternyata menjadi sesuatu yang kompleks. Konflik ini pun begitu terasa terutama bagi si tokoh baru, Raib.
Bagian yang saya suka dari novel ini adalah banyak momen Raib dan Seli yang saling membantu dan menyanyangi. Interaksi ini membuat keduanya saling menguatkan dalam petualangan ini. Lalu, pertemuan antara si Putih dengan teman lamanya juga menjadi angin segar ketika mengikuti kisah mereka karena momen lucu yang diciptakan Tere Liye.
"ILY" pun ditutup dengan penentukan nasib perhasabatan antara Raib dan Seli. Selain itu juga dlada adegan dimana Mas Ali muncul. Jadi buat fans yang kangen sama tokoh yang satu ini, kita masih bisa ketemu Mas Ali di akhir novel "ILY".
Akhir kata, saya jadi gemas sendiri karena harus menahan penasaran jika harus melihat kelanjutkan kisah mereka. Ini sekaligus menjadi kelemahan series ini menurut saya. Karena untuk mengetahui kelanjutan kisah Selu dan teman-temannya ini, pembaca terpaksa harus menunggu buku selanjutnya terbit.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Isu Diskriminatif di Balik Film Jepang 'Sweet Bean'
-
Bukan Sekadar Berpesta, Ini Kekonyolan Masa Muda di BIGBANG We Like 2 Party
-
Kontras dengan Judulnya, Ini Kisah Patah Hati di Lagu Key SHINee 'Easy'
-
Hampers Tidak Wajib, Tapi Jangan Ajak Orang Lain Stop Kirim Hadiah Lebaran
-
Lebaran Penuh Kepalsuan, saat Momen Suci Berubah Menjadi Tekanan Tahunan
Artikel Terkait
-
Ulasan Novel Like Mother, Like Daughter: Pencarian di Balik Hilangnya Ibu
-
Ulasan Novel Sleep Tight: Misteri Lama yang Bangkit di Kota Twisted Tree
-
Kritik terhadap Sistem Feodalisme, Ulasan Novel Gadis Pantai
-
Ulasan Novel If at First: Misteri Kelam Kehidupan Masyarakat Kelas Atas
-
Ketika Siswi Populer Ditemukan Meninggal dalam Novel They All Had A Reason
Ulasan
-
5 Rekomendasi Buku untuk Belajar Mindfulness ala Orang Jepang, Wajib Baca!
-
Ulasan Novel Like Mother, Like Daughter: Pencarian di Balik Hilangnya Ibu
-
Review Anime Sakamoto Days, Mantan Pembunuh Bayaran Jadi Bapak Rumah Tangga
-
Kisah Cinta Terlarang Membuka Pintu bagi Ekowisata Gunung Tangkuban Perahu
-
Gemes Banget! Romansa Sederhana Anak Sekolahan di Manga Futarijime Romantic
Terkini
-
Masuki Fase Krusial, Bagaimana Aturan Kelolosan Babak Grup Piala Asia U-17?
-
3 Pencapaian Indonesia yang Bisa Bikin Malu Korea Selatan di AFC U-17, Pernah Kepikiran?
-
Kang Daniel Terjebak dalam Hubungan Cinta yang Menyakitkan di Lagu 'Mess'
-
Masuk Daftar Top Skor AFC U-17, Evandra Florasta Terbantu Kelebihan Mental Reboundnya
-
Zahaby Gholy, Pembuka Keran Gol Timnas U-17 dan Aset Masa Depan Persija