Salah satu cara untuk melatih lancar membaca dalam bahasa Inggris adalah dengan sering membaca buku-buku berbahasa Inggris. Salah satunya melalui karya fiksi, seperti buku karangan Lala Bohang yang satu ini.
Buku ini menggunakan bahasa Inggris dari awal sampai akhir.
Identitas Buku
Judul Buku: The Book of Invisible Questions
Pengarang: Lala Bohang
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Jumlah Halaman: 147 Halaman
Sinopsis
Who? A breathing meat.
Why? Some breathing meat lucky enough to understand their purpose of existence. But most of meats have no idea why they exist in this universe. The meat who knows and the meat who doesn’t know experience the same pain, uncertainty, and heartbreak, but have different points of view on everything.
Where? Under the sky. On the soil. Between the air and the sea. In the arms of people who treat you badly.
What? Something you don’t know and something you know. If you’re lucky you’ll find the answer but other questions will come to you soon after that.
When? Not today.
(Gramedia.com)
Ulasan Pribadi
Menurutku yang masih sambil belajar bahasa Inggris, buku ini cukup menarik dan tidak membosankan untuk dibaca. Setiap tulisan di buku ini mengangkat tema yang mungkin relate atau berhubungan dengan kehidupan kita sehari-hari.
Dilengkapi ilustrasi yang didominasi warna biru, buku ini menawarkan pengalaman membaca yang tidak terlupakan. Bahasa Inggris yang digunakan pada buku ini masih cukup bisa dipahami, walau beberapa kata masih perlu dicari artinya di kamus, menurutku.
Secara singkat, isi buku ini membahas tentang berbagai pertanyaan seputar eksistensi manusia di dunia ini. Berbagai cerita tentang keseharian yang monoton dari berbagai sudut pandang, cara untuk berdamai dengan keadaan putus asa, sampai berani memberi jeda pada kehidupan di tengah hiruk-pikuk rutinitas yang menjemukan.
Poin Penting Isi Buku
Beberapa poin penting dari buku ini yang bisa aku ambil sebagai pelajaran adalah tentang berhati-hati memasukkan seseorang ke dalam ‘bubble’ yang sudah kita buat dan tempati dengan nyaman.
Bubble di sini bisa merujuk pada berbagai hal, salah satunya ‘tempat kita menjadi diri sendiri’, atau apapun itu tergantung masing-masing individu untuk memaknainya.
Salah satu tulisan buku ini membahas tentang hal tersebut. Jangan sampai kita salah memilih orang dan mengizinkan mereka memasuki ‘bubble’ kita dan mengganggu ketenangan yang sudah susah payah kita ciptakan.
Ada banyak poin penting lainnya yang bisa diambil. Tertarik untuk membacanya?
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Ikuti Perjalanan Hampa Kehilangan Kenangan di Novel 'Polisi Kenangan'
-
3 Novel Legendaris Karya Penulis Indonesia, Ada Gadis Kretek hingga Lupus
-
Geram! Ayu Ting Ting Semprot Netizen yang Hujat Bilqis Nyanyi Lagu Korea
-
Haji Faisal Akui Sempat Syok dengan Konten Atta Halilintar yang Disebut Netizen Sentil Fuji
-
Outfit Bandara Seowon UNIS Jadi Sorotan, K-netz Perdebatkan Usia Debut
Artikel Terkait
Ulasan
-
Review Film Menjelang Magrib 2: Cerita Pemasungan yang Bikin Hati Teriris
-
Between Us: Sebuah Persahabatan yang Terluka oleh Cinta
-
Mengurai Cinta yang Tak Terucap Lewat Ulasan Buku 'Maafkan Kami Ya Nak'
-
Mahar Jingga: Cinta yang Halal Tapi Tak Selalu Membahagiakan
-
Ali Band dan Perayaan Musik Dansa dari Timur Tengah ke Jakarta
Terkini
-
Solusi Menkeu Baru Soal 17+8 Tuntutan Rakyat: Bikin Ekonomi Ngebut Biar Rakyat Sibuk Cari Makan Enak
-
Futsal Zaman Now: Ekspresi Diri, Kepribadian, dan Gaya Hidup Anak Muda
-
4 Daily Look Minimalis ala Mina TWICE, Cocok untuk Banyak Momen!
-
Daftar Lengkap Reshuffle Kabinet: Prabowo Tunjuk 5 Menteri Baru dan Bentuk Kementerian Haji
-
Delpedro Marhaen, Kriminalisasi Aktivis dan Cermin Demokrasi yang Retak