The Dragon Republic atau Republik Naga adalah buku kedua dari novel series The Poppy War yang ditulis oleh R.F. Kuang.
Novel ini adalah kelanjutan dari cerita Perang Opium ketika Rin menyaksikan pengkhianatan Sang Maharani, pemimpin tertinggi dari Kekaisaran Nikan.
Karena sakit hati melihat negaranya terjajah, serta keinginannya untuk membalaskan dendam, maka Rin kemudian bergabung dengan Vaisra, Panglima Perang Naga.
Vaisra memiliki niat yang sama dengan Rin, yakni berusaha agar bisa menggeser tampuk kekuasaan dari Maharani di Kekaisaran Nikan.
Selanjutnya, kekaisaran tersebut rencananya akan diubah menjadi sebuah negara Republik.
Namun pengkhianatan demi pengkhianatan terus terjadi. Rin jadi bingung, apakah saat ini posisinya sudah berada di pihak yang tepat?
Segala macam intrik politik terus dimainkan antar sesama pemimpin. Baik oleh Maharani, maupun Vaisra. Mereka masing-masing punya kepentingan yang menurut mereka adalah sesuatu yang paling benar. Lantas, bagaimanakah nanti Rin menunjukkan keberpihakannya?
Awalnya saya memang mengira bahwa Maharani adalah tipe pemimpin yang jahat dan picik.
Namun seiring berjalannya cerita, ternyata ada alasan tertentu yang membuat Maharani memutuskan untuk "menjual" kekaisaran Nikan.
Begitupun ketika berkenalan dengan tokoh Vaisra. Seorang pemimpin yang terlihat powerfull dan amat bijaksana, nyatanya ia punya niat tersembunyi untuk bekerja sama dengan Republik Hesperia. Republik yang menurut Rin adalah kelompok penjajah.
Rin tidak sadar bahwa ia dimanipulasi oleh Vaisra. Vaisra hanya menginginkan kekuatannya yang menghancurkan.
Ketika ia menyadarinya, saya melihat bahwa Rin sudah benar-benar dalam keadaan bingung dalam memandang mana yang baik dan yang buruk.
Bagi saya, membaca novel ini seperti menimbulkan sensasi naik roller coaster. Berkali-kali dibuat tegang, tapi pada akhirnya segalanya membaik perlahan-lahan.
Bagaimanapun, penulis berhasil mengemas bahasan tentang peperangan dan politik menjadi sebuah kisah epik yang sangat menarik.
Apalagi kisah ini memang berangkat dari latar belakang sebuah kisah nyata mengenai Perang Opium yang pernah terjadi pada abad ke-20.
Secara umum, novel ini sangat recoomended. Bagi kamu yang merupakan penggemar novel-novel fantasy atau historical fiction, novel ini layak banget buat kamu baca!
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Ulasan Buku Timeboxing: Atur Waktu di Era Digital Biar Hidup Nggak Chaos
-
Ironi Kasus Keracunan Massal: Ketika Petinggi Badan Gizi Nasional Bukan Ahlinya
-
Harga Buku Mahal, Literasi Kian Tertinggal: Alasan Pajak Buku Perlu Subsidi
-
Public Speaking yang Gagal, Blunder yang Fatal: Menyoal Lidah Para Pejabat
-
Headline, Hoaks, dan Pengalihan Isu: Potret Demokrasi tanpa Literasi
Artikel Terkait
-
Review Novel Circe, Kehidupan Gadis di Zaman Yunani yang Penuh Ketegaran
-
Review Novel Anak Rantau Karya Ahmad Fuadi: Alam Terkembang Menjadi Guru
-
Ulasan Buku 'Finding Ikigai in My Journey' Karya Vita Wahid, Perjalanan Menemukan Ikigai dalam Kehidupan
-
Ulasan Buku The Song of Achilles, Kisah Cinta Mitologi Yunani yang Tragis
-
Intip Petualangan Mendebarkan Sherlock Holmes Muda Lewat Cerita yang Satu Ini!
Ulasan
-
The Killer Question: Ketika Kuis Pub Berubah Jadi Ajang Pembunuhan
-
Film What's Up With Secretary Kim, Semenarik Apa sih Adaptasi Drakor Ini?
-
Raisa Mengubah Pasrah Menjadi Self-Respect Bertajuk Terserah di Ambivert
-
Makjleb! 3 Amanat Satir dalam Film Kang Solah from Kang Mak x Nenek Gayung
-
Relate Banget! Novel Berpayung Tuhan tentang Luka, Hidup, dan Penyesalan
Terkini
-
Nggak Perlu Salon Tiap Hari! Begini Cara Rawat Rambut Curly di Cuaca Tropis
-
Catatan Dingin di Tengah Drama Panas: Jule Lebih Takut Hilang Kontrak?
-
Jogja Eco Style 2025: Merajut Estetika dan Keberlanjutan Ecoprint
-
Bye-bye Stres! 10 Hewan Peliharaan Ini Bikin Rumah Bahagia Tanpa Repot
-
Psywar Berujung Petaka: Lamine Yamal Gigit Jari di El Clasico, Real Madrid Tertawa!