Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Akramunnisa Amir
Sampul buku Merawat Bahagia (gramedia)

Setiap manusia pasti punya tujuan hidup dan cita-cita yang ingin dicapai. Terlebih ketika masih berada dalam fase bertumbuh yang membuat kita belajar sedikit demi sedikit mengenai kehidupan. 

Namun dalam suatu titik tertentu, terkadang kita merasa bahwa segala jenis pencapaian yang kita miliki ternyata tidak membawa dampak yang signifikan dalam kebahagiaan.

Misalnya nih, orang yang punya kekayaan dan aset melimpah, atau mereka yang berhasil meraih gelar pendidikan tertinggi yang dulunya ia cita-citakan. Setelah mendapatkan itu semua, timbul pertanyaan 'What's next?' Yang pada intinya, pencapaian tersebut toh tidak mendatangkan kepuasan yang berarti.

Lalu mengapa hal yang dikejar-kejar selama ini ternyata tidak begitu membahagiakan? Nah bagi kamu yang mungkin berada dalam fase ini, boleh jadi sedang berada dalam tahap pendewasaan. 

Yakni suatu tahap ketika kamu sebenarnya memiliki semua faktor yang mendukung kebahagiaanmu, hanya saja tidak bisa memandang itu sebagaimana mestinya. 

Nah, buku yang berjudul Merawat Bahagia karya Adjie Santosoputro ini membahas hal tersebut. Tentang bagaimana kita bisa menjadikan apa yang kita miliki saat ini menjadi sebuah bentuk kesyukuran akan hidup.  

Terlebih ketika kita sedang didera stress dan masalah yang datang silih berganti. Dalam buku ini, penulis mencoba mengajak kita untuk merefleksikan hal-hal kecil menjadi sesuatu yang berharga untuk kita rasakan.  

Misalnya bagaimana memandang makna dari jodoh dan rezeki yang seringkali membuat kita gelisah saat menunggunya. Kemudian bagaimana melatih otot syukur, melatih pikiran untuk move on dari masa lalu, hingga memeluk amarah agar tidak menjadi sesuatu yang merusak. 

Bagian yang paling berkesan bagi saya saat membaca buku ini adalah pembahasan tentang fokus pada sesuatu yang paling berdampak dalam hidup. 

Karena terkadang, sebagai manusia yang ambis, saya punya banyak keinginan yang rasanya ingin dicapai. Tapi nyatanya tidak punya cukup energi dan waktu untuk meraih semuanya. Terlebih ketika gara-gara hal tersebut, saya justru tidak melakukan apa-apa karena bingung harus mulai dari mana. 

Nah penulis menyarankan agar sekiranya fokus saja dengan sesuatu yang paling berdampak dalam hidup. Dari seluruh hal yang jadi ambisi saya, apa sih yang benar-benar bernilai? Itulah yang harus diperjuangkan. 

Bagi saya, buku ini adalah bacaan yang bisa menemani diri sendiri ketika pengin self-healing. Pembahasannya banyak yang relate, yang dikemas dengan gaya bahasa yang ringan dan menyentuh. 

Bagi kamu yang juga merasa sedang lelah menjalani hidupmu hari ini, saya rekomendasikan buku berjudul Merawat Bahagia ini yang semoga bisa membuatmu terinspirasi juga!

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Akramunnisa Amir