Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Sam Edy
Buku 'Celoteh Buya Syafii'.[iPusnas]

Buya Syafii adalah salah satu tokoh agama yang memiliki kebijaksanaan dan keilmuan agama yang luas. Dalam buku ini kita bisa meneladani sekaligus merenungi ujaran-ujaran bijak beliau. Total ada 232 ujaran Buya Syafii yang terangkum dalam buku terbitan Elex Media Komputindo ini.

Tema-tema ujaran Buya Syafii dalam buku ini sangat beragam. Antara lain tentang demokrasi, kebinekaan, perdamaian, Islam dan masa depan agama. Selama ini, beliau dikenal sebagai guru dari semua golongan, semua kelompok dan semua agama.

Kehadiran Buya Syafii menjawab kerinduan akan sosok ulama intelektual yang yang ramah, berpendidikan tinggi, merangkul mereka yang tertindas dan merakyat. Berkali-kali beliau menegaskan, kita harus memikirkan dan bekerja untuk bangsa agar Indonesia dapat menjadi negara yang disegani dan contoh bagi negara-negara Islam lainnya (hlm. viii).

Sebagaimana telah kita ketahui bersama, bahwa Islam adalah agama yang menjadi rahmat atau kasih sayang bagi seluruh umat manusia di muka bumi ini. Namun, bukan berarti negara ini harus berubah menjadi ‘negara Islam’, mengingat masyarakat di negeri ini yang memiliki keragaman dalam beragama.

Menurut Buya Syafii, sila-sila dalam Pancasila merupakan pintu masuk untuk membumikan semangat Islam di Indonesia. Umat Islam tidak perlu lagi memperjuangkan gagasan negara Islam, yang justru akan mengganggu kesepakatan pendiri bangsa. Itu karena toleransi merupakan ajaran penting dalam Islam.

“Kita menghendaki sebuah Islam yang dinamis dan bersahabat dengan lingkungan kultur, sub-kultur, dan agama kita yang beragam; Islam yang memberikan keadilan, kenyamanan, keamanan, dan perlindungan kepada semua orang yang berdiam di Nusantara ini, tanpa diskriminasi, apa pun agama yang diikutinya atau tidak diikutinya” ujar Buya Syafii.

Islam adalah agama yang mengajarkan pentingnya memiliki sifat kasih sayang dan cinta damai kepada penganutnya. Jadi, kalau ada orang yang mengaku beragama Islam tapi tidak memiliki rasa kasih sayang dan tidak memiliki toleransi terhadap sesama, itu artinya dia belum memiliki pemahaman yang mendalam tentang ajaran Islam.

Menurut Buya Syafii, “Islam yang damai, Islam yang konstruktif dan Islam yang mengayomi bangsa ini. Dengan tanpa membeda-bedakan suku, agama, dan lain-lain. Itu Islam yang benar”.

Buya Syafii juga menegaskan bahwa dari sisi ajaran, semua agama pasti memerintahkan pemeluknya untuk mewujudkan perdamaian dan menegakkan keadilan, sebab tanpa dua pilar itu perumahan kemanusiaan akan menjadi ringkih, jika bukan malah berantakan.

Ujaran-ujaran bijak Buya Syafii dalam buku ‘Celoteh Buya Syafii; 232 Ujaran Bijak Sang Muazin Bangsa’ karya Ahmad Nurcholish dan Kekek Apriana DH ini semoga dapat menjadi bahan renungan yang berharga bagi para pembaca. Lewat buku ini, semoga pemikiran dan sikap kita bisa menjadi lebih arif dan bijaksana.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Sam Edy