Apakah Anda adalah salah seorang dari banyak pengagum ‘Si Burung Merak’? Ya. Betul, dia adalah Willibrodus Surendra. Sebagai seorang penyair, Rendra telah banyak menerbitkan karya buku kumpulan puisi. Satu di antaranya adalah yang telah diterbitkan oleh Bentang Pustaka, pada Maret 2018, berjudul Puisi-Puisi Cinta.
Buku puisi ini terbit dengan halaman sampul berwarna hitam dengan ilustrasi seekor burung merak yang dekat dengan identitas WS Rendra. Buku ini dibagi dalam tiga bagian, yakni suatu periode pembagian karya puisi Rendra yang berturut-turut ditulisnya pada masa puber pertama, puber kedua dan puber ketiga.
Pada periode puber pertama, pembaca akan segera mendapati kesegaran puisi-puisi masa remaja Rendra. Pada buku ini, periode puber pertama Rendra diwakili lewat 24 puisi yang bertarikh dari tahun 1954 hingga 1958. Kemenarikan dari periode ini akan segera tampak lewat tema-tema yang dipilih oleh penyairnya.
Kendati terbilang sebagai periode awal kekaryaan Rendra, tetapi puisi-puisi yang ditulisnya dari masa itu seakan terbaca segar dan seperti dibuat kemarin sore. Tema-tema yang diangkatnya masih seputar asmara di masa remaja yang kenes dan lugu. Mari kita simak satu puisi dari periode pertama puber Rendra, berjudul Kami Berdua:
Karena sekolah kami belum selesai
Kami berdua belum dikawinkan
Tetapi dalam jiwa
anak cucu kami sudah banyak
Sagan, 1958
Pada periode selanjutnya, buku ini ingin menunjukkan kepada pembaca falset kehidupan Rendra yang lain. Melalui puisi-puisi yang ditulisnya ketika menginjak masa dewasa, atau yang kemudian akan dirangkum menjadi periode puisi puber kedua WS Rendra. Sebagaimana perkembangan dari seorang manusia yang senantiasa bertumbuh, puisi-puisi Rendra pada masa selanjutnya pun mencerminkan hal demikian.
Tema-tema yang di masa sebelumnya lebih banyak merefleksikan keluguan dan asmara masa remaja, di masa puber kedua menjadi begitu lain. Lewat puisi periode puber kedua Rendra lebih intens berbicara mengenai persoalan yang lebih kompleks. Hal itu tercermin lewat puisi-puisinya yang berjudul: “Surat Seorang Istri”; “Balik Kamu Balik”; dan “Bukannya di Madrid”. Ketiga puisi itu menekankan suatu tema yang terkesan sungguh-sungguh dan kompleks.
Bagian terakhir dari buku puisi ini akan berisi puisi-puisi Rendra yang kebanyakan ditulisnya dari tahun 1992 hingga 2003. Atau yang kemudian dirangkum menjadi periode puber ketiga dalam kehidupan sang penyair. Pada bagian akhir dari buku ini, pembaca akan semakin diyakinkan bahwa dari periode ke periode, puisi yang ditulis oleh WS Rendra selalu mengalami perubahan. Hal demikian yang menjadikan format dalam buku puisi ini terbaca begitu menarik.
Hal itu karena pembaca seakan diajak tidak saja menikmati satu bagian suatu karya puisi secara terpisah, tetapi seakan diajak untuk membaca dan memaknai puisi sebagai suatu perubahan yang terhubung dalam kehidupan sang penyair. Sehingga melalui pembacaan puisi WS Rendra yang disajikan secara periodik dan bersambung itu, pembaca menjadi mengerti bahwa puisi yang ditulis WS Rendra selalu berubah dan merefleksikan kehidupan penulisnya yang bertumbuh. Sangat menarik dan direkomendasikan untuk dibaca.
Baca Juga
-
Copywriter Is Dead: Sindirian dari Budiman Hakim untuk Calon Copywriter
-
3 Formula Copywriting yang Menawan untuk Tingkatkan Cuan
-
Humankind: Paradigma dan Realitas Baru Bahwa Manusia Pada Kodratnya Baik
-
Ulasan Buku Belajar Menulis ala Arswendo: Mengarang Itu Gampang!
-
Alam dan Manusia: Sebuah Narasi Kesadaran Lingkungan dalam Novel 'Di Kaki Bukit Cibalak'
Artikel Terkait
-
Sikap Desta saat Natasha Rizky Diduga Gambarkan Suasana Sidang Cerai Lewat Puisi
-
Puisi Natasha Rizky Diduga Curahan Hati saat Sidang Cerai: Ampun, Ini di Dalamnya Berdarah-darah
-
Natasha Rizky Diduga Gambarkan Suasana Sidang Cerai Lewat Puisi, Sikap Desta Bikin Sedih
-
Butet Kertaradjasa Mendukung Siapa? Dulu Tangisi Gibran, Kini Dituding Hina Jokowi
-
Ulasan Buku Kumpulan Puisi 'Melihat Api Bekerja,' Karya Aan Mansyur
Ulasan
-
Dari Pop ke Dangdut: Transformasi Epik Anya Geraldine di Film Mendadak Dangdut!
-
Mieber Restaurant and Cafe, Rekomendasi Kuliner Estetik dengan View Gunung di Trawas
-
Dari Panti Asuhan ke Langit Malam, Kisah Haru di Novel The Star Outside My Window
-
Ulasan Novel If the Shoe Fits:Kisah Cinderella Modern dalam Menemukan Cinta
-
Bersantap Pagi dengan Lotek Enak di Lapau Rang Sangka Pekanbaru
Terkini
-
KISS OF LIFE Batal Tampil di KCON LA 2025, Imbas Isu Apropriasi Budaya
-
Ngajar di Negeri Orang, Pulang Cuma Jadi Wacana: Dilema Dosen Diaspora
-
BRI Liga 1: Madura United Terhindar dari Degradasi, Bali United Gigit Jari
-
Neural Fatigue: Kelelahan Kognitif Akibat Terpapar Stimulus Berulang
-
Resmi Rilis, Oppo Reno 14 Pro Chipset Kencang dan Triple Rear Camera 50 MP