Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Ragil Kristya Aji
Halaman sampul Copywriter Is Dead Karya Budiman Hakim (Ipusnas)

Apakah saat ini Anda sedang berminat untuk mempelajari tentang Copywriting? Ini tentu menjadi suatu kesempatan dan peluang yang bagus, mengingat kebutuhan pada profesi sebagai penulis copy hari-hari ini tengah terbuka begitu luas.

Akan tetapi, mungkin kita bersepakat pada satu hal ketika sedang dihadapkan untuk memulai belajar sesuatu yang baru. Itu adalah pertanyaan: Dari mana saya akan memulainya? Agaknya artikel ini akan membantu menjawab keresahan Anda.

Serujuk dengan judul dalam buku ini, Copywriter Is Dead, Budiman Hakim sebagai penulis dari buku ini ingin membagikan keresahan pribadinya menyasar pada profesi yang diemban oleh seorang copywriter.

Melalui bahasa yang ringan dan segar, Budiman Hakim hendak menyentil kesadaran pembacanya melalui tema-tema yang dekat dengan pengalaman dan keseharian hidupnya. Tidak jarang ia membagikan pengalaman yang kadang nampak remeh temeh, akan tetapi lewat perspektif seorang Budiman Hakim ia berhasil menggubahnya menjadi suatu narasi, pesan dan kadang kritik yang sejalan dengan bahasan utama dalam buku ini yang membahas kerja kreatif penulis copy itu.

Satu hal yang tidak boleh tidak disebutkan dalam buku ini adalah ihwal kejenakaan Budiman Hakim yang  begitu piawai mewarnai lembar demi lembar tulisan yang ia sajikan. Selalu nampak segar.

Selain melontarkan keprihatinannya lewat judul buku yang begitu provokatif itu, tidak ketinggalan Budiman Hakim turut mengulik apa saja ihwal yang perlu dan harus dipelajari bagi seseorang yang ingin menjadi seorang copywriter. Hal demikian menjadikan buku ini bukan hanya sebagai suatu ekspresi kritik semata dari perspektif seorang Budiman Hakim, melainkan sebagai suatu pedoman yang memantik dan mencerahkan bagi para pembacanya.

Kendati jawaban dan pedoman taktis mengenai bagaimana menjadi seorang copywriter yang bagus itu tidak dijelaskan dalam buku ini, akan tetapi justru hal demikian menjadikan buku yang ditulis oleh Budiman Hakim itu menjadi menarik.

Alih-alih pembacanya disodori oleh materi yang njlimet, justru lewat tulisan-tulisannya yang ringan, segar dan jenaka Budiman Hakim lebih ingin merangsang mental seorang copywriter untuk lebih peka pada trend di sekitarnya, termasuk  pembaca seakan diminta untuk menyimpulkan sendiri esensi dari yang sedang dibacanya itu.

Kesegaran dalam buku yang ditulis oleh Budiman Hakim seakan menunjukkan kepada pembaca kualitas seorang Budiman Hakim. Melalui diksi-diksi yang dirangkainya, pembaca segera merasakan bagaimana bahasa yang digunakan oleh Budiman Hakim akan segera menyihir pembacanya untuk mengernyitkan dahi, tersenyum hingga tertawa terpingkal-pingkal.

Sehingga secara tidak langsung, jika Anda tengah belajar tentang bagaimana menulis teks copy yang menggugah, tulisan Budiman Hakim seperti menjadi laboratorium, objek penelitian  untuk merasakan bagaimana suatu formula bahasa (baca: teks copy) bisa mempengaruhi emosi Anda. Pada bagian ini Budiman Hakim nampak sangat cerdik. Sesuatu keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang penulis copy.

Kabar baik yang lain adalah buku yang ditulis oleh Budiman Hakim ini disajikan dalam format yang acak. Kemenarikan buku bacaan dengan karakter demikian sering kali menyenangkan karena pembacanya seakan bebas memulai membaca buku tersebut dari bagian mana saja. Sehingga menjadikan buku dengan karakter demikian cocok untuk dibaca ketika bersantai, jeda istirahat atau untuk melarikan diri dari kebosanan.

Apa yang disajikan Budiman Hakim pada akhirnya adalah buah dari kecerdikan, pengalaman, keterampilan dan kejenakaan yang begitu reflektif, kontemplatif dan menggugah. Sangat direkomendasikan untuk dibaca.

Ragil Kristya Aji