Film asal Korea "The Beauty Inside" yang rilis tahun 2015 menceritakan tentang kisah Woo Jin yang setiap kali ia tidur, ia terbangun dalam tubuh yang berbeda-beda, dari berbagai usia, jenis kelamin, hingga ras.
Woo Jin memiliki penyakit langka yang membuat dirinya ketika bangun tidur selalu menjadi orang yang berbeda. Meskipun hidup dalam kebingungan, dia jatuh cinta dengan Yi Soo, yang akhirnya menerima keunikan Woo Jin.
Review Film The Beauty Inside
Ada beberapa yang mengatakan bahwa plotnya mirip dengan novel "Everyday" karya David Levithan, tetapi tim produksi telah menjelaskan bahwa film ini hanya terinspirasi dari novel tersebut dengan konsep tokoh utama yang berpindah tubuh setiap kali bangun tidur. Namun, secara keseluruhan, film ini memberikan sentuhan uniknya sendiri.
Film ini berhasil dalam menggambarkan kondisi Woo Jin dengan baik, meskipun saya merasa campur aduk tentangnya.
Awal film ini juga lucu, namun saya juga merasa kasihan pada Woo Jin. Yi Soo, tokoh perempuan, tidak langsung menerima kondisi Woo Jin, tetapi membutuhkan waktu untuk akhirnya memahaminya.
Penolakan keras Yi Soo pada awalnya sangat menyedihkan bagi Woo Jin, tetapi hubungan mereka menjadi hangat ketika Yi Soo akhirnya menerima dia apa adanya. Dan itu adalah momen yang menyentuh.
Film ini memiliki cerita yang menarik, yang bisa menimbulkan beberapa pertanyaan filosofis. Namun, kurangnya fokus dalam cerita menjadi kendala bagi potensi film ini.
Meskipun plotnya awalnya cukup menarik, film ini sebenarnya hanya berfokus pada kisah romantis sederhana. Dan ini bukanlah hal yang buruk, tetapi fokusnya seharusnya lebih tertuju pada cerita cinta
Sinematografi film ini memukau, dengan setiap adegan yang terlihat indah dan menarik perhatian. Sutradara dalam film ini juga berhasil meraih penghargaan sebagai Sutradara Baru Terbaik di Penghargaan Film Daejong ke-52, serta penghargaan untuk Editing Film Terbaik di Penghargaan Film Naga Biru ke-36. Ini menunjukkan betapa memukaunya sinematografi dalam film ini.
Meskipun plotnya tidak begitu mencolok, film ini tetap menyenangkan untuk ditonton. Ceritanya ringan, tidak membosankan, dan kamu dapat menontonnya tanpa henti selama 2 jam.
Meskipun tidak sempurna, film ini memberikan pengalaman yang menyenangkan dan saya memberi nilai 8 dari 10. Bagi kamu yang mencari film yang ringan dan menghibur, "The Beauty Inside" cukup layak untuk ditonton.
Baca Juga
-
Ulasan Lagu LUCY Flowering, Musim Semi yang Penuh Harapan dan Kehangatan
-
Latar Ijen: Resto Bergaya Mewah dan Nyaman di Kota Malang
-
Relate Banget! 5 Rekomendasi Film Buat Kaum Introvert yang Wajib Ditonton
-
Opa Noodle Bar: Tempat Nongkrong Asyik bagi Pecinta Mie di Malang
-
5 Rekomendasi Film Klasik Ikonik yang Tak Lekang oleh Waktu, Ada Favoritmu?
Artikel Terkait
-
Review Film Gundik: Ketawa, Takut, dan Jantungan dalam Satu Film!
-
Review Film Sayap-Sayap Patah 2 - Olivia: Kisah Baru, Luka Lama
-
Review Film Final Destination Bloodlines: Teror Keluarga vs Kematian Sadis!
-
Review Film Love: Tentang Cinta, Kebimbangan, dan Dialog Sunyi
-
Review Film Dasim: Teror Jin yang Hancurkan Keluarga, Bikin Bioskop Heboh!
Ulasan
-
Ulasan Lagu LUCY Flowering, Musim Semi yang Penuh Harapan dan Kehangatan
-
Ayam Bakar sampai Bebek Goreng, Nikmatnya Menu Wong Solo Bikin Ketagihan
-
Taman Wisata Pasir Putih, Objek Wisata Keluarga dengan HTM Murah di Depok
-
Ulasan Novel The Fall Risk: Cinta yang Bermula dari Sebuah Insiden
-
Jelang Idul Adha, 3 Jenis Kambing Lokal Ini Cocok Dijadikan Hewan Kurban
Terkini
-
Simpel nan Stylish! Ini 4 Look Outfit Xinyu TripleS yang Harus Kamu Lirik
-
Dosen di Era Digital: Antara Pendidik dan Influencer
-
Curi Perhatian! Ini 4 Daily Style Jeon Somi yang Bikin OOTD Makin On Point
-
Setra Pangistren: Prosesi Pelepasan Kelas XII di SMA Negeri 1 Purwakarta
-
Nasib Thom Haye: Dipersimpangan Berkarir di Liga Indonesia atau Liga Eropa