"Buku "Beauty of Trauma" karya Jung Yeol adalah sebuah bacaan indah bagi mereka yang sedang berjuang untuk pulih dari trauma. Buku ini telah dibaca oleh banyak orang dan mendapatkan rating cukup bagus.
Ulasan Buku 'Beauty of Trauma'
Seperti namanya, 'Beauty of Trauma,' buku ini membahas mengenai perjalanan seseorang untuk sembuh dari trauma. Dalam buku ini dijelaskan bahwa trauma paling sering disebabkan oleh orang terdekat.
Biasanya, orang-orang sering melontarkan kata-kata yang menyakitkan hati dengan dalih bentuk kasih sayang. Kata-kata tersebut dianggap sebagai motivasi agar kita menjadi lebih baik. Nyatanya, perkataan tersebut bisa saja melukai hati dan berubah menjadi kebencian.
Melalui buku ini, pikiran kita akan terbuka mengenai bagaimana merespons trauma itu sendiri. Hanya ada dua pilihan, yaitu mengabaikannya atau menyembuhkannya. Bagi orang-orang yang introvert atau overthinking, biasanya mengabaikan trauma atau luka merupakan hal yang sulit dilakukan. Oleh sebab itu, satu-satunya hal yang bisa dilakukan adalah menyembuhkan trauma.
Hal yang perlu disadari adalah luka merupakan bagian dari kehidupan. Setiap orang pasti pernah merasakannya. Terluka bukan berarti kita lemah, namun hal tersebut bisa mendewasakan pikiran kita agar lebih kuat.
Dari buku ini, kita dapat belajar bahwa lari dari masalah atau menumpuknya bukan menjadi solusi yang tepat untuk menyembuhkan luka. Saat menumpuk masalah terus menerus, kita memiliki kecenderungan untuk menyalahkan diri atau melampiaskan amarah ke orang lain yang lebih lemah.
Tidak hanya itu, hal tersebut dapat menjadi penyesalan hingga berakhir dengan pengandaian. Misalnya, "seandainya, aku tidak melakukan hal itu mungkin akhirnya tidak begini". Hal tersebut justru membuat rasa luka semakin berkembang karena kita tidak mau untuk mengakui kesalahan.
Salah satu hal yang membuat buku ini menarik dalam buku ini adalah penggunaan kisah-kisah tokoh terkenal, legenda, mitologi Yunani, serta cerita dari buku dan film yang digali kembali oleh penulis untuk memberikan contoh dan pembelajaran yang sesuai dengan pembahasan. Buku ini mencakup berbagai detail tentang trauma dan luka emosional, juga membahas tentang ego manusia, serta perbedaan antara ekstrover dan introvert.
Namun, membaca ratusan halaman buku ini bisa terasa sedikit berat dan tidak se-enak saat membaca lembar-lembar awal. Hal ini mungkin disebabkan karena terjemahannya yang terkesan kaku, sehingga memerlukan beberapa kali pembacaan ulang agar bisa sepenuhnya memahami apa yang sedang dibicarakan oleh penulis.
Overall, "Beauty of Trauma" adalah buku yang memberikan wawasan mendalam tentang proses pemulihan dari trauma, meskipun terjemahannya mungkin memerlukan sedikit kesabaran ekstra dari pembaca.
Baca Juga
-
"Bakat Menggonggong", Eksperimen Narasi yang Cerdas dan Penuh Nyinyiran
-
Novel Ada Zombie di Sekolah: Ketika Pesta Olahraga Berubah Jadi Mimpi Buruk
-
Serunai Maut II, Perang Terakhir di Pulau Jengka dan Simbol Kejahatan
-
Serunai Maut: Ketika Mitos, Iman, dan Logika Bertarung di Pulau Jengka
-
Refleksi Diri lewat Berpayung Tuhan, Saat Kematian Mengajarkan Arti Hidup
Artikel Terkait
Ulasan
-
Review Film Good News: Lucu, Getir, dan Terlalu Jujur
-
Novel 'Bapak, Kapan Kita akan Berdamai?', Luka yang Akhirnya Menjadi Damai
-
Ulasan Novel Rumah di Seribu Ombak: Nggak Cuma Kesetiaan, Tapi Ketimpangan
-
Review Manhwa No Outtakes: Isekai Haru yang Konsepnya Mirip Film Narnia
-
Sepatu Terakhir: Jejak Cinta Seorang Ayah yang Tak Pernah Usai
Terkini
-
Sinopsis dan Jadwal Tayang Anime The Demon King's Daughter Is too Kind!!
-
4 Pilihan Eye Cream Korea untuk Mengatasi Kerutan
-
Bukan Cuma Soal Ras, 7 Negara Ini Punya Campuran DNA Paling 'Gado-gado' di Dunia
-
Berpotensi Pegang Timnas Indonesia di FIFA Matchday, Bagaimana Formasi Favorit Jordi Cruyff?
-
Sosok Alexander Assad, Mantan Angela Lee yang Kini Jadi Suami Clara Shinta