Scroll untuk membaca artikel
Sekar Anindyah Lamase | Eunike Dewanggasani
(G)i-dle (X Official Kpop_KBS)

Orang bilang, manusia mudah bosan dan selalu menginginkan tantangan baru. Tapi begitu mencoba tantangan tersebut, mereka akan menyesal dan berharap tidak pernah mencoba hal baru tersebut. Rasanya serba salah, bukan?  Ini yang dibahas oleh girlgroup (G)I-DLE dalam lagu mereka yang berjudul "Fate".

Dilansir dari Times Now News, “Fate” yang menjadi salah satu lagu dari album studio kedua (G)I-DLE yang berjudul “2” berhasil meraih predikat PAK atau Perfect All Kill.  

Artinya, lagu ini berhasil meraih peringkat pertama di berbagai tangga lagu aplikasi musik Korea Selatan, seperti Melon, Genie, Bugs, FLO, dan iChart.

Melansir Korea Times, Jeon Soyeon selaku pemimpin (G)I-DLE dan produser berkata bahwa “Fate” adalah lagu tentang sebuah pertemuan tak disangka yang terjadi berdasarkan takdir.

Di bagian paruh awal lagu, kita bisa mendengar lirik yang menceritakan tentang kehidupan manusia yang berjalan monoton dalam sebuah rutinitas.  Tidak jarang kita juga merasa muak dan rasanya ingin mati saja karena menjalani kegiatan yang sama setiap hari.

This morning, with bread in my mouth again / Start the day the same way / Ice Americano in one hand all day long / I'm so tired, I might die /

Di bagian sebelum masuk ke chorus, Minie menyanyikan sebaris lirik mengenai pertemuan dengan ‘sang takdir’.

On a normal day in this busy life / Look at that kid /

Uniknya, ‘takdir’ yang menjadi  poin utama dalam lagu ini disebutkan sebagai geu ae dalam bahasa Korea.  Frasa ini bisa diartikan sebagai 'that kid', sebuah kata ganti tanpa gender yang menjelaskan bahwa sosok ‘takdir’ itu adalah seorang manusia.

The peaceful sky collapsed / The dark before my eyes turn red /I think I forgot something / I feel like I'm going to cry for no reason

Pernah tidak merasa tidak ada angin dan tidak ada hujan, rasanya tiba-tiba ingin menangis kencang padahal kehidupan kita terlihat seperti sedang baik-baik saja? Bagian chorus ini menjadi highlight yang paling berkesan dalam lagu “Fate”.

Terakhir, bagian paling indah terdapat di outro chorus terakhir lagu berdurasi 2 menit 42 detik ini.

No, I think it's better to pass by / Because I just hate it when I'm hurt

Berapa kali kita menolak untuk jatuh cinta karena takut kembali tersakiti?  Walaupun lagu ini bercerita mengenai kisah percintaan, secara pribadi saya lebih suka mengartikan si ‘takdir’ ini sebagai sebuah ‘kesempatan’ alih-alih sosok seseorang dalam pandangan romantis.

Sering kali kita sebagai manusia sudah terlalu terlena dengan sebuah rutinitas sehingga kita mengeluh karena merasa stagnan tanpa ada perkembangan.  

Tapi begitu bertemu dengan kesempatan baru atau tantangan untuk keluar dari zona nyaman, kita malah tidak mengambil hal tersebut dengan dalih takut tersakiti, padahal sebetulnya kita perlu mencicipi rasanya dilukai supaya bisa bertumbuh.

“Fate” adalah lagu dengan unsur band yang begitu kental dengan permainan gitar bass serta keyboard yang mencolok di setiap bagian perpindahan antara verse dan chorus.  Unsur funky rock membuat lagu ini terdengar seperti lagu Jpop yang pantas dijadikan lagu penutup sebuah anime.

Berkat karya ini, penikmat musik mau tidak mau dibuat kagum dengan keahlian Jeon Soyeon membuat lagu yang relatable dengan kehidupan sehari-hari dan nyaman untuk didengar berkali-kali.

Sayangnya, dalam promosi lagu “Fate” ini, salah satu anggota (G)I-DLE yang bernama Shuhua harus rehat sejenak karena masalah kesehatan.  

Apakah kamu sudah pernah mendengar lagu “Fate”?  Bagaimana pendapat kalian?  Coba dengarkan dan mari dukung kegiatan (G)I-DLE di masa depan!

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Eunike Dewanggasani