Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Athar Farha
Foto Series Furies (Netflix)

"Furies," merupakan series asal Prancis yang tayang di Netflix sejak 1 Maret 2024. "Furies" menampilkan Lina El Arabi sebagai Lyna, seorang wanita muda yang mencari balas dendam atas kematian ayahnya, dan Marina Fois sebagai "The Fury", sosok penegak ketertiban di dunia kriminal Paris.

Series ini memiliki delapan episode yang ditangani oleh trio sutradara: Cedric Nicolas-Troyan, Samuel Bodin, dan Laura Weaver. Sedangkan skripnya ditangani oleh kolaborasi penulis, di antaranya: Mathilde Arnaud, Leonie De Rudder, France Lanot, dan Claire Le Luherne. 

Berlatar belakang dunia kriminal Paris, "Furies" mengikuti kisah Lyna, wanita muda yang berjuang untuk melepaskan diri dari warisan kriminal keluarganya.

Namun, ketika ayahnya dibunuh dengan kejam, Lyna terjun ke dalam pencarian balas dendam yang membawanya jauh ke dalam lubang kegelapan.

Dalam perjalanannya, dia bertemu dengan sosok misterius yang dikenal sebagai "The Fury", seorang penegak berpengaruh yang memiliki kunci untuk mengungkap kebenaran di balik kematian ayahnya Lyna. 

Ulasan Series Furies

Salah satu aspek paling menarik dari "Furies" adalah penggambaran karakter perempuan yang kuat dan kompleks. Lyna muncul sebagai protagonis yang garang dan berani.

Perjalanannya nggak hanya memikat tetapi juga bikin penonton kagum, karena sosoknya menolak untuk terhimpit oleh keadaan dan mengambil kendali atas takdirnya sendiri.

Demikian juga, "The Fury", karakter yang sama-sama menonjol. Dia diperankan dengan ketegasan yang apik oleh Marina Fois. Sebagai sosok yang kuat dan misterius, dia bisa memerintah dengan pengaruhnya, sekaligus menjadi mentor dan lawan bagi Lyna.

Hubungan dinamis 'Lyna dengan The Fury' menambah kedalaman dan intrik pada cerita, saat mereka menavigasi permainan yang berbahaya di tengah kekacauan kriminal Paris.

Nah, di sini sudah paham, ya. Dalam "Furies", karakter utama perempuan mengemban peran yang sangat penting menggerakkan cerita dan menampilkan dinamika yang kuat.

Dengan fokusnya lebih tertuju pada perempuan, series ini menawarkan pandangan yang menyegarkan dan menarik terhadap dunia kriminal yang keras dan penuh intrik.

Selain dua karakter utamanya, "Furies" juga menampilkan sejumlah karakter perempuan lainnya yang memiliki peran signifikan dalam cerita.

Satu di antaranya, teman-teman setia Lyna yang membantunya dalam pencarian balas dendamnya, hingga melawan musuh-musuh kuat yang harus dia hadapi dalam perjalanan melawan kejahatan. 

Keberadaan karakter utama perempuan ini, nggak sebatas cuma tampil, ya. Mereka benar-benar menyoroti kekuatan, keberanian, dan ketangguhan perempuan dalam menghadapi tantangan hidup.

Mereka nggak hanya menampilkan keterampilan tempur yang mengesankan, tetapi juga menunjukkan kecerdasan, empati, dan daya tahan yang luar biasa dalam menghadapi berbagai situasi yang mereka hadapi. Dan penilaian semacam ini nggak akan masuk pikiran penonton yang anti-tokoh utamanya perempuan. Kalian pasti sudah paham, ya. 

"Furies" juga berhasil dalam hal aksi dan ketegangan. Series ini dipenuhi dengan adegan-adegan kekerasan dan intrik yang menggigit. Baik itu pengejaran berisiko tinggi di jalanan Paris maupun konfrontasi tegang di klub malam yang kumuh. 

Namun demikian, "Furies" nggak luput dari kekurangan. Saking tangguhnya karakter-karakter perempuan yang tanpa ragu menjadi sorotan, karakter-karakter laki-laki kadang-kadang terasa kurang dikembangkan atau dianggap sebagai peran sekunder. Ngenes, ya. Eh. 

Berhubung aku cukup menikmatinya, meskipun nggak jadi series favorit, aku masih bisa kasih skor: 7/10. Selamat menonton, ya. 

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Athar Farha