Sering lupa, tidak fokus, dan sulit untuk berpikir adalah permasalahan-permasalahan yang sering kali kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Akar permasalahan tersebut adalah tentang bagaimana kita kurang bisa memaksimalkan potensi otak.
Padahal, kemampuan otak manusia itu sangat luar biasa. Jika kita kadang takjub dengan cara kerja komputer yang mampu mengolah banyak sekali data dengan sangat cepat, maka otak manusia sebenarnya memiliki potensi yang lebih dari itu.
Hal inilah yang kemudian dibahas dalam buku 'Power Memory,' yang ditulis oleh Kay White. Buku ini berisi 27 tips tentang bagaimana menjadikan otak kita lebih berdaya, yakni dengan meningkatkan kemampuan mengingat dan mengolah informasi.
Di awal pembahasan, penulis menjelaskan bahwa akar masalah dari sikap pelupa itu adalah kita yang menganggap sebuah informasi itu tidak penting.
Sebab, pada dasarnya, sikap lupa adalah mekanisme alami seorang manusia untuk menyaring sesuatu yang tidak bermanfaat.
Jika sedari awal, kita keliru dalam menjejalkan sebuah informasi ke dalam otak, maka hal itu akan berpengaruh dengan cara kita memproses informasi tersebut di masa yang akan datang.
Menurut penulis, pikiran kita adalah pembantu yang baik dan majikan yang buruk. Maka, arahkanlah ia mengingat sesuatu sebelum ia membuangnya ke tempat sampah.
Dengan konsep dasar ini, penulis kemudian membeberkan 27 tips untuk mengingat dan mengolah informasi.
Misalnya dengan melakukan asosiasi (pengelompokan), melibatkan alam bawah sadar, membuat peta pikiran, hingga jembatan keledai.
Namun yang perlu diingat, tips-tips yang dibahas dalam buku ini tidak bisa memberikan dampak yang instan. Semuanya butuh proses untuk bisa memberikan hasil yang diinginkan.
Dalam penerapannya pun, saya menjumpai ada beberapa poin yang rasanya masih sulit dimengerti karena sedikitnya penjelasan dari penulis.
Pembahasan dari tiap sub-bab nya terlalu singkat, sementara untuk buku yang seharusnya praktikal, pembaca tentu butuh petunjuk yang jelas dan gamblang.
Sementara itu, saya menjumpai beberapa pembahasan yang diulang-ulang sehingga terkesan bahwa materi yang disampaikan kurang efisien.
Padahal, secara konsep, buku ini sudah mengusung tema dan pembahasan yang sangat menarik. Namun tips-tips yang dijelaskan masih butuh penjelasan dan contoh yang lebih mudah dipahami.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Ulasan Buku Timeboxing: Atur Waktu di Era Digital Biar Hidup Nggak Chaos
-
Ironi Kasus Keracunan Massal: Ketika Petinggi Badan Gizi Nasional Bukan Ahlinya
-
Harga Buku Mahal, Literasi Kian Tertinggal: Alasan Pajak Buku Perlu Subsidi
-
Public Speaking yang Gagal, Blunder yang Fatal: Menyoal Lidah Para Pejabat
-
Headline, Hoaks, dan Pengalihan Isu: Potret Demokrasi tanpa Literasi
Artikel Terkait
-
Buku "Meningkatkan Daya Ingat Anda," Latih dan Asah Kemampuan Mengingat
-
Ulasan Buku Nak, Belajarlah soal Uang: Panduan Menyenangkan untuk Mengelola Keuangan
-
Menjadi Orang Biasa dan Tetap Bahagia dari Buku 'The Art of Being Mediocre'
-
Mudik Balik Aman dan Nyaman dengan Motor, Ini Panduan Lengkap
-
Ulasan Buku Gurindam Kekinian Karya Ibnu Wahyudi: Berisikan Banyak Kebijaksanaan
Ulasan
-
Review Film The Ghost Game: Ketika Konten Berubah Jadi Teror yang Mematikan
-
Review Film Pangku: Hadirkan Kejutan Hangat, Rapi, dan Tulus
-
Jarak dan Trauma: Pentingnya Komunikasi Efektif dalam Novel Critical Eleven
-
Perjuangan untuk Hak dan Kemanusiaan terhadap Budak dalam Novel Rasina
-
Ulasan Novel Larung, Perlawanan Anak Muda Mencari Arti Kebebasan Sejati
Terkini
-
Bukan soal Pajak! Purbaya Tegaskan Thrifting Tetap Ilegal di Indonesia
-
Cliquers, Bersiap! Ungu Guncang Yogyakarta Lewat Konser 'Waktu yang Dinanti'
-
Vidi Aldiano Menang Gugatan Nuansa Bening, Tuntutan Rp28,4 Miliar Gugur!
-
Bukan Cuma Kekeringan, Banjir Ekstrem Ternyata Sama Mematikannya untuk Padi
-
Rok Sekolah Ditegur Guru, Zaskia Adya Mecca Ungkap Rasanya Punya Anak Remaja