Saya baru saja membaca novel berjudul 1 Kos 3 Cinta 7 Keberuntungan, yang bercerita tentang kehidupan kaum urban yang tinggal di kosan super mewah di daerah Kuningan, Jakarta Selatan.
Para tokohnya, Aol, Rendy, Vika, dan Rakai tinggal di lantai 3 dan harus berurusan dengan penghuni kamar nomor 7 yang kerap berganti-ganti dan selalu mengundang masalah.
Novel garapan Astrid Tito yang diterbitkan pertama kali di tahun 2019 oleh penerbit Gramedia Pustaka Utama ini, terbagi menjadi tiga episode. Masing-masing episode akan berkisah tentang Malinda si gadis Skizofrenia, Renata sang pelakor, dan Bram, laki-laki kemayu yang dikejar-kejar debt collector.
Para tokoh utama dalam cerita, mau tak mau ikut terseret dan terlibat masalah yang dialami para penghuni kamar nomor 7. Padahal mereka sendiri sudah dipusingkan oleh segala persoalan pribadi, menyangkut urusan pekerjaan, cinta, keluarga, persahabatan, dan segala dinamikanya.
Konflik cerita sangat beragam, apalagi dengan adanya kisah cinta antara para penghuni kosan dan juga misteri angka 7 yang menyelubungi sang owner kosan mewah tersebut, Patty. Mulai dari kos-kosannya yang dinamai 7, 7 kamar di tiap lantai, harga sewa perbulan yang 7 juta, dan keberadaan 7 guci keramat di kamar nomor 7 yang selalu bermasalah.
Mungkinkah sang pemilik kosan yang lulusan luar negeri mempercayai hal-hal berbau klenik yang berkaitan dengan angka 7?
Novel ini menggunakan sudut pandang orang pertama dari masing-masing tokoh. Setiap perubahan PoV akan ditandai dengan nama para tokohnya, di setiap pergantian paragraf. Jadi, para pembaca tidak mungkin keliru untuk mengenali tokoh mana yang sedang berbicara. Apalagi terdapat perbedaan pada kata gantinya, yaitu: aku, saya, dan gue.
Sedikit kekurangan novel ini, karena banyaknya sudut pandang penceritaan tadi, sempat terjadi salah penggunaan kata ganti. Seperti pada contoh berikut:
*PoV Renata
Ibu saya sempat meminta nomor telepon pemilik apartemen (Hal. 119)
“Berputus asa, ibuku nggak pernah mencari Riegel lagi. Bersumpah tidak akan mencarinya lagi.” (Hal. 120)
“Pakde dan Bude tempat Rendy tinggal selama ini, hanyalah tetangga saya yang belum dikaruniai anak, dan rela menampung Rendy,” jawab Renata halus (Hal. 122)
*PoV Aol
Gue duduk di sebuah kursi panjang dari kayu. Memandang ke sekeliling.
Di depanku, tampak dua pilar setinggi lima meter nan kokoh menahan atap. (Hal. 260)
Di beberapa narasi terasa sangat out of the box, terutama di PoV Aol yang membuat ‘suara’ gadis ini lebih terdengar dari tokoh lain. Meskipun gaya bahasa Aol terkesan berlebihan, tapi justru kehadirannya mampu menghidupkan cerita. Berikut contoh narasi pada sudut penceritaan Aol:
Mungkin kecepatan move on gue melebihi kecepatan petir membelah langit kelabu. (Hal. 12)
Band Remedy, band yang punya groupies cewek-cewek yang teriakan histeria-nya mampu mengalahkan level desibel pesawat tempur yang lagi latihan di Bandara Halim. (Hal. 12)
Ke mana sih dia? Kenapa dia menghilang bagaikan kawanan dinosaurus, setumpuk piringan hitam, bahkan serial TV si Unyil dan Pak Raden? Apakah dia ikut punah dan menghilang? Gagal tayang? Nggak kelihatan! Digerus zaman? (Hal. 55)
Hal yang saya sukai dari novel ini, selain keberanian penulis menggunakan banyak sudut pandang, juga karena penulis memasukkan banyak genre dalam ceritanya. Seperti genre komedi yang lumayan kental, terutama di PoV Aol. Lalu ditambah dengan romance dan misteri, serta religi tipis-tipis di beberapa halaman akhir.
Bagi saya, 1 Kos 3 Cinta 7 Keberuntungan merupakan novel yang mampu mengemas ceritanya dengan komplit, rumit, tapi sekaligus ciamik.
Baca Juga
-
Novel Turning Seventeen: Kehidupan Remaja yang Kompleks dan Penuh Rahasia
-
Ulasan Novel Jodoh di Tangan Aplikasi, Mengejar Jodoh Sampai ke Aplikasi
-
Surat-Surat yang Mengubah Hidup dalam Novel Dae-Ho's Delivery Service
-
Ulasan Novel Mangsa (Prey), Ancaman Kematian di Belantara Montana
-
Novel Kenangan Kematian (Sparkling Cyanide), Misteri Dua Pembunuhan Beracun
Artikel Terkait
-
Review Novel Secret High School: Sindikat Perdagangan Organ di Sekolah
-
Ulasan Buku Silence: Refleksi Keimanan yang Teruji di Tengah Penganiayaan
-
Tak Cukup Hanya Bagikan Kopi Lokal Usai Dihujat Netizen, PA 212 Tuntut Zita Anjani Minta Maaf Ke Umat Islam
-
Solusi Biar Lebih Satset Eksekusi Target Tahunan dari Buku The 12 Week Year
-
Umay Shahab Luncurkan Buku 'Perayaan Mati Rasa', Prapesan Mulai 8 Mei 2024
Ulasan
-
Ulasan Novel Jogja Jelang Senja: Berbeda dalam Doa, Menang dengan Keyakinan
-
Novel Behind Closed Doors: Sandiwara Mengerikan dalam Kehidupan Pernikahan
-
Novel Turning Seventeen: Kehidupan Remaja yang Kompleks dan Penuh Rahasia
-
Ulasan Buku Timeboxing: Atur Waktu di Era Digital Biar Hidup Nggak Chaos
-
Rumah Rindu: Saat Hati Perempuan Menjadi Medan Pertarungan Moral
Terkini
-
Tak Hanya Season 3, Anime The Apothecary Diaries Siap Rilis Film Orisinal
-
6 Outfit Girly Minimalis Kapook Ploynira yang Super Stylish untuk Kencan
-
Meme Bahlil Dilaporkan, Warganet: Siap-Siap Satu Indonesia Masuk Penjara
-
4 Lip Tint Transferproof Rp20 Ribuan, Tidak Luntur Meski Dipakai Seharian!
-
Prekuel Weapons Resmi Diproduksi, Siap Ungkap Asal-usul Aunt Gladys