Dae-Ho’s Delivery Service merupakan novel yang mengusung genre slice of life karya dari Pretty Angelia dan diterbitkan pertama kali oleh Grasindo pada tahun 2015.
Novel ini berkisah tentang Han Dae-Ho yang kabur ke Seoul dan memutuskan komunikasi dari keluarganya di Daegu, setelah mengetahui satu kenyataan pahit seusai pemakaman ibunya.
Hidup dalam keterbatasan selama dua bulan di Seoul dan hampir kehabisan uang, Dae-Ho mendapatkan pekerjaan sebagai pengantar surat. Bukan sekadar mengantar surat, tapi bosnya, Choi Hyun-Ki yang dipanggilnya Harabeoji (kakek), meminta Dae-Ho memastikan bahwa surat tersebut benar-benar dibaca oleh penerimanya.
Melalui surat-surat yang diantarkannya, Dae-Ho secara tidak langsung ia bersentuhan dengan kehidupan para penerima suratnya. Ia membacakan surat, membantu menyelesaikan masalah beberapa orang penerima suratnya, dan tanpa Dae-Ho sadari, ia mulai terlibat secara emosional dengan mereka.
Melalui surat-surat pula pada akhirnya Dae-Ho kembali ke masa lalunya yang selama ini berusaha ditutupnya rapat-rapat. Lalu siapkah Dae-Ho menghadapi terbukanya rahasia besar yang menantinya di salah satu surat yang ia antarkan?
“Kau berhak, Dae-Ho. Firasat saya mengatakan surat ini ada tentangmu juga. Biar kau tahu apa yang terjadi di masa lalu. Setelah ini kau boleh pergi.”
Dae-Ho mendesah kuat. Meski ia ingin menampik kenyataan rahasia yang ada di depannya, namun ia penasaran juga. Ragu-ragu ia melangkahkan kakinya mendekati pintu. (Hal. 201)
Novel Dae-Ho’s Delivery Service bagi saya telah memberikan ide cerita yang unik dan segar: tokoh utama menjadi pengantar surat dan memastikan surat-surat tersebut dibaca klien/penerimanya. Tentulah ini bukan sebuah perkara mudah. Tak semua orang ingin suratnya dibaca orang lain, toh? Di sinilah kemudian segala kreativitas sang tokoh diuji.
Novel ini juga menggunakan format episodik, yaitu setiap kisah (episode) dari para penerima surat disajikan terpisah dan memiliki konflik dan alur tersendiri. Ini sedikit mirip dengan format cerita berbingkai.
Konflik cerita beragam mulai dari konflik eksternal yang dihadapi para penerima surat, seperti: mantan kekasih yang minta ATM-nya dikembalikan, anak kecil yang kehilangan anjingnya yang terkena rabies, gadis penderita alzheimer, dan sebagainya. Lalu ada pula konflik internal yang dialami Dae-Ho berkaitan dengan masa lalu dan kekecewaannya atas sebuah fakta, bahwa ia telah dibohongi orangtuanya selama belasan tahun mengenai sesuatu hal yang amat vital.
Surat-surat yang diterima klien Dae-Ho dengan latar belakang dan masalah-masalah yang beragam, membuat pembaca seperti saya tidak merasa bosan dengan jalan ceritanya, karena selalu ada hal baru yang dihadirkan. Kisah-kisahnya juga cukup emosional dan mengharukan, jadi mau tak mau membuat perasaan saya selaku pembaca ikut larut dan emosi ikut naik turun seiring dengan kisah demi kisah yang disajikan.
Menggunakan latar tempat di Korea, terlihat sekali jika penulis telah melakukan riset yang tak main-main. Deskripsi kota-kota di Korea lengkap dengan lanskap, atmosfer, karakteristik orang-orangnya, dan beragam transportasi dijabarkan dengan lengkap dan terasa otentik. Ditambah pula dengan sisipan bahasa Korea di sana-sini, yang semakin menguatkan kesan ‘Korea’ yang ingin dihadirkan.
Karakteristik para tokohnya cukup beragam. Seperti Dae-Ho, si pekerja keras, mandiri, kuat sekaligus rapuh dengan trauma masa lalu yang ia miliki. Choi Hyun-Ki, tokoh kakek yang misterius, tegas, tak ingin menyusahkan orang lain, menyimpan sakitnya diam-diam.
Lalu ada Hana, gadis blasteran Korea-Amerika yang memiliki kepedulian yang besar pada Dae-Ho, Cho-Hee, sang adik yang manja, Jung-Hwa, tokoh ayah yang penyayang dan melindungi keluarga, serta Mee-Yon, yang kuat dan memiliki kunci dari rahasia besar yang kelak diketahui Dae-Ho.
Secara keseluruhan novel Dae-Ho’s Delivery Service dan kisah-kisah di dalamnya memberikan pesan mendalam tentang arti keluarga, cinta, harapan, rahasia, penyesalan serta keberanian yang terkadang datang terlambat, dan betapa surat-surat yang diantarkan Dae-Ho telah mengubah hidup mereka, bahkan hidup Dae-Ho sendiri.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Sabtu Bersama Bapak: Novel yang Menggugah dan Penuh Perenungan
-
Novel Turning Seventeen: Kehidupan Remaja yang Kompleks dan Penuh Rahasia
-
Ulasan Novel Jodoh di Tangan Aplikasi, Mengejar Jodoh Sampai ke Aplikasi
-
Ulasan Novel Mangsa (Prey), Ancaman Kematian di Belantara Montana
-
Novel Kenangan Kematian (Sparkling Cyanide), Misteri Dua Pembunuhan Beracun
Artikel Terkait
-
"Mundur Kebangetan!" Sejarawan Geram Pemerintah Paksakan Narasi Tunggal G30S/PKI
-
Ulasan Novel Oregades: Pilihan Pembunuh Bayaran, Bertarung atau Mati
-
Usai Tuai Kritik, Polisi Klaim Profesional Kembalikan 39 Buku yang Disita dari Tersangka Demo
-
Paranoia Kekuasaan dalam Sastra: Ketika Narasi Kiri Menjadi Teror dan Tabu di Era Orde Baru
-
Ulasan Novel Take Me for Granted: Menemukan Rasa Bahagia di Antara Luka
Ulasan
-
Ulasan Buku Tidak Ada New York Hari Ini, Kumpulan Puisi Karya Aan Mansyur
-
Review Film Dopamin: Terlalu Nyata dan Getir
-
Setelah Suzume, Makoto Shinkai Bikin Pengumuman Mengejutkan Soal Proyek Film Selanjutnya
-
Mengurai Masalah Islam Kontemporer Lewat Buku Karya Tohir Bawazir
-
Ulasan Novel Beside You: Takdir sebagai Pemeran Pengganti
Terkini
-
4 Pelembab Witch Hazel Atasi Bruntusan dan Sebum pada Kulit Berminyak
-
Mau Beli iPad? Ini 7 Seri Paling Worth It Buat Kerja, Kuliah, dan Ngonten
-
Gaya Ngantor sampai Nongkrong, Intip 4 OOTD Versatile ala Kim Ji Hoon!
-
Sabrina Carpenter Bintangi dan Produksi Film Musikal Alice in Wonderland
-
Tunjuk Ivar Jenner Jadi Kapten, Indra Sjafri Pertimbangkan Banyak Hal?