"Monkey Man" ialah film aksi yang disutradarai Dev Patel dan sudah tayang di bioskop-bioskop Tanah Air sejak 29 Mei 2024. Patel, aktor Inggris keturunan India itu, selama ini fokus dalam dunia akting. Namun, menurut pengakuannya, Film The Raid buatan Indonesia dan Film John Wick, telah menginspirasi dirinya membuat film ini.
Maka dari itu, Dev Patel nggak cuma debut sutradara, tapi juga memerankan karakter utama, dan pengambilan gambar banyak diambil di Batam, Indonesia. Wow!
Nggak cuma menandai debutnya sebagai sutradara, dalam film ini, Dev Patel juga menulis skripnya bersama Paul Angunawela dan John Collee.
Nah, film Monkey Man mengikuti kisah sosok pemuda yang hampir di sepanjang film, penonton nggak diberi tahu nama aslinya siapa, terlepas dia pakai nama samaran, atau ada namanya tertulis di sinopsis yang beredar luas. Namun, sejauh diriku nonton, nama aslinya nggak tersebutkan.
Jadi, kisahnya tuh tentang pemuda yang bekerja di klub tarung bawah tanah. Setelah kematian tragis ibunya di tangan sekelompok pemimpin korup, dia merencanakan balas dendam terhadap mereka yang nggak hanya bertanggung jawab atas kematian ibunya, tapi juga mengeksploitasi orang-orang miskin dan lemah.
Review Film Monkey Man
Plot balas dendam semacam itu sudah terdengar klise, tapi Dev Patel cukup kreatif dengan memberikan sentuhan segar dengan memasukkan elemen ‘Legenda Hanoman’ dalam film sepanjang 2 jam, yang menambahkan kekayaan budaya tempat asal dirinya ke dalam film.
Kendatipun banyak yang beranggapan, kisah-kisah semacam itu nggak perlu ada, tapi bagiku, ‘karakternya’ tampak merepresentasikan ‘legenda Hanoman’ biarpun terlihat agak lebay.
Cerita yang disampaikan dengan baik ini menggambarkan perjalanan emosional dan fisiknya dalam menghadapi kekuatan besar yang korup. Penonton dibawa ke dalam dunia keras pertarungan bawah tanah yang penuh dengan ketegangan dan bahaya.
Setiap pertarungan di klub tarung bawah tanah, nggak cuma menunjukkan kekuatan fisik sang karakter utama, tapi juga tekad dan keberaniannya.
Bisa dibilang, Dev Patel berhasil menampilkan karakter yang kompleks dan multidimensional; seorang pejuang yang terluka, tapi gigih dalam misinya. Aktingnya yang penuh emosi dan ketegangan, membawa penonton merasakan setiap rasa sakit dan kemenangan yang dirasakan sang karakter utama.
Para bintang pendukungnya: Sharlto Copley (yang memerankan Tiger), lalu Pitobash (pemeran Alphonso) dan Sobhita Dhulipala (sebagai Sita), mereka memberikan penampilan yang solid. Termasuk deretan bintang-bintang pendukung lainnya.
"Monkey Man" punya koreografi aksi pertarungan yang kece banget. Bayangkan saja, koreografi silat, judo, karate, dan taekwondo, menjadi satu kesatuan yang dinamis. Setiap adegan pertarungan dirancang sebagus itu, yang mana, itu membuatnya nggak hanya menarik secara visual, tapi juga autentik.
Pertarungannya juga disajikan dengan brutal dan penuh darah, jadi buat kamu yang nggak kuat melihat adegan yang bikin ngilu dan darah di sana-sini, mending pikir ulang buat nonton.
Begitulah, setiap pukulan, tendangan, dan gerakan terasa nyata dan penuh tenaga. Visualnya juga sangat memikat, berhasil menangkap kekacauan dan keindahan lingkungan sekitarnya dengan apik.
Mungkin yang agak kurang ngena tuh, terkait Dev Patel yang tampaknya nggak menyisihkan sedikit konflik, sehingga film sepanjang dua jam ini jadi kayak sesak konflik.
Ya, sepanjang film ada konflik agama, konflik kekuasaan, kekerasan seksual hingga balas dendam. Itu konflik dan tema yang nggak bisa dibilang sepele, lebih-lebih untuk film sepanjang dua jam jadinya sangat padat.
Kita bisa merasakan keseruannya, tapi emosi yang memengaruhi batin penonton tampaknya jadi agak kurang. Belum lagi di bagian kedua film menuju akhir, itu seperti film yang biarpun seru tapi kesannya dibikin panjang, alias bisa dihapus adegan-adegan yang kurang perlu. Berkurangnya durasi asalkan filmnya bagus itu nggak masalah, lho.
Okelah, "Monkey Man" bagiku jadi debut penyutradaraan yang mengesankan dari Dev Patel, yang menunjukkan bakatnya nggak hanya sebagai aktor, tapi juga sebagai sutradara dan penulis naskah. Dengan tema yang berat dan aksi yang mantap, "Monkey Man" berhasil memberikan pengalaman sinematik yang kece.
Nah, skor dariku: 7,5/10. Buatmu yang suka film aksi dan thriller, "Monkey Man" adalah jawabnya. Jangan lupa nonton ya, mumpung masih tayang di bioskop-bioskop kesayangan.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Review Film Ballerina: Spin-off John Wick yang Kurang Nampol?
-
Konflik Agraria yang Menggetarkan dalam Film Seribu Bayang Purnama
-
Review Film Black Box Diaries: Catatan Kelam yang Menguak Pelecehan Seksual
-
Review Film Tornado: Perjalanan Visual dan Cerita yang Mengalir Lambat
-
Review Film Fear Street - Prom Queen: Pembantaian Malam Pesta yang Melempem
Artikel Terkait
-
Selamat! Film 'The Architecture of Love' Akhirnya Tembus 1 Juta Penonton
-
Produser dan Sutradara Film Vina Sebelum 7 Hari Akhirnya Akui Belum Kantongi Izin Linda, Apa Alasannya?
-
Review Film Temurun: Durasi Pelit, Ending Nggak Menggigit!
-
Sekuel Film Isn't It Romantic Telah Dikonfirmasi, Bakal Usung Genre Horor
-
4 Film dan Series Syifa Hadju Bareng Angga Yunanda, Bikin Baper!
Ulasan
-
Review Film Ballerina: Spin-off John Wick yang Kurang Nampol?
-
Ulasan Buku The Family Dynamic:Peran Orang Tua dalam Membentuk Anak Sukses
-
Rumah Makan Ekrik, Ayam Panas Sederhana yang Menyihir Lidah Warga Jambi
-
Ulasan Buku Brand Yourself: Tips Personal Branding untuk Memperluas Relasi
-
Bosan dengan KPop? &TEAM Coba Dobrak Batas di Lagu Rock "Go in Blind"
Terkini
-
Indonesia vs China: Saat Tim Haus Kemenangan Menjamu Tim Paling Mengenaskan
-
Vivo X Fold 5 Rilis Juli Mendatang, Diyakini Bakal Jadi HP Lipat Paling Ringan di Dunia
-
China Rencanakan Tampil Menyerang, Keuntungan Besar Justru Bakal Didapatkan Timnas Indonesia!
-
Indonesia Open 2025: Match Sengit, Jafar/Felisha Terhenti di Babak Kedua
-
Apple iPhone 17 Series Siap Meluncur September 2025, Intip Spek dan Prediksi Harganya