Selogis apapun cara berpikir seseorang, ada kalanya ia tetap bisa terjerat pada tindakan bodoh karena baper atau terbawa perasaan. Sebagaimana pengalaman Rosyiid Gede Prabowo yang pernah selamat dalam insiden kecelakaan, namun ia justru tetap terperangkap dalam mobilnya sendiri karena tiba-tiba 'lupa' cara melepaskan sabuk pengaman.
Ia yang didera perasaan cemas, panik, dan takut dalam satu waktu membuatnya dikuasai oleh perasaan negatifnya hingga membuatnya tidak mampu lagi berpikir.
Tentu peristiwa ini bisa terjadi pada setiap orang. Hal inilah yang kemudian dipaparkan oleh Rosyiid lewat buku berjudul 'Melogika Rasa.'
Sebagaimana judulnya, buku ini membahas bagaimana kita bisa pengarahkan perasaan yang kita miliki agar bisa bersinergi dengan pikiran sadar, alih-alih membiarkan diri kita dikendalikan oleh pikiran bawah sadar yang biasanya tidak berlogika.
Lewat kumpulan tulisan-tulisan pendek yang terdiri atas 4 bab, penulis membahas banyak hal terkait hal ini. Mulai dari membangun kesadaran, memberi harapan, pemulihan, serta menuju keseimbangan.
Dengan mengibaratkan perilaku manusia sebagaimana program komputer, terkadang kita menjumpai bug atau error dalam pemrograman tersebut. Error pada manusia biasanya berasal dari program yang kita install sejak kecil. Sebagaimana komputer, manusia juga perlu untuk mencari alternatif solusi bagi tiap error yang ada pada dirinya.
Melalui buku ini, penulis mencoba untuk membantu kita dalam mengenali hal-hal tersebut. Di antara hal penting yang saya garisbawahi adalah ungkapan tentang energy flows where attention goes.
Bahwa energi itu akan mengalir sesuai dengan arah perhatian kita tertuju. Kalau kita sering menaruh perhatian pada sesuatu yang negatif, tak heran energi kita akan ikut terkuras pada hal-hal negatif.
Selain itu, ada juga pembahasan mengenai teori six degrees of separation, yang digagas oleh Stanley Milgram, pakar psikologi sosial asal Amerika. Teori ini mengatakan bahwa setiap orang di dunia ini sebenarnya hanya terpisah jarak 6 orang satu sama lain. Saat kita mengagumi seorang tokoh, sebenarnya kita bisa mempersingkat jarak tersebut dengan terus menjalin koneksi.
Teori ini terlihat menarik karena bisa membangun harapan kita untuk semakin dekat dengan role model yang kita tuju. Sayangnya, belum ada penelitian lebih lanjut yang membahas hal ini.
Dan saya mendapati, penulis beberapa kali mengangkat contoh kasus yang terlihat seperti sebuah keajaiban, tanpa penjelasan yang lebih mendalam. Tipe pembaca yang kritis dan berpikir logis mungkin akan sedikit tidak nyaman dengan hal-hal seperti ini.
Tapi secara umum, banyak hal menarik yang dipaparkan oleh penulis. Terlebih, cara penulis mengemas narasinya mirip teman yang mengajak kita ngobrol santai.
Bagi kamu yang menyukai gagasan tentang law of attraction, quantum ikhlas, dan hal-hal sejenisnya, sepertinya kamu akan menyukai buku ini juga. Selamat membaca!
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Ulasan Buku Timeboxing: Atur Waktu di Era Digital Biar Hidup Nggak Chaos
-
Ironi Kasus Keracunan Massal: Ketika Petinggi Badan Gizi Nasional Bukan Ahlinya
-
Harga Buku Mahal, Literasi Kian Tertinggal: Alasan Pajak Buku Perlu Subsidi
-
Public Speaking yang Gagal, Blunder yang Fatal: Menyoal Lidah Para Pejabat
-
Headline, Hoaks, dan Pengalihan Isu: Potret Demokrasi tanpa Literasi
Artikel Terkait
-
Baca Buku Bikin Hidup Bahagia? 5 Alasan Ini Wajib Kamu Tahu!
-
Ulasan Buku 'Growing Pains', Kisah Inspiratif untuk Menerima Rasa Luka
-
Menuju Kesejahteraan Finansial, Ulasan Buku "Benahi Cara Hidup"
-
Kisah Persahabatan Bebek dan Kematian dalam Novel Duck, Death and the Tulip
-
Punya Beragam Genre, Ini 5 Rekomendasi Buku dari Penulis Korea Selatan
Ulasan
-
Ulasan Novel My Darling Dreadful Thing, Cerita Horor di Rumah Tua Beckman
-
Review Film Maju Serem Mundur Horor: Sajian Tawa dan Horor dalam Satu Paket
-
Novel Stranger, Kisah Emosional Anak dan Ayah dari Dunia Kriminal
-
Reading Slump? 5 Rekomendasi Graphic Book ini Bisa Kembalikan Minat Bacamu
-
Potret Kekerasan Ibu-Anak dalam Novel 'Bunda, Aku Nggak Suka Dipukul'
Terkini
-
7 Rekomendasi Lipstik Lokal dengan Warna Intens untuk Bold Makeup Look
-
Timnas U-17 Dapat Lebih Banyak Dukungan Suporter daripada Senior, Kok Bisa?
-
10 Tahun 'Reply 1988': Ryu Jun Yeol Sempat Absen, Akhirnya Muncul di Acara Spesial
-
Dua Bulan Aman, Aura Kartu Kuning Justin Hubner Akhirnya Muncul Lagi!
-
Demi Mental Health Anak, Masayu Anastasia dan Lembu Kompak Meski Berpisah