Novel 7 Sayap Pendosa karya Jienara mengisahkan sebuah kejadian tragis di SMA Garuda Muda, dimana seorang siswi ditemukan tewas bersimbah darah di ruang kelas XI MIPA 1.
Kejadian ini menggerakkan tujuh siswa yang membentuk grup bernama 7 Sayap Pendosa: Ilham, Eja, Mahir, Fadli, Zidan, Harsa, dan Rayyan.
Mereka memiliki satu tujuan yang jelas: mengungkap kebusukan yang terjadi di sekolah mereka, terutama yang melibatkan Kepala Sekolah mereka yang dikenal dekat dengan berbagai skandal.
Dengan tekad yang kuat, mereka merencanakan untuk menjatuhkan Kepala Sekolah pada malam peringatan ulang tahun SMA Garuda Muda. Namun, rencana mereka terancam oleh ancaman misterius yang mengincar nyawa mereka satu per satu.
Pertemanan mereka juga diuji ketika akhirnya mereka diculik dan terjebak di tempat yang tidak dikenal, tanpa harapan untuk dapat melarikan diri.
7 Sayap Pendosa bukan hanya sekadar cerita tentang misteri di sekolah, tetapi juga menghadirkan banyak plot twist yang mengejutkan pembaca sejak awal cerita.
Gaya bahasa Jienara yang mengalir dan memikat menjaga ketegangan cerita tetap terjaga, membuat pembaca sulit untuk melepaskan buku ini.
Karakter-karakter dalam novel ini dirancang dengan baik, masing-masing dengan motivasi dan latar belakang yang mendalam.
Meskipun begitu, novel ini tidak sempurna. Beberapa kesalahan cetak dan variasi ukuran font yang tidak konsisten dapat mengganggu beberapa pembaca. Namun, kekurangan ini tidak mengurangi kekuatan cerita yang ditawarkan oleh 7 Sayap Pendosa .
Secara keseluruhan, novel ini sangat direkomendasikan bagi mereka yang menyukai cerita misteri yang penuh dengan intrik dan karakter-karakter yang kompleks. Jienara berhasil menciptakan sebuah karya yang menghibur dan membuat pembaca terus terpikat hingga halaman terakhir.
7 Sayap Pendosa adalah sebuah novel yang berhasil menarik perhatian saya sejak awal dengan plot yang menegangkan dan karakter-karakter yang kuat. Saya menikmati setiap momen kejutan dan penuh intrik yang disuguhkan oleh Jienara.
Meskipun ada beberapa kekurangan teknis, pengalaman membaca saya tetap sangat memuaskan dan saya yakin banyak pembaca lain yang akan merasakan hal yang sama.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Ulasan Novel Komedi Kang Ojol: The Last Stop, Lika-Liku Hidup Sopir Ojol
-
Ulasan Novel Hi Serana Adreena, Perjuangan Anak Pertama yang Penuh Air Mata
-
Ulasan Novel Pelangi Waktu Malam, Kisah Luka dan Cinta yang Terlambat
-
Romansa Musim Dingin dalam Novel Cruel Winter with You
-
Ulasan Novel Blinded, Perjalanan Penyembuhan Diri dari Eksploitasi
Artikel Terkait
-
Kini Gugat Cerai, Ingat Lagi Momen Ruben Onsu Beri Hadiah Sekolah untuk Sarwendah
-
Geni Faruk Bongkar Sekolah Anak-Anak Gen Halilintar: Kepala Sekolahnya Abi-Umi, Gurunya ...
-
Menemukan Makna Hidup dalam Novel 'Awan-Awan di Atas Kepala Kita'
-
Ulasan Novel Senja di Alaska, Tantangan Emosional dalam Pernikahan Paksa
-
Ngaku Tak Pernah Upacara Hari Senin, Memangnya Anak Nikita Mirzani Sekolah di Mana?
Ulasan
-
Matahari Mata Hati: Mimpi yang Tumbuh dari Pesantren dan Persahabatan
-
Review Film Good Boy: Horor dari Sudut Pandang Seekor Anjing yang Setia
-
Menariknya Film Kang Solah from Kang Mak x Nenek Gayung, Sekuel yang Berani Ganti Sudut Pandang
-
Film Rest Area yang Terlalu Ambisius dan Lupa Caranya Memikat Penonton
-
Bukan Tentang Siapa yang Selamat, Memahami Lebih Dalam Film Tukar Takdir
Terkini
-
Bukan Skincare Biasa! Brand Lokal Rilis Serum dari Rambutan dan Alga Hijau
-
Filosofi MBG: Kunci MAN 1 Sukabumi ke Grand Final AXIS Nation Cup 2025
-
Runway Virtual: 3 Game Fashion Show untuk Para Fashionista di Roblox
-
Lagu Timur Lagi Ngehits! Tren Musik yang Bikin Anak Muda Ikut Bergoyang
-
Makan Enak Sekarang, Pendek Umur Kemudian? Bahaya Makanan Ultra Proses Terungkap!