Ketika kita melakukan evaluasi terhadap kehidupan yang kita jalani, tentu akan ada hal-hal kurang ideal yang seringkali masih kita temukan. Hal itu sejalan dengan hakikat kehidupan yang tidak akan mencapai kesempurnaan mutlak.
Meskipun begitu, sebagai manusia kita tentu tetap berupaya untuk melakukan perbaikan. Tapi terkadang, yang ada di benak banyak orang mengenai perbaikan ini seringkali identik dengan perubahan revolusioner yang menuntut usaha yang besar dan menguras banyak waktu.
Hal tersebut kemudian dibantah oleh Prof. Richard Wiseman dalam buku berjudul '59 Detik: yang Membuat Anda Menjadi Lebih Kreatif, Lebih Meyakinkan, Lebih Menarik, dan Lebih Bahagia'.
Sebagaimana judulnya, buku ini memuat beragam cara mengenai bagaimana kita bisa melakukan perbaikan dalam waktu kurang dari satu menit.
Lewat beragam riset, penelitian, dan studi kasus yang dilakukan oleh Prof. Wiseman, pembaca akan menemukan tips-tips instan seputar pengembangan diri dalam berbagai bidang kehidupan. Mulai dari bagaimana meraih kebahagiaan, kreativitas, menjalin hubungan, pengambilan keputusan, hingga pengasuhan anak.
Melihat dari kompleksitas bab yang dibahas, saya cukup kagum dengan dedikasi penulis dalam merumuskan teori-teori pengembangan diri yang mencakup banyak hal ini.
Terlebih, materi yang dibahas dalam buku ini tidak sekedar kata-kata motivasi yang hanya mengandalkan kalimat-kalimat persuasi, tapi benar-benar disertai dengan studi ilmiah yang digarap serius.
Beberapa hal yang berkesan bagi saya adalah nasihat Prof. Wiseman, bahwa ketika kita ingin "membeli" kebahagiaan, alih-alih membeli barang, belilah pengalaman.
Menghadirkan pengalaman menyenangkan yang akan selalu kita kenang seumur hidup tentu akan mendatangkan kebahagiaan yang awet ketimbang hanya membeli barang-barang branded yang nantinya akan usang atau rusak.
Selain itu, ada juga penelitian yang membahas tentang keampuhan "berpura-pura" bahagia agar kita menjadi benar-benar bahagia. Yang pada intinya, bersikap "fake it until you make it" itu memang benar-benar berpengaruh untuk mendatangkan perubahan dalam hidup.
Selain dua hal di atas, masih banyak insight, fakta unik, dan trivia lain dalam buku ini yang mampu membuka wawasan pembaca mengenai cara-cara sederhana untuk mengubah hidup jadi lebih baik.
Hanya saja, pembaca harus benar-benar tekun untuk membaca buku ini. Jumlah halaman yang lumayan tebal, pembahasan yang kompleks, dan banyaknya hal-hal ilmiah dalam buku ini tentu menuntut kesabaran dari pembaca untuk terus menyimak.
Tapi hal itu terbayar dengan banyaknya wawasan yang bisa kita ambil dari buku 59 Detik ini. Bagi kamu yang ingin memperbaiki banyak aspek kehidupan lewat 1 judul buku saja, saya pikir buku ini bisa menjadi bacaan yang menghimpun banyak hal yang kamu butuhkan!
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Ulasan Buku This is How You Heal, Kumpulan Esai untuk Pulih dari Kesedihan
-
Ulasan Buku El Nino La Nina Rumah Tangga: Bahas Pernikahan dengan POV Realistis!
-
Ulasan Buku Timeboxing: Atur Waktu di Era Digital Biar Hidup Nggak Chaos
-
Ironi Kasus Keracunan Massal: Ketika Petinggi Badan Gizi Nasional Bukan Ahlinya
-
Harga Buku Mahal, Literasi Kian Tertinggal: Alasan Pajak Buku Perlu Subsidi
Artikel Terkait
-
Semua Bisa Bahagia Menurut Mahdi Elmosawi
-
Bersih-bersih Bareng Komunitas Penjaga Laut, Puluhan Kilogram Sampah Diangkut dari Pantai Tanjung Pasir
-
Ulasan Buku 'Beginners', Menepis Keraguan dalam Belajar di Tahap Pemula
-
4 Perpustakaan yang Wajib Dikunjungi di Jakarta, Ada yang 27 Lantai!
-
Anak-anak Tahu Cara Hewan Mempertahankan Dirinya Lewat Buku Animal Defense
Ulasan
-
Review Film Sampai Titik Terakhirmu: Chemistry Arbani Yasiz dan Mawar de Jongh yang Penuh Emosi
-
Ulasan Drama Legend of the Female General: Merebut Kembali yang Seharusnya
-
Review Film Timur: Aksi Intens dan Cerita Emosional di Tanah Papua
-
Sinopsis dan Jadwal Tayang Kuyank, Horor Emosional dari Semesta Saranjana
-
Buku Kita dan Mereka, Menelusuri Akar Luka di Balik Identitas Manusia
Terkini
-
Menaklukkan atau Bertahan? Belajar Harmoni dengan Alam dari Cara Hidup Masyarakat Pesisir
-
Lewat TGIP, FIKOM Mercu Buana Buka Akses Kreatif untuk Generasi Muda
-
Tak Terlihat tapi Tajir: Siapa Sebenarnya Para Ghost Rich Indonesia?
-
Nelayan Banyuwangi dan Perjuangan Menjaga Laut dari Kerusakan
-
Balong Tumaritis, Kolam di Jawa Barat yang Airnya Tak Pernah Benar-Benar 'Diam'